Bertambah pekatnya asap kiriman yang menyelimuti Kota Jambi mulai mengganggu aktivitas penerbangan. Masyarakat juga diimbau untuk menggunakan masker selagi beraktivitas di luar rumah.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS - Bertambah pekatnya asap kiriman yang menyelimuti Kota Jambi mulai mengganggu aktivitas penerbangan. Masyarakat juga diimbau untuk menggunakan masker selagi beraktivitas di luar rumah.
Kabut asap tampak pekat dan baunya menyengat sepanjang Jumat (16/8/2019). Sekitar pukul 10.00 WIB, pekatnya asap dari kebakaran lahan itu sempat mengakibatkan jarak pandang anjlok hanya 800 meter. Sebelumnya, jarak pandang sudah terus turun dari 10.000 meter menjadi 5.000 meter.
Rendahnya jarak pandang itu mengakibatkan pesawat GA 7114 dari Palembang menuju Jambi gagal mendarat. Pesawat akhirnya kembali ke Palembang. “Karena faktor kabut asap yang pekat, pilot memutuskan return to base, ke bandara di Palembang,” kata Mohamad Hendra Irawan, Excecutive General Manager Bandar Udara Sultan Thaha Jambi.
Menyikapi pekatnya asap, Wakil Wali Kota Jambi Maulana mengimbau pengelola sekolah mengurangi aktivitas belajar-mengajar di luar ruangan. Selanjutnya, upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI pada Sabtu (17/8) juga agar tidak perlu diwajibkan untuk diikuti bagi siswa kelas I dan II demi pertimbangan kesehatan siswa.
Jumat sore, pihaknya membagikan 1.000 masker kepada para pengguna jalan di Kota Jambi. Maulana mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan masker agar menghindari paparan langsung partikel abu ke saluran pernapasan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi Addi Setiadi menilai, pekatnya asap disebabkan abu kebakaran lahan dari arah tenggara memasuki wilayah Jambi.
Kebakaran lahan luas saat ini sedang terjadi di wilayah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. “Jarak pandang yang rendah ini diperkirakan akibat kabut asap yang terkirim dari arah tenggara,” kata Addi.