Kebakaran Mencapai 680 Hektar, Personel Pemadam Ditambah
Sebanyak 230 personel gabungan dari TNI-Polri, BPBD Sumsel, dan pemadam kebakaran diterjunkan untuk membantu pemadaman di Dusun Samarasa, Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Sebanyak 230 personel gabungan dari TNI-Polri, BPBD Sumsel, dan pemadam kebakaran diterjunkan untuk membantu proses pemadaman di Dusun Samarasa, Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Kebakaran yang sudah terjadi sejak lima hari lalu itu telah menghanguskan sekitar 680 hektar lahan telantar. Gubernur Sumsel pun menargetkan api dapat dipadamkan paling lama satu minggu.
Tim gabungan tersebut terdiri dari 110 anggota Brimob Polda Sumsel, 80 anggota TNI dari Kodam II /Sriwijaya, 25 petugas pemadam kebakaran, dan 15 personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel. Mereka akan diterjunkan ke lokasi kebakaran untuk membantu tim satgas karhutla yang sudah ada di lokasi tersebut beberapa hari sebelumnya.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Firli Bahuri saat melepas 110 personel Brimob di Markas Brimob Polda Sumsel, Palembang, Minggu (18/8/2019), mengatakan, pengiriman pasukan ini tidak lain untuk menambah kekuatan petugas pemadam kebakaran lahan di Muara Medak, Kabupaten Musi Banyuasin. ”Penambahan kekuatan ini merupakan hasil evaluasi setelah memantau langsung kebakaran di sana,” ucap Firli.
Sudah saatnya kita yang mengepung api, bukan api yang mengepung kita.
Saat ini kebakaran di Muara Medak, Kabupaten Musi Banyuasin, telah menghanguskan lahan sekitar 680 hektar. Sebagian besar lahan yang terbakar adalah lahan telantar. Kondisi angin yang sangat kencang membuat api lebih cepat menyebar dibandingkan dengan proses pemadamannya sehingga kekuatan harus dipertebal. ”Sudah saatnya kita yang mengepung api, bukan api yang mengepung kita,” ucapnya.
Sebelum dikirim, ungkap Firli, para personel sudah dibekali kemampuan pemadaman dengan menggunakan mekanisme konvensional. Selain personel, diberangkatkan pula beberapa kendaraan double cabin beserta pompa dan penampung air berkapasitas 1.000 liter air. ”Kendaraan ini akan meningkatkan mobilitas tim di lapangan,” katanya. Selain itu, pemadaman juga dilakukan dengan menggunakan karung goni basah.
Fokus memadamkan
Firli berharap agar petugas fokus memadamkan api dari satu titik ke titik yang lain. ”Pastikan satu titik api sudah padam terlebih dulu baru berpindah ke titik yang lain,” katanya. Tim ini pun akan berada di sana sampai api sudah benar-benar padam. ”Mereka tidak boleh kembali sampai api padam,” ujar Firli.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengungkapkan, langkah ini merupakan upaya dari pemerintah dan semua pihak terkait untuk segera memadamkan api. Jangan sampai kebakaran ini mengganggu aktivitas di provinsi yang lain.
Menurut dia, kebakaran tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi dikhawatirkan juga akan mengganggu kondisi kesehatan masyarakat. Tidak hanya di Sumsel, tetapi juga di Jambi.
Kebakaran di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir dapat diselesaikan. Saya yakin, kebakaran di Muba juga dapat diselesaikan segera, tentu dengan keterlibatan masyarakat.
Dengan penambahan personel ini, ujar Herman, pihaknya berharap kebakaran di kawasan Muara Medak dapat dipadamkan dalam waktu satu minggu ke depan. ”Kebakaran di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir dapat diselesaikan. Saya yakin kebakaran di Muba juga dapat diselesikan segera, tentu dengan keterlibatan masyarakat,” katanya.
Selain kekuatan personel, tim juga terus berupaya untuk mencegah kebakaran meluas dengan membuat kanal dan sekat bakar. ”Kami berupaya agar kebakaran hanya sampai di kanal tersebut dan tidak menyeberang ke lahan yang lain,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel Iriansyah mengatakan, saat ini sudah ada sekitar 100 personel satgas karhutla yang ada di lokasi kebakaran. Mereka berjibaku memadamkan api dari darat. Sejumlah kendala ditemukan, mulai dari keterbatasan pasokan air hingga sulitnya akses untuk memasuki lokasi kebakaran. ”Satu-satunya akses darat menuju titik api adalah melewati Provinsi Jambi,” katanya.
Kondisi angin yang kencang dan keringnya lahan menyebabkan api cepat membesar. Dalam tiga hari terakhir, tercatat titik panas di Sumsel mencapai 334 titik dan 253 titik panas di antaranya berada di Kabupaten Musi Banyuasin.
Komandan Pangkalan Udara Sri Mulyono Herlambang (SMH) Palembang Kolonel Penerbang Heri Sutrisno mengungkapkan, saat ini pemadaman melalui udara terus diintensifkan dengan menambah jumlah helikopter pengebom air menjadi sembilan unit. Lima helikopter diterbangkan dari Lanud SMH Palembang, dua helikopter didatangkan dari Batam dan Riau, serta dua lainnya, milik PT Sinar Mas, diterbangkan dari Bayung Lencir.
Heri menerangkan, saat ini penyiraman akan lebih optimal karena pengisian bahan bakar dapat dilakukan lewat Jambi. Dengan kebijakan ini, proses pemadaman dari udara akan lebih efektif. Namun, di lapangan memang ada sejumlah kendala yang dihadapi, terutama keterbatasan air.
Untuk itu, pihak perusahaan di sekitar lokasi kebakaran berupaya membuat kanal yang secara tidak langsung akan menghasilkan sumber air baru guna membantu pemadaman.