Kabut Asap Kian Tebal, Sekolah di Palangkaraya Diliburkan
Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Palangkaraya, Kalimantan Tengah diliburkan karena kabut asap semakin pekat. Selama enam hari belakangan, udara di Kota Palangkaraya selalu dalam kategori berbahaya.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Palangkaraya, Kalimantan Tengah diliburkan karena kabut asap semakin pekat. Selama enam hari belakangan, udara di Kota Palangkaraya selalu dalam kategori berbahaya.
Pantauan Kompas, sejak Minggu (11/8/2019) pagi hingga Senin (12/8/2019) kabut asap semakin pekat. Kabut asap tersebut merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan yang tak terkendali.
Titik api mengelilingi Kota Palangkaraya. Di bagian selatan kota Jalan Mahir-Mahar dan wilayah Sabaru selalu terbakar meski dipadamkan dua minggu belakangan.
Di bagian barat, Jalan Tjilik Riwut sepekan ini juga terbakar. Sedangkan di bagian utara dan timur, wilayah Pahandut dan perbatasan dengan Pulang Pisau juga sudah terbakar selama hampir sebulan belakangan.
Sejak Minggu hingga Senin petang, kabut asap bertahan. Pada Senin siang, kabut asap belum terlalu terlihat. Namun, begitu memasuki pukul 15.00 wib hingga petang hari kabut asap semakin pekat hingga udara terlihat menguning.
Hal tersebut menjadi alasan utama Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya Sahdin Hasan untuk meliburkan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kota Palangkaraya. Libur sekolah hanya dilakukan pada Senin, namun tidak menutup kemungkinan hari-hari berikutnya juga diliburkan melihat kondisi kabut asap.
“Mereka yang terlanjur datang ke sekolah bisa kembali dan belajar di rumah,” ujar Sahdin.
Sahdin menambahkan, ia juga meminta kepala sekolah untuk memperhatikan kondisi dan situasi di sekolahnya masing-masing. “Kalau memang semakin parah maka tidak menutup kemungkinan akan diliburkan sampai ada kepastian kondisi membaik,” jelasnya.
Mereka yang terlanjur datang ke sekolah bisa kembali dan belajar di rumah
Udara di Kota Palangkaraya dalam enam hari terakhir menujukkan kategori berbahaya dengan nilai partikulat (PM10) mencapai 495 mikorgram per meter kubik. Dari data Dinas Lingkungan Hidup, batas normal PM10 adalah 100 mikrogram per meter kubik atau kategori sedang.
“Kategorinya sudah berbahaya, Gubernur Kalteng juga sudah membuat himbauan kepada masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar,” ungkap Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Norliani.
Norliani mengungkapkan, saat ini pihaknya sudah membuka pelayanan Kamar Oksigen dengan fasilitas dua tempat tidur. Di dalamnya terdapat satu petugas kesehatan dan peralatan juga tabung oksigen.
“Ini dibuka untuk siapa saja, kamar oksigen ini juga ada di setiap puskesmas di Kota Palangkaraya,” ungkap Norlaini.
Puncak kemarau
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palangkaraya Anton Budiono dalam rapat koordinasi penanganan kebakaran hutan dan lahan mengungkapkan, puncak kemarau akan terjadi pada akhir Agustus hingga akhir September. Di mana perkiraan curah hujan hanya 20 hingga 150 milimeter saja.
Selain itu, Anton melanjutkan, akan terjadi hari tanpa hujan pada 31 hingga 60 hari ke depan di beberapa bagian Kalteng, seperti di Kota Palangkaraya, Barito Selatan, Seruyan, dan Katingan.
“Di laut jawa suhunya dingin sehingga penguapannya rendah, curah hujan kita, salah satunya dipengaruhi oleh suhu laut Jawa,” jelas Anton.
Mengantisipasi puncak kemarau, Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri mengungkapkan, pihaknya segera membahasi semua lahan baik yang terbakar maupun yang belum terbakar. Pembasahan akan dilakukan dengan menggunakan sumur bor yang sudah dibangun maupun yang akan dibangun.
“Status siaga juga akan diperpanjang, kalau didengar dari rapat tadi sampai akhir Oktober hujan masih sedikit, jadi pasti nanti diperpanjang,” ungkap Fahrizal.
Fahrizal mengungkapkan, pada tanggal 14 Agustus nanti, pihaknya akan mengerahkan sedikitnya 1.000 ASN untuk memadamkan api. Selain memadamkan, mereka juga akan melakukan solat dan berdoa bersama untuk meminta hujan.