Festival of Light Tampilkan Warna-warni Sejarah Jakarta
Setelah sukses dengan pameran hologram sejarah Jakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta akan menampilkan Festival of Light di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, 15-25 Agustus 2019.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah sukses dengan pameran hologram sejarah Jakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta akan menampilkan Festival of Light di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, 15-25 Agustus 2019. Festival lampu warna-warni ini menghiasi sejumlah replika diorama koleksi Museum Sejarah Nasional.
Lampu warna-warni bersinar terang di salah satu taman di sisi selatan Monumen Nasional (Monas). Lampu ini menghiasi beragam diorama, antara lain berbentuk kapal dagang, Pangeran Jayakarta, dan mobil kepresidenan tempo dulu.
Masyarakat dapat menyaksikan festival ini pukul 18.30-22.00. Festival ini juga akan dimeriahkan pertunjukan disk jockey dan sinar laser yang diiringi musik.
Pertunjukan gratis itu terbagi dalam tiga sesi. Sesi 1 diselenggarakan pukul 18.30-18.55, sesi 2 pukul 20.00-20.25, dan sesi 3 pukul 21.00-21.25.
”Selain bagian dari kegiatan Monas Week 2019, festival lampu itu untuk memeriahkan kemerdekaan Indonesia. Ini juga untuk membawa kesan kekinian di kawasan Monas, sekaligus meningkatkan kunjungan wisata,” kata Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Soetanto Soehodho, di Monas, Jakarta, Rabu (14/8/2019) malam.
Soetanto melanjutkan, festival ini juga menjadi daya tarik bagi warga Jakarta dalam pemanfaatan taman kota. Ia mengharapkan taman kota bisa digunakan untuk melepas penat, ajang kumpul keluarga, dan swafoto.
Ide festival lampu ini bertolak dari antusiasme warga saat acara video mapping atau penggambaran visual sejarah Asian Games 2018 di Monas. Pemerintah berupaya mengulangi antusiasme itu untuk meningkatkan lagi jumlah kunjungan wisatawan.
Berdasarkan catatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, sebanyak 1,5 juta wisatawan domestik dan 10.000 wisatawan mancanegara berkunjung ke Monas pada Juni 2019. Sementara setiap akhir pekan, 80.000-90.000 wisatawan berkunjung ke Monas.
Kepala Unit Pengelola Kawasan Monas Mundjirin berharap, festival lampu yang pertama kali digelar di Monas ini dapat menginspirasi kemunculan kegiatan-kegiatan seni lainnya di Monas.
”Festival ini merupakan bentuk kegiatan seni yang atraktif untuk menarik minat warga kota maupun wisatawan. Juga menjadi inspirasi bagi kegiatan sejenis di taman kota lainnya,” kata Mundjirin.
Dalam Monas Week ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta akan menggelar acara serupa pada Desember 2019. Monas Week akan menampilkan penggambaran visual tiga dimensi.
Harapan warga
Meskipun belum dibuka untuk umum, warga yang tengah berada di Monas berkeliling melihat festival lampu ini. Mereka antusias mengabadikan lampu warna-warni dalam bentuk foto dan video. Banyak pengunjung yang juga berswafoto.
Trianto (32), warga Depok, mengapresiasi upaya pemerintah untuk memberikan hiburan bagi masyarakat. Ia berharap, festival seperti ini dapat berlanjut dan menghiasi taman di kota-kota lain.
”Taman-taman kurang dimanfaatkan untuk kegiatan seni seperti ini. Padahal, kalau dimanfaatkan sebagai ruang seni atau kreasi, akan menjadi lebih menarik,” ucap Trianto.