Surabaya Great Expo 2019 Angkat Potensi Bordir dan Bunga Kering
Pemerintah Kota Surabaya kembali akan menggelar pameran industri kreatif, Surabaya Great Expo 2019, di Grand City Surabaya, Rabu-Minggu (14-18/8/2019). Pameran yang diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi Ke-726 Kota Surabaya dan HUT Ke-74 RI itu akan mengangkat potensi bordir dan bunga kering.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya kembali akan menggelar pameran industri kreatif, Surabaya Great Expo 2019, di Grand City Surabaya, Rabu-Minggu (14-18/8/2019). Pameran yang diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi Ke-726 Kota Surabaya dan HUT Ke-74 RI itu akan mengangkat potensi bordir dan bunga kering.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widiyati, Selasa (13/8/2019), di Surabaya, mengatakan, kerajinan bordir dan bunga kering merupakan salah satu industri kreatif yang cukup besar di Surabaya. Potensi dari kerajinan tersebut tidak kalah dibandingkan kerajinan lain, seperti batik.
Meski demikian, pelaku kerajinan bordir dan bunga kering masih terbatas jika dibandingkan pelaku kerajinan batik. Oleh sebab itu, melalui pameran kali ini, diharapkan semakin banyak pelaku industri yang menekuni kerajinan bordir dan batik agar bisa memaksimalkan potensi yang ada.
”Perajin bordir dan bunga kering akan memberikan pelatihan-pelatihan kepada pengunjung. Ini akan semakin memopulerkan kerajinan bordir dan bunga kering kepada masyarakat,” kata Wiwiek.
Ketua Dewan Kerajinan Daerah Kota Surabaya Nanis Chaerani berharap, kerajinan bordir dan bunga kering semakin diminati masyarakat. Pasar dari kerajinan ini cukup besar karena konsumen sering menggunakan kerajinan bordir dan bunga kering untuk mempercantik ruangan rumah. Bordir juga semakin diminati dalam industri mode.
Perajin bordir dan bunga kering akan memberikan pelatihan-pelatihan kepada pengunjung. Ini akan semakin memopulerkan kerajinan bordir dan bunga kering kepada masyarakat.
”Kami ingin perajin bordir dan bunga kering semakin dikenal masyarakat sehingga nantinya generasi-generasi muda ikut termotivasi untuk mengembangkan kerajinan ini,” ucapnya.
Perajin bunga kering, Safni Yeti, mengatakan, produk bunga kering dari Surabaya sangat diminati konsumen dari dalam dan luar negeri. Konsumen menilai hasil kerajinan tersebut sangat baik dan bisa bersaing dengan produk buatan daerah lain.
Bunga kering tersebut dijual Rp 10.000 hingga Rp 300.000, tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan pembuatannya. Bunga-bunga buatan tersebut biasanya bisa bertahan hingga dua tahun.
”Kerajinan bunga kering berkontribusi mengurangi timbunan sampah karena bahan baku seperti kelobot jagung, pelepah pisang, dan koran bekas biasanya merupakan barang yang sudah tidak terpakai,” tutur Safni.
Direktur Utama PT Debindo Mitra Tama Dadang M Kushendarman mengatakan, pameran ini diikuti oleh 184 peserta dari beberapa daerah di Indonesia. Ada 55 acara yang akan digelar selama pameran yang berlangsung selama lima hari ini, termasuk pelatihan bordir dan bunga kering. Perajin bordir dan bunga kering terbaik di Surabaya akan membagikan ilmu kepada pengunjung yang datang.
Panitia menargetkan ada sekitar 27.500 pengunjung yang hadir dengan target transaksi sekitar Rp 6,6 miliar. Target pengunjung dan nilai transaksi ini meningkat 10 persen dibandingkan capaian tahun lalu.