Sebagian Besar Jalur Jalan Tol di Yogyakarta Dibangun Melayang
Trase Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo telah disepakati. Sebagian besar jalur jalan tol di wilayah DIY itu akan dibangun secara elevated atau melayang.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Rencana pembangunan dua jalan tol yang melewati Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo, terus bergulir. Pemerintah Daerah DIY menyebut, trase atau jalur kedua jalan tol itu telah disepakati. Menurut rencana, sebagian besar jalur jalan tol di wilayah DIY itu dibangun secara elevated atau melayang.
”Untuk dua jalan tol itu, sebagian besar jalurnya yang melewati DIY akan dibangun melayang,” kata Sekretaris Daerah DIY Gatot Saptadi saat ditemui di kompleks Kantor Gubernur DIY, Kota Yogyakarta, Senin (12/8/2019).
Untuk dua jalan tol itu, sebagian besar jalurnya yang melewati DIY akan dibangun melayang.
Seperti diberitakan, pemerintah berencana membangun sejumlah jalan tol yang melewati wilayah DIY, antara lain Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo. Tol Bawen-Yogyakarta akan menghubungkan Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan DIY, sementara Tol Yogyakarta-Solo bakal menghubungkan wilayah DIY dengan Kota Solo, Jawa Tengah.
Gatot memaparkan, trase Jalan Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo telah disepakati oleh berbagai pihak terkait. Berdasarkan hasil kesepakatan itu, sebagian besar jalur jalan tol yang melewati wilayah DIY akan dibangun dengan konstruksi melayang. Pilihan itu diambil untuk meminimalkan pembebasan lahan di DIY karena wilayah DIY yang relatif sempit dibandingkan provinsi lain.
Meski begitu, Gatot mengaku belum bisa menjelaskan berapa persentase jalur jalan tol yang dibangun melayang dan berapa yang tidak. Namun, dia meminta masyarakat yang lahannya akan dilewati trase Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo untuk tetap tenang. Apalagi, sampai sekarang, proses untuk pembebasan lahan belum dimulai.
Selain itu, Gatot meyakinkan, lahan-lahan yang akan dipakai untuk proyek pemerintah dipastikan mendapat ganti untung yang layak. ”Percayalah bahwa tanah-tanah yang digunakan untuk proyek pemerintah itu akan mendapatkan ganti untung,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, titik masuk tol Yogyakarta-Solo di wilayah DIY ada di daerah Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Dari wilayah itu, jalan tol tersebut direncanakan dibangun dengan melayang di atas jalur lingkar luar (ringroad) utara Yogyakarta ke arah barat.
Setelah itu, jalur Tol Yogyakarta-Solo akan bertemu dengan jalur Tol Bawen-Yogyakarta. Menurut rencana, sebagian jalur Tol Bawen-Yogyakarta juga akan dibangun secara melayang di atas kanal irigasi yang disebut Selokan Mataram.
Sultan menambahkan, berdasarkan pembicaraan yang telah dilakukan, Tol Bawen-Yogyakarta itu akan melewati wilayah Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Oleh karena itu, nantinya wilayah Solo-Yogyakarta-Borobudur akan terhubung dengan jalan tol.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sugiyartanto juga mengatakan, Tol Bawen-Yogyakarta kemungkinan akan melalui kawasan Borobudur. Dengan begitu, pembangunan jalan tol tersebut diharapkan ikut mendukung aktivitas pariwisata di Candi Borobudur dan sekitarnya.
Selain itu, Sugiyartanto juga mengakui, sebagian konstruksi Tol Bawen-Yogyakarta dan Yogyakarta-Solo tidak semua dibangun secara melayang. ”Tidak semua elevated. Kalau semua elevated, ya, mahal,” ujarnya.
Sugiyartanto menambahkan, proses lelang untuk pembangunan Tol Bawen-Yogyakarta dan Tol Yogyakarta-Solo ditargetkan bisa dilakukan pada akhir tahun ini. Apabila target tersebut bisa tercapai, pembangunan konstruksi kedua jalan tol itu diharapkan bisa dilakukan mulai tahun 2020.
”Kalau bisa lelang tahun ini, konstruksi akan dimulai awal tahun depan. Semoga dua-duanya (Tol Bawen-Yogyakarta dan Yogyakarta-Solo) bisa bareng,” ujar Sugiyartanto.