Penanganan kebakaran lahan Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan semakin intensif. Helikopter bom air ditambah dan pembangunan sekat bakar dipercepat untuk menghindari meluasnya kebakaran.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Penanganan kebakaran lahan di Dusun V Samarasa, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, semakin diintensifkan. Helikopter bom air ditambah hingga sembilan unit dan pembangunan sekat bakar dipercepat untuk menghindari meluasnya kebakaran. Polisi pun sudah meminta keterangan dari sembilan saksi untuk menyelidiki penyebab kebakaran.
Komandan Pangkalan Udara Sri Mulyono Herlambang (SMH) Palembang Kolonel Penerbang Heri Sutrisno, Sabtu (17/8/2019), mengungkapkan, 5 helikopter ditebangkan dari Lanud SMH Palembang, 2 helikopter didatangkan dari Batam dan Riau, dan 2 lainnya milik PT Sinar Mas diterbangkan dari Bayung Lencir.
Heri mengatakan, saat ini penyiraman akan lebih optimal karena pengisian bahan bakar dapat dilakukan melalui Jambi. Dengan kebijakan ini, proses pemadaman dari udara akan lebih efektif.
Namun, di lapangan memang ada sejumlah kendala yang dihadapi, terutama keterbatasan air. Untuk itu, pihak perusahaan di sekitar lokasi kebakaran berupaya membuat kanal yang secara tidak langsung akan menghasilkan sumber air baru guna membantu pemadaman.
Heri menuturkan, jika dibandingkan dengan kebakaran di Muara Medak tahun lalu, kondisi saat ini jauh lebih berat karena kondisi angin yang sangat kencang sehingga api cepat sekali menyebar. ”Namun, dengan penambahan helikopter untuk bom air ini diharapkan api dapat segera dipadamkan,” ungkapnya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, perusahaan di sekitar lokasi kebakaran turut membantu proses pemadaman karena mereka tidak mau wilayah konsesinya ikut terbakar. ”Saat ini lokasi kebakaran hanya tinggal satu kilometer lagi dari konsesi PT Sinar Mas,” kata Herman.
Saat ini lokasi kebakaran hanya tinggal satu kilometer lagi dari konsesi PT Sinar Mas.
Mengenai dampak asap yang sampai ke wilayah Jambi, Herman mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jambi untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan ini. Beberapa warga yang juga tinggal di kawasan tersebut merupakan warga Jambi karena untuk bisa masuk ke wilayah yang terbakar dari darat hanya bisa dilalui dari wilayah Jambi.
Selain itu, Herman meminta agar kepolisian segera menyelidiki kasus ini. Berdasarkan laporan, kemungkinan masih ada ulah para mafia tanah yang juga ikut berperan. Karena dulu, kawasan hutan ini telantar sehingga banyak mafia yang mengambil keuntungan dari kondisi tersebut.
”Kemungkinan mafia tersebut belum puas karena itu perlu ada penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian,” katanya.
Kebakaran lahan yang terus berulang ini harus segera dihentikan. Itu karena biaya untuk melakukan operasi bom air tidak sedikit. Satu helikopter membutuhkan biaya sekitar Rp 200 juta per jam. Sekarang sudah menggunakan 10 helikopter. Tentu akan besar sekali biayanya,” ungkap Herman.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Firli Bahuri menuturkan, saat ini pihaknya sudah berdialog dengan warga setempat. Masyarakat setempat diminta untuk turut serta membantu memadamkan api tersebut.
Sembilan warga sudah dimintai keterangan mengenai kebakaran ini. Namun, pihaknya belum menetapkan tersangka dalam kasus kebakaran ini karena perlu penyelidikan lebih lanjut. ”Untuk dapat menetapkan tersangka, butuh alat bukti yang kuat,” ungkapnya.