Mahasiswa Diminta Jaga Pancasila dan Tolak Khilafah
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengajak mahasiswa menjaga Pancasila dan menolak khilafah. Khilafah mengancam keberagaman dan persatuan bangsa Indonesia.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengajak mahasiswa untuk menjaga Pancasila dan menolak khilafah. Khilafah mengancam keberagaman dan persatuan bangsa Indonesia.
Hal itu disampaikan Ryamizard Ryacudu saat memberikan kuliah umum mahasiswa baru Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan tema ”Bela Negara sebagai Penangkal Radikalisme di Kampus” di Solo, Jawa Tengah, Selasa (13/8/2019). Kegiatan ini diikuti 8.615 mahasiswa baru UNS angkatan 2019/2020.
Ryamizard mengatakan, khilafah bertentangan dengan ideologi Pancasila. Di dunia, khilafah telah ditolak oleh 21 negara, termasuk negara-negara di Timur Tengah, antara lain Mesir, Arab Saudi, dan Jordania. ”Jangan dengerin khilafah-khilafah tidak jelas itu. Itu pengkhianat bagi Pancasila, pengkhianat para pendiri bangsa,” katanya.
Menurut Ryamizard, khilafah menjadi ancaman nyata persatuan dan keragaman bangsa Indonesia. Kekayaan budaya Nusantara, misalnya wayang, juga terancam hilang.
”Indonesia rumah kita bersama sebagai anak bangsa. Apakah kita rela kalau ada sekelompok orang yang ingin mengubah Pancasila dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa tanpa keragaman atau negeri untuk satu golongan saja, rela tidak?” tanyanya yang dijawab ”tidak rela” oleh ribuan mahasiswa.
Khilafah bertentangan dengan ideologi Pancasila. Di dunia, khilafah telah ditolak oleh 21 negara, termasuk negara-negara di Timur Tengah.
Ryamizard mengatakan, Pancasila adalah perekat dan pemersatu bangsa Indonesia. Jika Pancasila dihancurkan, negara Indonesia dipastikan juga akan hancur. ”Karena itu, kita harus menjaga Pancasila,” ujarnya.
Ryamizard menambahkan, Pancasila digali dari kultur budaya bangsa Indonesia. Pancasila merupakan hasil kompromi yang sudah final antara kelompok Islam, nasionalis, dan kelompok kebangsaan. ”Pancasila adalah Indonesia itu sendiri, mengganti Pancasila berarti mengganti Indonesia,” katanya.
Menurut Ryamizard, salah satu ancaman yang nyata dan sangat membahayakan terhadap eksistensi keutuhan bangsa dan negara Indonesia adalah ancaman terorisme dan radikalisme. Karena itu, paham-paham radikal tidak boleh tumbuh, seperti khilafah. Pemerintah akan bertindak tegas terhadap orang-orang yang memperjuangkan khilafah. ”Sekarang masih toleran. Nanti macam-macam, ya, kita tangkapin saja orang-orang itu,” katanya.
Sekarang masih toleran. Nanti macam-macam, ya, kita tangkapin saja orang-orang itu.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNS Kuncoro Diharjo mengatakan, dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru UNS, mahasiswa baru dibekali nilai-nilai kebangsaan dan bela negara dengan mendatangkan narasumber tokoh nasional, di antaranya Menteri Pertahanan.
Ini untuk menangkal masuknya paham radikal di Kampus UNS. ”Dua hari fokus pada motivasi membawa nuansa kebangsaan, membangun kesatuan NKRI, dan juga meletakkan Pancasila sebagai dasar negara kita,” katanya.