Pasukan khusus Australia akan mendapat perlengkapan dan pelatihan tempur mutakhir. Mereka juga akan mendapat latihan pengobatan dan penyelamatan. Pasukan khusus itu diharapkan selalu siap ditugaskan.
SYDNEY, SENIN —Australia memulai proyek Greyfin yang bertujuan memodernisasi pasukan khususnya. Proyek berbiaya 3 miliar dollar Australia atau hampir Rp 29 triliun itu direncanakan berlangsung hingga setidaknya 20 tahun.
”Ini akan menjadi bagian paling penting dari komitmen kita, komitmen tunggal terbesar untuk meningkatkan pasukan kita sejak Perang Dunia II,” kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison saat mengumumkan rencana itu di sela lawatan ke salah satu markas angkatan darat Australia di Sydney, Senin (12/8/2019).
Tahap awal proyek direncanakan berlangsung setidaknya empat tahun dengan biaya total 500 juta dollar Australia atau sekitar Rp 4,8 triliun.
”Sejumlah hal yang Anda lihat di sekitar saya hari ini adalah yang akan ditingkatkan dengan komitmen setengah juta dollar hingga empat tahun ke depan. Hingga 20 tahun ke depan, kita akan melihat teknologi maju yang sama sekali berbeda, inovasi dan penelitian yang ditingkatkan untuk memastikan kita memiliki yang terbaik bagi mereka yang menjalani tugas paling berbahaya,” kata Morrison di markas Holsworthy Army di Sydney.
Ia menyatakan, ancaman global terus berkembang. Anggaran itu akan memastikan pasukan khusus selalu mempunyai kemampuan terbaik sesuai standar mutakhir sehingga bisa mengatasi ancaman pada kepentingan Australia. ”Saya selalu menyatakan, menjaga keamanan Australia adalah prioritas pertama pemerintahan saya. Karena itu, kami memastikan prajurit pasukan khusus mempunyai peralatan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk menyukseskan operasi mereka,” tutur Morrison.
Selalu siaga
Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds mengatakan, proyek itu akan memastikan pasukan khusus tidak hanya mempunyai perlengkapan dan pelatihan tempur terbaik. Proyek itu juga untuk memberi pasukan khusus kemampuan penyelamatan dan pengobatan terbaik, komunikasi, serta dukungan yang dibutuhkan mereka untuk memastikan keamanan Australia.
”Pasukan kami saat ini lebih dari sebelumnya, harus senantiasa siaga dan bisa diterjunkan di mana pun di dunia, dengan pemberitahuan singkat, dan dalam keadaan tidak pasti,” kata Reynolds, sebagaimana diwartakan Sydney Morning Herald.
”Tahap pertama pendanaan memungkinkan pasukan khusus kami terhubung dengan kelompok intelijen, sains dan teknologi, dan inovasi untuk menelaah ancaman dan peluang masa depan. Untuk memastikan kita memberikan kemampuan yang mereka butuhkan di masa depan,” ujar Reynolds.
Dengan dana itu, pasukan khusus Australia akan mendapat baju antipeluru, persenjataan, serta peralatan panjat dan terjun payung mutakhir. Pelatihan sesuai potensi ancaman juga akan didanai dengan anggaran yang dikucurkan secara bertahap itu.
Belanja untuk pasukan khusus tersebut diumumkan tidak lama setelah Australia mengungkap rencana belanja pertahanannya. Hingga 10 tahun depan, Australia berencana menganggarkan hingga 200 miliar dollar Australia untuk belanja pertahanan. Dengan anggaran itu, Canberra berencana menambah 54 kapal perang, memutakhirkan angkatan darat, dan membangun angkatan udara generasi kelima.
Rencana itu sejurus dengan tujuan untuk lebih fokus di Indo-Pasifik, seperti disebutkan dalam Buku Putih Pertahanan Australia 2016. Australia tengah berusaha meningkatkan perannya di Pasifik, di mana China juga berusaha menaikkan pengaruhnya. ”Adalah kepentingan nasional Australia pada Indo-Pasifik yang merdeka dan berdaulat, tempat semua bangsa di dunia ini bisa saling berhubungan dengan bebas satu sama lain sesuai norma dan tatanan hukum internasional,” kata Morrison. (AFP/REUTERS)