Manchester United berhasil bangkit setelah musim lalu gagal masuk zona Liga Champions. Kini, tantangan besar kembali datang ketika bertandang ke Stadion Molineux, Wolverhampton, Selasa (20/8/2019) pukul 02.00 WIB, melawan Wolverhampton Wanderers.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
WOLVERHAMPTON, SENIN — Manchester United berhasil bangkit setelah musim lalu gagal masuk zona Liga Champions. Mereka melakukan perubahan yang signifikan dan memperoleh hasil positif pada awal kompetisi. Kini, tantangan besar kembali datang ketika mereka bertandang ke Stadion Molineux, Wolverhampton, Selasa (20/8/2019) pukul 02.00 WIB, melawan Wolverhampton Wanderers.
Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer melakukan pembelian penting dengan mendatangkan Harry Maguire dan Aaron Wan-Bissaka untuk memperkuat lini pertahanan. Musim lalu, pertahanan MU merupakan salah satu yang terburuk di antara 10 tim teratas di Liga Inggris. Mereka kebobolan 54 gol dan hanya unggul satu gol atas West Ham United yang berada di peringkat ke-10.
Efek instan dari kedua pemain tersebut langsung dirasakan ”Setan Merah” ketika menghadapi Chelsea di laga perdana. Bersama dengan Victor Lindelof dan Luke Shaw, mereka mampu menjaga lini pertahanan dengan baik sehingga tidak kebobolan.
Solskjaer mengakui, kehadiran Maguire membuat dirinya lebih tenang saat menghadapi gempuran musuh. ”Maguire melakukan persis seperti yang kami inginkan. Ia mampu hadir di kedua kotak penalti dan memiliki ketenangan saat membawa bola,” ujar manajer asal Norwegia tersebut.
Dalam menggalang lini pertahanan, Maguire menjadi seorang pemimpin bersama penjaga gawang David de Gea. Ia juga dapat bekerja sama dengan Lindelof. Maguire dipandang Solskjaer memiliki kepribadian yang kuat di lini belakang.
Dalam menggalang lini pertahanan, Maguire menjadi seorang pemimpin bersama penjaga gawang David de Gea.
Efek instan Maguire juga dituturkan mantan Manajer MU Jose Mourinho. Ia mengungkapkan, Maguire mampu membuat Lindelof menjadi berkembang. Padahal, sebelumnya Lindelof selalu dianggap lemah dan menjadi biang kekalahan MU.
”Ia solid seperti batu. Seperti yang selalu saya katakan, Lindelof bisa menjadi pemain yang sangat bagus. Dengan Maguire, ia bisa menjadi rekan yang sangat bagus,” kata Mourinho.
Menurut pria asal Portugal tersebut, kedatangan Maguire membuat Lindelof menjadi lebih percaya diri karena ia dapat bermain dengan lebih tenang.
Akan tetapi, pertandingan melawan Chelsea tidak dapat menjadi tolok ukur yang terus dipakai sebab klub asal London tersebut belum menemukan strategi yang cocok di bawah asuhan Frank Lampard. Mereka belum pernah memperoleh kemenangan pada awal musim ini.
Maguire dan rekan-rekan akan mendapatkan tantangan yang lebih berat, yakni dari tim kuda hitam Wolverhampton Wanderers. Musim lalu, Wolves tampil mengejutkan. Sebagai tim promosi, mereka berada di peringkat ketujuh dan mendapatkan jatah ke Liga Europa. Adapun Wolves terakhir kali berlaga di level Eropa pada 39 tahun lalu.
Pada babak kualifikasi Liga Europa, Wolves tampil sempurna. Di babak kedua kualifikasi, mereka mengempaskan wakil Irlandia Utara, Crusaders FC, dengan skor agregat 6-1.
Di babak ketiga kualifikasi, Wolves menghancurkan wakil Armenia, Pyunik, dengan agregat 8-0. Wolves tinggal selangkah lagi untuk dapat lolos ke fase grup, yakni dengan mengalahkan wakil Italia, Torino, di fase play off.
Melihat hasil tersebut, MU perlu mewaspadai lini depan Wolves yang diisi duet maut Diogo Jota dan Raul Jimenez. Mereka juga masih memiliki penyerang muda Patrick Cutrone yang baru didatangkan dari AC Milan pada bursa transfer musim panas ini. Jota dan Jimenez merupakan dua pencetak gol terbanyak klub pada musim lalu di seluruh kompetisi dengan raihan 27 gol.
Selain kekuatan kedua penyerang itu, Wolves memiliki pertahanan yang solid. Mereka hanya kebobolan 46 gol. Catatan tersebut membawa mereka menjadi tim di luar empat besar yang paling sedikit kebobolan bersama dengan Everton.
Keseimbangan di kedua lini tersebut dapat tercipta karena pengaruh besar dari kekuatan lini tengah yang diisi Ruben Neves dan Joao Moutinho. Kedua pemain Portugal tersebut dapat mengatur tempo permainan dengan baik. Mereka sama baiknya saat bertahan dan menyerang.
Wolves juga memiliki modal bagus ketika bertanding melawan MU. Mereka selalu menang dalam dua pertemuan terakhir dengan skor yang sama, 2-1. Akan tetapi, manajer Wolves asal Portugal, Nuno Espirito Santo, tidak ingin mengingat tren bagus timnya saat melawan MU. Ia ingin anak asuhnya fokus pada pertandingan nanti karena kekuatan MU saat ini berbeda dengan musim lalu.
”Masa lalu tidak masuk hitungan sama sekali. Ini akan menjadi tantangan yang sangat sulit. Ini permainan baru dan pastinya sangat berbeda dengan apa yang kami lakukan saat melawan mereka di masa lalu,” ujar Nuno, seperti dikutip dari expressandstar.com.
Ia berharap, pendukung Wolves yang datang ke Molineux sama banyaknya seperti ketika menghadapi Pyunik di Liga Europa yang mencapai 30.000 orang. Dukungan tersebut akan menjadi motivasi yang besar bagi pemainnya untuk berjuang di lapangan.
Nuno siap menurunkan seluruh tim terbaiknya setelah menyimpan sembilan pemain inti saat melawan Pyunik. Ia menilai, kekuatan antara pemain inti dan cadangan Wolves saat ini seimbang. Mereka semua siap diturunkan saat dibutuhkan. ”Semua pemain tersedia dan setiap orang ingin tampil sehingga ada persaingan yang bagus,” ujarnya. (REUTERS)