Kepemimpinan Muhaimin Iskandar Hampir Pasti Berlanjut
Seluruh pengurus pemilik hak suara dalam Muktamar PKB, 20-22 Agustus 2019, disebut, menginginkan Muhaimin Iskandar memimpin kembali PKB. Salah satunya karena di bawah kepemimpinan Muhaimin, suara PKB di pemilu terus meningkat.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Muhaimin Iskandar hampir pasti terpilih kembali menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB saat Muktamar PKB, 20-22 Agustus 2019, di Bali. Seluruh pengurus pemilik hak suara dalam muktamar disebut, menginginkan Muhaimin memimpin kembali PKB.
"Seluruh DPW (dewan pengurus wilayah) PKB telah memberikan mandat kepada Cak Imin (Muhaimin Iskandar). Muktamar tinggal mengukuhkan Cak Imin sebagai ketua umum," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan, di Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Jika betul Muhaimin dikukuhkan kembali dalam muktamar, dia akan menjabat Ketua Umum PKB selama lima tahun ke depan atau hingga 2024. Ini sekaligus akan menjadi periode ketiganya memimpin PKB. Dia pertama kali terpilih pada Muktamar PKB 2009. Kemudian terpilih kembali di Muktamar PKB 2014.
Menurut Daniel, keinginan pengurus agar Cak Imin memimpin kembali PKB karena dia dinilai berhasil memimpin PKB.
Salah satu indikator keberhasilan, naiknya suara PKB pada Pemilu 2014, dan kemudian meningkat kembali pada Pemilu 2019. Padahal pada Pemilu 2009, suara PKB anjlok dibandingkan perolehan suara pemilu sebelumnya sebagai akibat konflik di internal PKB.
Pada Pemilu 2009, raihan suara PKB sebesar 4,94 persen dari total suara atau turun sekitar 6 persen dari Pemilu 2004. Kemudian di Pemilu 2014, suara PKB naik menjadi 9,04 persen. Selanjutnya di Pemilu 2019, suara PKB naik menjadi 9,69 persen. Raihan suara ini menempatkan PKB di posisi keempat partai dengan raihan suara terbanyak setelah PDI-P, Partai Gerindra, dan Partai Golkar.
Ribuan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menghadiri Muktamar PKB 2014 di Hotel The Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (31/8/2014).
Melayani Ibu Pertiwi
Selain mengukuhkan kembali Cak Imin, Daniel mengatakan muktamar akan mengesahkan struktur dan kepengurusan baru Dewan Pengurus Pusat PKB.
Muktamar juga akan membahas program politik PKB dan rekomendasi PKB untuk pemerintah. Terkait hal itu, ada tiga agenda yang akan didalami selama muktamar, yakni pendidikan, ekonomi kerakyatan, dan kebudayaan.
Muktamar mengangkat tema "Melayani Ibu Pertiwi" karena menurut Daniel, PKB ingin semangat keagamaan menjadi energi untuk melayani rakyat, bukan untuk menyuburkan ekstremisme.
PKB sekaligus ingin menangkal ekstremisme itu dengan merancang program-program yang bisa mengentaskan kemiskinan. Sebab PKB melihat, kemiskinan menjadi pemicu menguatnya ekstremisme.
Selain itu, Muhaimin Iskandar saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, hari ini, mengatakan, dalam muktamar, akan dirumuskan pula strategi untuk membawa PKB lebih baik ke depan.
"Partai akan dibuat bervisi maju, baik manajemennya, peningkatan kualitas kepemimpinannya dan kaderisasi, digitalisasi, manajemen vote-getter, dan manajemen pemilih supaya tetap memilih PKB," katanya.
Tak hanya itu, dalam muktamar akan dirumuskan strategi agar raihan suara PKB terus meningkat di pemilu selanjutnya. Salah satu yang dipikirkan, bagaimana kader PKB yang menjabat di pemerintahan dan legislatif, bisa menunjukkan performa yang baik, sehingga PKB semakin dipercaya publik.
Munas alim ulama
Sebelum pelaksanaan muktamar, PKB akan mengumpulkan 1.000 kiai dari berbagai pelosok negeri dalam forum Munas Alim Ulama se-Indonesia.
Forum digelar pada 20 Agustus 2019, pukul 14.00-16.30 WITA, dan akan dihadiri oleh Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, Prof. Nadirsyah Hosen hingga da\'i kondang pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah.
Koordinator Munas Alim Ulama Saifullah Maksum mengatakan munas tersebut merupakan salah satu rangkaian muktamar. "Munas Alim Ulama se-Indonesia membahas masalah-masalah kebangsaan, baik politik demokrasi, budaya serta keagamaan." ujar Saifullah.
Saifullah menambahkan, dalam forum tersebut para kiai juga akan berdiskusi tentang bagaimana model dakwah Wali Songo di era sekarang.
"Para kiai juga akan membuat rekomendasi kepada pemerintah untuk terus memperkuat basis Islam yang moderat dan seruan keagamaan alim ulama yang akan disebut dengan Watsiqah (Piagam) Bali," urainya.
Melalui forum tersebut, akan muncul rekomendasi yang dapat menciptakan terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang damai di tengah ancaman radikalisme dan intoleransi.
Menurut Wasekjen PKB Ahmad Iman, Muktamar PKB sekaligus menjadi kesempatan silaturahmi para ulama, dan kesempatan ulama membahas agenda-agenda kebangsaan dan keagamaan.
"Biar bagaimana pun, PKB kan lahir dari rahim NU. Wajar kalau setiap agenda PKB dimeriahkan oleh ulama, dan yang dibahas masalah-masalah kebangsaan dan keumatan," tambahnya.