Bencana kekeringan akibat musim kemarau di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terus meluas. Dari lima kecamatan yang dilanda kekeringan, tiga kecamatan di daerah itu masuk kategori wilayah siaga darurat kekeringan. Ribuan warga di daerah itu krisis air bersih.
Oleh
Stefanus Ato
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bencana kekeringan akibat musim kemarau di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terus meluas. Dari lima kecamatan yang dilanda kekeringan, tiga kecamatan di daerah itu masuk kategori wilayah siaga darurat kekeringan. Ribuan warga di daerah itu krisis air bersih.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Adeng Hudaya mengatakan, lima kecataman yang terdampak kekeringan adalah Kecamatan Cibarusah, Bojongmangu, Serang Baru, Cikarang Selatan, dan Cikarang Pusat. Kekeringan itu menyebabkan sekitar 12.000 kepala keluarga (KK) krisis air bersih.
”Kekeringan terparah berada di Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, dan Bojongmanu. Cibarusah merupakan daerah terparah karena ada sekitar 5.000 warga yang kekurangan air bersih,” kata Adeng kepada Kompas, Rabu (14/8/2019), di Bekasi.
Sekretaris Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Saharudin, mengatakan, ada 3.000 warga yang kesulitan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebagian warga mengambil air dari Kali Cipamingkis yang berjarak sekitar 1 kilometer.
”Tidak semua warga mengambil air di kali, hanya yang dekat saja. Kalau yang jauh, mereka terpaksa membeli air dengan harga paling rendah Rp 200.000 per tandon,” katanya.
Tidak semua warga mengambil air di kali, hanya yang dekat saja. Kalau yang jauh, mereka terpaksa membeli air dengan harga paling rendah Rp 200.000 per tandon.
Bantuan air bersih
Adeng menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga, Pemerintah Kabupaten Bekasi sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi pada awal Juli 2019. PDAM akan menyediakan air bersih yang akan disalurkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sesuai kebutuhan warga.
”Hingga Agustus ini sudah 200.000 liter air yang disuplai BPBD ke warga. Kami juga dibantu dari Baznas (Badan Amal Zakat Nasional) dan beberapa pengembang. Baznas kurang lebih sudah menyalurkan 40 tangki air ke warga,” ujarnya.
Untuk jangka panjang, kata Adeng, pemerintah daerah akan membangun tujuh hidran umum di tiga desa di Kecamatan Cibarusah. Hidran itu akan terkoneksi langsung dengan pipa air bersih dari PDAM.
”Awal Juli 2019, pipanisasi PDAM sudah sampai ke Desa Ridogalih, Cibarusah. Wilayah Cibarusah jadi fokus karena dampak kekeringannya paling parah,” ujarnya.
Adeng menambahkan, pembangunan hidran umum ditargetkan selesai akhir tahun ini. Itu merupakan janji Bupati Bekasi Eka Supriatmaja saat berkunjung ke beberapa daerah terdampak kekeringan di Cibarusah awal Juli lalu.
Selain hidran, Pemerintah Kabupaten Bekasi juga akan membangun sumur bor bagi warga. Prioritasnya adalah daerah-daerah yang setiap tahun dilanda kekeringan.
”Untuk kebutuhan pertanian, nanti ada pembangunan embung. Semua ditargetkan selesai tahun ini. Embung itu nantinya baru bisa digunakan tahun depan karena embung itu mengandalkan air hujan,” katanya.