Paruh Tahun Ini CIMB Niaga Bukukan Laba Bersih Rp 1,98 Triliun
PT Bank CIMB Niaga Tbk membukukan laba bersih konsolidasi Rp 1,98 triliun pada semester I-2019. Laba tersebut tumbuh sebesar 11,8 persen secara tahunan.
Oleh
Hendriyo Widi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank CIMB Niaga Tbk membukukan laba bersih konsolidasi Rp 1,98 triliun pada semester I-2019. Laba tersebut tumbuh sebesar 11,8 persen secara tahunan.
Faktor utama penopang pertumbuhan laba itu adalah pendapatan bunga bersih (NII) dan penurunan biaya pencadangan. NII tumbuh 5,5 persen menjadi Rp 6,32 triliun, sedangkan biaya pencadangan turun 2 persen secara tahunan. CIMB Niaga menurunkan biaya pencadangan karena rasio pencadangan (LCC) CIMB Niaga berada dalam level aman, yaitu 101,2 persen.
”Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi, kami berhasil menurunkan biaya pencadangan sehingga mampu meningkatkan laba bersih sebesar 11,8 persen menjadi Rp 1,98 triliun,” kata Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi, kami berhasil menurunkan biaya pencadangan sehingga mampu meningkatkan laba bersih sebesar 11,8 persen menjadi Rp 1,98 triliun.
Pada paruh pertama tahun ini, pendapatan operasional CIMB Niaga tumbuh 5,7 persen. Total aset bank swasta nasional terbesar kedua itu tumbuh 4,5 persen menjadi Rp 271,86 triliun.
Kinerja kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) CIMB Niaga pun tumbuh positif. Kredit yang disalurkan sebesar Rp 190,5 triliun atau tumbuh 2,6 persen secara tahunan. Adapun total DPK yang dihimpun sebesar Rp 197,85 triliun. DPK itu masih didominasi dana murah yang sebesar 53,9 persen dari total DPK.
Kontribusi besar pertumbuhan kredit itu ditopang oleh kredit pemilikan rumah yang tumbuh 13,5 persen, kartu kredit (10 persen), dan kredit usaha kecil menengah (4,1 persen). Sementara kredit sektor korporasi tumbuh 2,1 persen.
”Kami akan terus mengedepankan prinsip kehati-hatian terkait pertumbuhan kredit. Hal itu sejalan dengan kondisi perekonomian saat ini dengan tetap memperhatikan kualitas aset sebagai prioritas utama,” kata Tigor.
Di segmen syariah, total pembiayaan CIMB Niaga Syariah sebesar Rp 27,96 triliun atau tumbuh 31,6 persen. Sementara total DPK yang dihimpun tumbuh 37,6 persen menjadi Rp 27,17 triliun.
Tigor mengemukakan, CIMB Niaga Syariah terus meningkatkan kontribusi untuk memajukan ekonomi syariah Indonesia. Salah satunya melalui penyediaan produk dan layanan pembayaran wakaf uang dan wakaf melalui uang secara digital.
”Layanan itu dapat diakses melalui kode cepat aplikasi Go Mobile, internet banking CIMB Clicks, dan aplikasi e-Salaam,” ujarnya.
Ke depan, lanjut Tigor, CIMB Niaga akan terus fokus memperbesar bisnis konsumer dan UKM, serta meningkatkan dana murah. CIMB Niaga juga akan memperkuat proposisi bisnis syariah dan penawaran produk syariah.