Kepolisian Daerah Maluku menggelar upacara pengibaran Bendera Merah Putih di puncak Gunung Salahutu dan Teluk Ambon. Upacara itu sebagai ungkapan rasa cinta Tanah Air seutuhnya.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Kepolisian Daerah Maluku menggelar upacara pengibaran Bendera Merah Putih di puncak Gunung Salahutu dan Teluk Ambon. Upacara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia itu sebagai ungkapan rasa cinta Tanah Air seutuhnya. Mencintai Indonesia berarti mencintai daratnya, gunungnya, hutannya, lautnya, dan langitnya.
Upacara di dua tempat yang terpisah tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Royke Lumowa. Upacara di puncak Gunung Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, dilangsungkan pada 13 Agustus 2019, sedangkan di Teluk Ambon berlangsung pada Sabtu 17 Agustus 2019.
Dalam sambuatannya, sebagaimana yang disebarkan bidang Humas Polda Maluku, Royke mengatakan, Tanah Air Indonesia harus dicintai seutuhnya tak hanya di darat. Dalam kesempatan kali ini, upacara juga dilakukan di Teluk Ambon dan di puncak Gunung Salahutu dengan ketinggian 1.038 meter di atas permukaan laut.
Oleh karena itu, Royke mengajak semua pihak untuk menjaga kelestarian alam yang semakin terdegradasi akibat ulah manusia. ”Kebersihan gunung dan laut menjadi tanggung jawab kita. Jangan buang sampah ke laut. Jangan suka bakar hutan,” katanya.
Kebersihan gunung dan laut menjadi tanggung jawab kita. Jangan buang sampah ke laut. Jangan suka bakar hutan.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar M Roem Ohoirat mengatakan, perjalanan menuju puncak Gunung Salahutu pada Senin (12/8/2019) itu berlangsung selama hampir tujuh jam.
”Satu jam perjalanan dengan bus menuju Desa Wai, kemudian tiga jam dari Wai menuju kaki Gunung Salahutu melalui jalan setapak dengan kondisi naik dan turun beberapa bukit dan sungai. Selanjutnya ke puncak gunung selama tiga jam,” tutur Roem.
Kondisi jalan setapak menuju puncak Salahutu sangat rusak dan becek serta bercuaca sangat ekstrem. Embusan angin sangat kencang dan suhu yang sangat dingin di bawah 10 derajat celsius. Rombongan tiba di puncak pada malam hari. Rombongan lalu membangun tenda dan bermalam di sana. Pada keesokan harinya, mereka menggelar upacara.
Sementara itu, pengibaran bendara di atas Teluk Ambon berlangsung pada Sabtu (17/8) pagi. Di bawah guyuran hujan, apel yang dipimpun Royke itu diikuti sejumlah nelayan tradisional. Setelah upacara selesai, Royke bersama rombongan Polda Maluku mengikuti upacara apel bendera di Lapangan Merdeka Kota Ambon dengan inspektur upacara Gubernur Maluku Murad Ismail.
Upacara di Lapangan Merdeka juga berlangsung di bawah guyuran hujan. Upacara berlangsung dengan lancar. Dalam sambutan yang disebarkan bagian Humas Pemprov Maluku, Murad mengajak masyarakat Maluku untuk bekerja bersama memajukan daerah tersebut. Maluku kini masih bercokol pada urutan keempat provinsi termiskin di Indonesia.
Maluku memiliki modal besar untuk keluar dari jurang kemiskinan. Alam Maluku menyediakan banyak potensi baik rempah di darat maupun ikan di laut. Ekonomi Maluku juga mulai bergairah lewat sektor pariwisata yang terus digenjot.