Lomba triatlon bertajuk Rhino X Triathlon kembali digelar untuk ketiga kalinya di kawasan Tanjung Lesung, Banten, pada 28-29 September 2019.
Oleh
AYU PRATIWI
·3 menit baca
PANDEGLANG, KOMPAS — Lomba triatlon bertajuk Rhino X Triathlon (dibaca: Rhino Cross Triathlon) kembali digelar untuk ketiga kalinya di kawasan Tanjung Lesung, Banten, pada 28-29 September 2019. Dengan semakin banyaknya komunitas yang tertarik pada olahraga ekstrem yang terdiri dari berenang, balap sepeda, dan lari itu, Banten berambisi untuk menjadi pelopor perhelatan kejuaraan triatlon di Indonesia.
”Kami ingin Banten menjadi pencetus pertama kegiatan triatlon di Indonesia sebab Banten memiliki alam yang menantang. Olahraga ini bisa menjadi daya tarik wisatawan. Kita sadari, semakin banyak komunitas bergelut di bidang olahraga,” tutur Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Banten Eneng Nurcahyati dalam jumpa pers di Tanjung Lesung Beach Hotel, Pandeglang, Banten, Jumat (16/8/2019).
Turut hadir dalam acara itu sebagai pembicara adalah Bupati Pandeglang Irna Narulita, Person in Charge Tanjung Lesung Kementerian Pariwisata Ida Irawati, Direktur Operasional Tanjung Lesung Kunto Wjoyo, dan Race Director Rhino X Triathlon Taufik Hidayat.
Lomba Rhino X Triathlon 2019 terdiri atas dua kategori. Pada kategori Bull, peserta akan melintasi 500 meter jalur renang, 10 kilometer jalur sepeda, dan 5 kilometer jalur lari. Untuk kategori Rhino, ada 1.000 meter jalur renang, 20 kilometer jalur sepeda, dan 10 kilometer jalur lari.
Taufik Hidayat mengatakan, pihaknya telah berupaya untuk menggelar lomba triatlon yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun ini, misalnya, tidak ada looping atau mengulangi lintasan yang sama sehingga peserta bisa selalu menikmati pemandangan baru.
Selain melintasi alam laut dan darat Tanjung Lesung, peserta juga bakal melintasi beberapa kampung terdekat dengan pemandangan khas setempat. ”Selain diperlukannya skills luar biasa untuk menaklukkan medan tersebut, tentunya itu sebuah pemandangan yang eksotis,” ujar Taufik.
Karakter medan yang dilintas meliputi permukaan pasir pantai, karang lepas, jalan setapak meliuk di antara pepohonan, kebun, ladang, sawah, jalan setapak perkampungan, hingga bukit. Untuk kategori Rhino, sebanyak 80 persen jalur datar atau flat dan 20 persen naik turun atau rolling.
Jumlah peserta tahun ini diperkirakan sekitar 200 orang. Jumlah itu diharapkan meningkat dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 175 peserta, dengan 20 peserta berasal dari mancanegara.
Pascabencana
Pandeglang merupakan salah satu kawasan terdampak cukup parah akibat bencana tsunami Selat Sunda yang terjadi pada akhir Desember 2018. Jumlah korban jiwa melebihi 200 orang. Sekitar 600 rumah dan 70 hotel rusak.
Eneng menyebutkan, selama lima bulan pertama setelah bencana, okupansi hotel di Tanjung Lesung secara keseluruhan menurun drastis menjadi 5 persen. Sebelum terjadi bencana, okupansi hotel berkisar 70-80 persen.
Geliat wisata mulai bangkit pada liburan Idul Fitri 2019. Selama sekitar 10 hari liburan itu, okupansi hotel meningkat mencapai 50 persen.
”Secara fisik, recovery kawasan Tanjung Lesung (pascabencana) hampir selesai atau sekitar 90 persen. Sudah saatnya kita bangkit kembali,” ujar Eneng.
Lomba Rhino X Triathlon merupakan bagian dari acara Festival Tanjung Lesung yang digelar pada 27-29 September 2019 dan menawarkan berbagai kegiatan berbasis budaya dan olahraga. Festival itu termasuk dalam 100 Calendar of Events 2019 atau 100 acara wisata terbaik Indonesia yang dikurasi oleh Kementerian Pariwisata.