Titik Asap Masih Ditemukan di Kawasan Gunung Sumbing
Penyisiran di kawasan hutan Gunung Sumbing yang terbakar masih dilakukan tim gabungan. Hal ini dilakukan untuk memastikan api penyebab kebakaran telah padam.
Oleh
Deonisia Arlinta Graceca Dewi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyisiran di kawasan hutan Gunung Sumbing yang terbakar masih dilakukan tim gabungan. Hal ini dilakukan untuk memastikan api penyebab kebakaran telah padam.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menginformasikan terjadi kebakaran hutan di kawasan Gunung Sumbing, Kecamatan Sapuran, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (11/8/2019) sore. Kawasan yang terbakar berada pada petak 28 Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Kleseman, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wonosobo, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kedu Utara di Desa Banyumudal, Kecamatan Sapuran.
Untuk memastikan kebakaran yang terjadi tersebut telah padam, tim gabungan dengan 100 personel dari BPBD Kabupaten Wonosobo, Perhutani Kedu Utara, Polres Wonosobo, Kodim, dan sukarelawan Desa Banyumudal terus melakukan penyisiran. Pemantauan yang dilakukan hari ini, Senin (12/8/2019), dilakukan melalui teropong atau binokular.
Dari hasil pemantauan, masih ditemukan titik asap di Gunung Sumbing, wilayah Magelang. Petak 29-1 pada RPH terlihat ada tunggak kayu yang masih terbakar. Para petugas pun langsung melakukan pemadaman pada titik asap itu.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Agus Wibowo menuturkan, BPBD Kabupaten Temanggung telah melakukan rapat koordinasi gabungan bersama dandim, kapolsek, dan instansi terkait pada Senin ini.
”Salah satu poin rapat menginformasikan bahwa, berdasarkan pantauan, api belum sampai ke wilayah Temanggung. Mendukung pemadaman, BPBD Kabupaten Magelang mengirimkan empat personel untuk pendataan dan pemadaman,” katanya.
Data sementara yang dihimpun BNBD menunjukkan, api diketahui muncul sekitar pukul 16.50 waktu Indonesia barat pada Minggu (12/8/2019) dengan obyek yang terbakar meliputi ilalang, serasah, dan sejumlah tanaman rimba dari berbagai jenis yang berfungsi sebagai hutan lindung. Menurut pantauan petugas bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), api diperkirakan berpotensi meluas karena faktor angin kencang.
”Hingga saat ini belum diketahui luas hutan dan lahan yang terbakar. Jumlah kerugian juga belum bisa dipastikan mengingat pantauan sementara masih terkendala oleh kabut tebal dan minimnya sarana prasarana serta terbatasnya personel,” ucap Agus.