Buku Cergam Luh Ayu Manik untuk Lestarikan Bahasa Bali
Komunitas pelestari bahasa Bali, Yayasan BASAbali, meluncurkan buku cerita bergambar dengan karakter Luh Ayu Manik yang berjudul “Luh Ayu Manik Mas, Pahlawan Lingkungan”. Peluncuran itu dilaksanakan di Bentara Budaya Bali, Gianyar, Sabtu (10/8/2019) malam.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
GIANYAR, KOMPAS — Komunitas pelestari bahasa Bali, Yayasan BASAbali, meluncurkan buku cerita bergambar dengan karakter Luh Ayu Manik yang berjudul Luh Ayu Manik Mas, Pahlawan Lingkungan. Peluncuran itu diadakan di Bentara Budaya Bali, Gianyar, Sabtu (10/8/2019) malam.
Komik berjudul Luh Ayu Manik Mas, Pahlawan Lingkungan merupakan bagian ketiga dari seri buku cerita berbahasa Bali tentang pahlawan super Luh Ayu Manik Mas. Cerita ini diterbitkan dengan tujuan melestarikan bahasa Bali sebagai bahasa ibu di Bali dan menumbuhkan budaya literasi, terutama bagi generasi muda.
Yayasan BASAbali menerbitkan seri buku cerita bergambar (cergam) dengan tokoh Luh Ayu Manik, remaja putri Bali yang menjadi pahlawan super (prawireng putri) bernama Luh Ayu Manik Mas, dengan dukungan The Asia Foundation melalui program ”Let’s Read”.
Dua judul komik serial Luh Ayu Manik lainnya adalah Luh Ayu Manik Mas, Tresna Ring Alas yang ceritanya ditulis I Made Sugianto dan Luh Ayu Manik Mas, Ngae Perpustakaan Keliling yang ceritanya ditulis Ni Made Ari Dwijayanthi.
Adapun cerita dalam buku berjudul Luh Ayu Manik Mas, Pahlawan Lingkungan ditulis I Putu Supartika, jurnalis dan penulis yang memperoleh Hadiah Sastra Rancage 2017. Ilustrasi dan tata letak dari ketiga buku komik tersebut dikerjakan Agus ”Gus Dark” Arya Mahendra. Ketiga buku cergam seri Luh Ayu Manik itu dicetak dengan menggunakan tiga bahasa, yakni bahasa Bali, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
Peluncuran buku cergam Luh Ayu Manik Mas, Pahlawan Lingkungan di Bentara Budaya Bali disemarakkan dengan pentas grup musik akustik Arunika Band yang membawakan nyanyian berbahasa Bali. Selain itu, tampil pula I Gede Putra Ariawan, peraih Hadiah Sastra Rancage 2015, yang membacakan cerita dalam buku Luh Ayu Manik Mas, Pahlawan Lingkungan.
Ketua Yayasan BASAbali I Wayan Suardiana mengatakan, Yayasan BASAbali merupakan kumpulan dari orang-orang dari berbagai latar belakang berbeda yang peduli pada keberadaan bahasa Bali. Yayasan ini berupaya melestarikan dan sekaligus mengembangkan bahasa Bali.
Yayasan BASAbali melalui BASAbali Wiki membuat dan mengembangkan kamus digital bahasa Bali-Inggris dan Bali-Indonesia serta perpustakaan digital. Mereka melengkapi fitur perpustakaan digital, antara lain, dengan biografi, perpustakaan lontar, cerita dan buku terjemahan, serta permainan.
”Yayasan BASAbali merupakan yayasan nirlaba yang dibentuk sejumlah orang dari berbagai kalangan, mulai dari ahli bahasa Bali, antropolog, dosen, mahasiswa, guru, bahkan seniman,” kata Suardiana dalam malam peluncuran komik berbahasa Bali berjudul Luh Ayu Manik Mas, Pahlawan Lingkungan di Bentara Budaya Bali, Sabtu.
Yayasan BASAbali merupakan yayasan nirlaba yang dibentuk sejumlah orang dari berbagai kalangan, mulai dari ahli bahasa Bali, antropolog, dosen, mahasiswa, guru, bahkan seniman.
Konservasi
Buku cergam pertama dari serial Luh Ayu Manik, yakni Luh Ayu Manik Mas, Tresna Ring Alas (Menyayangi Hutan), diluncurkan di Sekolah Menengah Pertama Dwijendra, Kota Denpasar, 4 Mei. Buku kedua yang berjudul Luh Ayu Manik Mas, Ngae Perpustakaan Keliling (Membuat Perpustakaan Keliling) diluncurkan pada 20 Juni.
Adapun peluncuran buku ketiga yang berjudul Luh Ayu Manik Mas, Pahlawan Lingkungan dilakukan di Bentara Budaya Bali bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional yang diperingati tiap 10 Agustus.
Suardiana menyatakan, peluncuran buku cergam itu dilangsungkan bertepatan dengan peringatan Hari Konservasi Alam Nasional pada Sabtu (10/8/2019) karena tema cerita Luh Ayu Manik Mas, Pahlawan Lingkungan bersesuaian dengan prinsip Hari Konservasi Alam Nasional.
Ia menambahkan, penulisan cerita ke dalam tiga bahasa, yakni bahasa Bali, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris, bertujuan agar buku dibaca khalayak yang luas, termasuk dari kalangan internasional. Buku cergam tersebut juga dihadirkan dalam bentuk digital.
Dalam buku cergam berjudul Luh Ayu Manik Mas, Pahlawan Lingkungan, dikisahkan Luh Ayu Manik yang berubah menjadi Luh Ayu Manik Mas memerangi raksasa plastik yang menakuti warga. Raksasa plastik itu muncul dari sungai yang dipenuhi sampah, termasuk sampah plastik. Sebelum hancur di tangan Luh Ayu Manik Mas, raksasa plastik itu menyerukan agar manusia tidak mencemari sungai dan membuang sampah sembarangan.
Musisi sekaligus pegiat lingkungan dan praktisi permakultur Gede Robi Supriyanto, atau akrab disapa Robi Navicula, menilai, penerbitan buku cergam dengan naskah berbahasa Bali yang dikerjakan Yayasan BASAbali itu merupakan langkah menjaga bahasa daerah atau bahasa ibu agar tetap hidup dan lestari.
Robi Navicula menambahkan, ide cerita dalam buku cergam itu juga kontekstual, yakni mengangkat isu lingkungan, terutama masalah sampah plastik.