Kabut asap mewarnai upacara Hari Ulang Tahun Ke-74 Republik Indonesia di Pontianak, Sabtu (17/8/2019). Kabut asap ini muncul akibat kebakaran lahan di Kalimantan Barat yang sempat hilang beberapa hari.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kabut asap mewarnai upacara Hari Ulang Tahun Ke-74 Republik Indonesia di Pontianak, Sabtu (17/8/2019). Kabut asap ini muncul akibat kebakaran lahan di Kalimantan Barat yang sempat hilang beberapa hari.
Kabut asap cukup pekat muncul pada Sabtu pagi. Bahkan, sangat terasa sekali di Pontianak, terutama di Sungai Kapuas dan sekitarnya, salah satu lokasi tempat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-74 Republik Indonesia.
Sebanyak 90 komunitas atau sekitar 900 orang pada Sabtu pagi melaksanakan HUT Ke-74 RI di Sungai Kapuas. Pengibaran bendera dilakukan di atas kapal ponton. Ada juga bendera merah putih berukuran 8 meter x 20 meter yang dikibarkan di Jembatan Kapuas I.
Sejak pukul 06.00 saat peserta mulai berkumpul, kabut asap sudah muncul di Sungai Kapuas dan sekitarnya. Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak membagikan masker kepada peserta. Bau asap pada pagi hari masih terasa.
Kabut asap yang lumayan pekat bertahan hingga sekitar pukul 09.30. Setelah itu, kabut asap perlahan menipis. Sekitar pukul 11.00, kabut asap di Pontianak sudah mulai menipis, meskipun baunya masih terasa di beberapa lokasi.
Jika dilihat berdasarkan citra satelit, titik panas pada Sabtu (17/8/2019) masih tinggi. Bahkan, jumlahnya mencapai 455 titik. Titik panas itu tersebar di 13 kabupaten/kota. Titik panas terbanyak terdapat di Kabuapaten Ketapang (205).
Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Pontianak Sahat Irawan Manik mengatakan, kebakaran lahan masih terjadi. Bahkan, di Desa Sungai Pelang, Ketapang, lahan gambut ada yang terbakar lagi sejak Kamis (15/8) hingga Sabtu pagi masih proses pemadaman. Luas lahan gambut yang terbakar di daerah hingga kini sudah mencapai 45 hektar.
”Pemadaman dilakukan satuan tugas darat dan udara. Untuk pemadaman dari udara, ada dua helikopter yang dikerahkan. Fokus tim di lapangan agar api tidak meluas. Pada Sabtu pagi tim masih berupaya memadamkan api,” kata Sahat.
Total lahan yang terbakar di daerah operasi Ketapang sejak 1 Agustus hingga 17 Agustus sekitar 148,6 hektar. Untuk di daerah operasi Pontianak dan Kubu Raya periode 1-14 Agustus sudah sekitar 180 hektar. Sementara di daerah operasi Singkawang periode 1-14 Agustus sekitar 435,1 hektar. Dengan demikian, total sekitar 435,1 hektar. Sementara itu, untuk total se-Kalbar sejak 1 Januari hingga 15 Agustus total lahan yang terbakar seluas 1.292,24 hektar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar Lumano mengatakan, BPBD terus berupaya agar kebakaran lahan tidak semakin parah. BPBD mengoptimalkan fasilitas dan personel yang ada, misalnya, tujuh helikopter. Selain itu, 1.512 personel yang berada di 100 desa pun dioptimalkan untuk menangani kebakaran lahan.