Pecatur Indonesia, Novendra Priasmoro, di ambang juara pada Turnamen Catur Dato Arthur Tan Malaysia Open 2019. Sampai Sabtu (17/8/2019) malam, Novendra memuncaki klasemen sampai akhir babak kedelapan dan hanya memerlukan hasil remis pada babak kesembilan untuk menjadi juara.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·2 menit baca
KUALA LUMPUR — Pecatur Indonesia, Novendra Priasmoro, di ambang juara pada Turnamen Catur Dato Arthur Tan Malaysia Open 2019. Sampai Sabtu (17/8/2019) malam, Novendra memuncaki klasemen sampai akhir babak kedelapan dan hanya memerlukan hasil remis pada babak kesembilan untuk menjadi juara.
Novendra sudah mengumpulkan 7 poin dan lawan-lawan terdekatnya hanya memiliki 6 poin. Laga babak kesembilan akan digelar pada Minggu (18/8/2019) melawan pecatur Indonesia lainnya, Yoseph T Taher. Keduanya sering bertanding dan saling mengalahkan.
”Saya ingin memberikan hadiah gelar juara bagi kemerdekaan Indonesia. Saya akan tetap bermain ngotot pada babak terakhir meskipun melawan teman sendiri,” kata Novendra, Minggu (18/8/2019) pagi.
Pencapaian Novendra di puncak klasemen itu berkat penampilan cemerlangnya pada babak ketujuh dan kedelapan. Pada babak ketujuh, Novendra menghadapi GM Temur Kuybokarov dari Uzbekistan. Novendra menuruti pesan dari pelatihnya, GM Andrei Kovalev, untuk menggelar pertahanan Hindia Raja dan terus bermain aktif menekan, apa pun risikonya.
Menghadapi permainan Novendra yang agresif, Kuybokarov mencoba mengimbangi dengan permainan yang juga menyerang. Namun, Kuybokarov melakukan satu langkah negatif dan membuat Novendra memiliki keunggulan tempo untuk terus mengurung pertahanan lawannya.
Ancaman ganda ke arah gajah dan kuda, serta potensi serangan ke arah raja yang sudah tersudut membuat Kuybokarov berpikir sangat lama untuk menentukan langkahnya. Pecatur 19 tahun itu akhirnya menyerah meskipun masih memiliki menteri dan satu benteng.
Pada babak kedelapan, Novendra menghadapi IM Le Tuan Minh. Pertarungan kali ini terasa lebih berat bagi Novendra karena dia melakukan kesalahan dalam urutan langkah saat pembukaan. Kondisi itu memungkinkan Minh menekan pertahanan Novendra dengan sepasang benteng dan gajah.
”Dalam posisi bertahan, Novendra melakukan taktik gerilya untuk mengurangi perwira dan bidak lawan, satu demi satu. Taktik itu terbukti jitu dan membuat Minh hanya memiliki dua bidak yang akan didorong untuk promosi. Sementara, Novendra masih memiliki satu benteng dan satu bidak. Jepitan benteng dan raja Novendra memaksa Minh akhirnya menyerah setelah bertarung selama 4 jam,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).
Eka Putra Wirya, Anggota Dewan Pembina Percasi mengatakan, dengan penampilan yang bagus, Novendra sudah mendapat tambahan 14,8 poin rating. Tambahan poin rating itu sangat diperlukan agar Novendra dapat segera meraih gelar Grand Master (GM).
”Novendra memerlukan 26 poin rating lagi untuk menjadi GM. Jika dapat menang atau remis pada babak kesembilan, Novendra akan mendapat tambahan lebih dari 15 poin pada ratingnya. Dengan demikian, langkahnya untuk menjadi GM bakal semakin mudah,” kata Eka.