Pelaku Penyerangan Tidak Pernah Ikut Kegiatan Kemasyarakatan
Pelaku penyerangan polisi di Kantor Kepolisian Sektor Wonokromo, IM (31), diketahui tidak pernah ikut kegiatan sosial kemasyarakatan sejak dua tahun terakhir. Pelaku juga jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pelaku penyerangan polisi di Kantor Kepolisian Sektor Wonokromo, IM (31), diketahui tidak pernah ikut kegiatan sosial kemasyarakatan sejak dua tahun terakhir. Pelaku juga jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.
Ketua RT 003 RW 002 Sidosermo, Ainun Arif (43), Sabtu (17/8/2019), ditemui di indekos pelaku, mengatakan, keluarga IM dikenal tertutup. Pelaku yang tinggal di indekos bersama seorang istri dan tiga anak jarang besosialisasi dengan warga sekitar.
”IM sangat jarang mengobrol dengan tetangga sekitar. Saat malam tirakatan Jumat malam, mereka juga tidak hadir,” ungkapnya.
IM tinggal di indekos bersama keluarganya sejak lima tahun lalu. Mereka sehari-hari berjualan makanan sempol dan makaroni.
Mereka berjualan di satu sekolah dasar dan menitipkannya di warung-warung. ”Pelaku tidak pernah beribadah di masjid terdekat, ibadahnya di masjid yang jauh dari sini,” ujar Ainun.
Penggeledahan di kamar indekos
Dia mengatakan, polisi sempat melakukan penggeledahan di kamar indekos pelaku. Dari penggeledahan yang dilakukan sekitar satu jam, polisi menyita laptop, gawai, dan sejumlah dokumen. Istri dan tiga anaknya ikut dibawa polisi untuk dimintai keterangan.
IM sangat jarang mengobrol dengan tetangga sekitar. Saat malam tirakatan Jumat malam, mereka juga tidak hadir.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Sandi Nugroho mengatakan, pihaknya masih mengembangkan kasus ini. Motif pelaku masih belum diketahui karena aparat masih melakukan penyelidikan.
Sebelumnya, IM melakukan penyerangan kepada anggota Polsek Wonokromo, Sabtu sekitar pukul 16.45. Pelaku yang datang ke Kantor Polsek Wonokromo dengan dalih membuat laporan kepolisian ternyata menyerang petugas. Dua orang polisi yang bertugas di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) mengalami luka.
Korban Ajun Komisaris Satu Agus Sumartono mengalami luka bacok pada bagian kepala. Sementara Brigadir Satu Febian yang melumpuhkan pelaku juga mengalami luka lebam. Kedua korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat.
Polisi menyita sebilah celurit yang digunakan pelaku untuk menyerang polisi. Selain itu, dari tas pelaku, aparat juga menyita sebilah pisau, senjata airsoft gun, katapel, amunisi kelereng, serta secarik kertas bertuliskan lambang Negara Islam Irak dan Suriah. ”Motif pelaku masih kami dalami,” kata Sandi.
Dari interogasi awal, kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Frans Barung Mangera, aksi itu dilakukan seorang diri. Namun, polisi masih mendalami untuk mengetahui jaringan pelaku. ”Sementara diduga pelaku melakukan aksi amaliyah,” ucapnya.