Setelah selama ini dikenal karena kekuatan petenis putrinya, kali ini Rusia dalam perjanan memunculkan bintang-bintang putra. Dua petenis berusia 23 tahun menempati peringkat 10 besar dunia, salah satunya Daniil Medvedev, petenis terbaik negara itu saat ini.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
CINCINNATI, SABTU — Setelah selama ini dikenal karena kekuatan petenis putrinya, kali ini Rusia dalam perjanan memunculkan bintang-bintang putra. Dua petenis berusia 23 tahun menempati peringkat 10 besar dunia, salah satunya Daniil Medvedev, petenis terbaik negara itu saat ini.
Medvedev, yang menjalani karier sebagai petenis profesional sejak 2014, menempati peringkat kedelapan dunia sejak 12 Agustus yang merupakan posisi terbaiknya. Medvedev berpeluang menaikkan posisinya jika konsisten dengan yang dilakukannya saat ini.
Medvedev tampil pada final ketiga beruntun ketika berhadapan dengan David Goffin di Cincinnati, AS, Minggu (18/8/2019) waktu setempat atau Senin dini hari waktu Indonesia. Dia lolos ke final setelah menaklukkan petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, pada semifinal, 3-6, 6-3, 6-3.
Turnamen di Cincinnati adalah turnamen berlevel ATP Masters 1000, tertinggi dalam struktur turnamen ATP. Medvedev melakukannya dua kali beruntun setelah Kanada Masters, pekan lalu, ketika kesempatan pertamanya menjuarai ATP Masters 1000 dihentikan Rafael Nadal di final.
Pekan sebelumnya, Medvedev juga mencapai final ATP 500 Washington sebelum dikalahkan Nick Kyrgios. Itu artinya, Medvedev menjalani 15 pertandingan dalam tiga pekan terakhir. Apa pun hasil melawan Goffin, petenis yang menjadi lawannya di Australia Terbuka dan Wimbledon 2019, Medvedev telah mendapat pujian dari Djokovic, terutama terkait kekuatan servisnya.
Saat mengalahkan Djokovic, Medvedev membuat as dengan servis kedua berkecepatan 205 kilometer per jam. Servis keras menjadi senjatanya sejak set kedua untuk keluar dari tekanan Djokovic. Itu juga menjadi caranya untuk keluar dari permainan reli dalam kondisi fisik yang lelah.
”Selama karier, tak banyak petenis dengan servis kedua yang keras. Saat servis kedua lawan berkecepatan 205 kilometer per jam dan tak banyak membuat double fault, Anda harus memberinya selamat dan menghormatinya,” tutur Djokovic, yang menambahkan Medvedev akan segera memasuki daftar peringkat lima besar dunia.
Tiga final beruntun ini akan menjadi bekal Medvedev untuk menuju Grand Slam AS Terbuka, 26 Agustus-8 September. Di Melbourne, Januari, dia juga meraih hasil terbaik di arena Grand Slam dengan tampil pada babak keempat Australia Terbuka.
Pelatih Medvedev, Gilles Cervara, mengatakan, anak didiknya dalam lima tahun terakhir itu selalu memiliki keberanian untuk mengambil risiko dengan cara tak biasa. Saat tampil pada babak ketiga Wimbledon 2018, melawan Adrian Mannarino, Medvedev mengubah posisi berdirinya untuk servis setelah kehilangan dua set awal. Dia menjauh dari area T seperti yang dilakukan petenis ganda. Itu berhasil membuat pertandingan berjalan lima set meskipun Medvedev tetap kalah.
Diet
Medvedev juga melakukan backhand tak lazim dan diet makanan yang tak biasa. ”Terkadang, saya tak mengerti apa yang dilakukannya. Tetapi, saya harus mengerti bahwa dia bisa merasakan apa yang dibutuhkannya dan Anda harus memercayainya,” tutur Cervara dalam laman resmi ATP.
Medvedev menjadi bagian dari generasi muda petenis putra Rusia yang muncul dalam tiga tahun terakhir. Di bawah Medvedev ada petenis seusianya, Karen Khachanov, di peringkat kesembilan. Selain itu, ada Andrey Rublev, petenis 21 tahun peringkat ke-77 dunia, yang menghentikan Roger Federer pada babak ketiga di Cincinnati.
Sementara itu, kekalahan atas Medvedev tak membuat Djokovic risau untuk mempertahankan gelar juaranya di Flushing Meadows, New York. Dia memiliki waktu sepekan untuk meraih gelar keempat di AS Terbuka.
Pada tunggal putri, final WTA Premier Cincinnati mempertemukan petenis Rusia, Svetlana Kuznetsova, dengan wakil tuan rumah, Madison Keys. Perjalanan Kuznetsova ke final ditandai oleh kemenangan atas tiga unggulan, yaitu Sloane Stephens (8), Karolina Pliskova (3), dan Ashleigh Barty (1), sejak babak ketiga hingga semifinal. (REUTERS)