Seusai Kejuaraan Nasional Atletik 2019 dan libur Idul Adha, para pelari gawang pelatnas PB PASI tidak menghentikan latihan. Mereka berupaya memperbaiki kekurangan saat kejurnas agar tampil lebih baik pada SEA Games 2019 Filipina.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seusai Kejuaraan Nasional Atletik 2019 dan libur Idul Adha, para pelari gawang pelatnas PB PASI tidak menghentikan latihan. Mereka berupaya memperbaiki kekurangan saat kejurnas agar tampil lebih baik pada SEA Games 2019 Filipina.
Pada sesi latihan di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Senin (19/8/2019), tim lari gawang kembali melanjutkan program latihan saptalomba. Kali ini, setelah pemanasan dan latihan koordinasi, mereka mencoba latihan tolak peluru dan loncat tinggi. Program tersebut sudah dilakukan sejak pekan lalu.
Pelatih lari gawang PB PASI, Fitri ”Ongky” Haryadi, mengatakan, saptalomba memberikan varian latihan berbeda agar atlet tidak bosan dengan program latihan. Dengan saptalomba, atlet tetap bisa berlatih kekuatan, daya tahan, dan kecepatan.
Kekuatan bisa didapat dari latihan tolak peluru dan lempar lembing. Daya tahan didapat dari latihan lari 200 meter dan 800 meter. Kecepatan diperoleh dari latihan lari 100 meter, loncat tinggi, dan lompat jauh.
”Bahkan, dari saptalomba, kita langsung tahu bagaimana hasil latihan yang sudah-sudah. Jadi, kita bisa langsung evaluasi,” ujarnya.
Ongky memutuskan terus latihan seusai kejurnas karena ingin segera mengevaluasi kekurangan atlet yang tampil di kejurnas. Dari penampilan di nomor lari gawang 100 meter putri senior, Ken Ayu Thaya dinilai masih lemah dari sisi kekuatan. Saat melewati gawang, pinggulnya terlalu turun.
Hal itu membuat Ken berpotensi membentur gawang dan memperlambat laju. Kondisi tak jauh berbeda ditunjukkan Liza Putri Ramandha yang turun di kategori yunior.
Rio Maholtra yang turun di nomor 110 meter putra senior dinilai masih lambat saat reaksi start. Dia juga kurang percaya diri menambah kecepatan. Padahal, jika reaksi start dan eksplosivitasnya lebih baik, ia dinilai bisa berlari di bawah 14 detik, memecahkan rekornasnya yang 14,02 detik saat tampil di semifinal Asian Games 2018.
”Mumpung masih hangat seusai kejurnas, saya ingin segera melakukan evaluasi saat berlomba. Ini agar para atlet lebih siap tampil di kejuaraan berikut, seperti Bangka-Belitung Terbuka 2019 (awal September), Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional di Jakarta (pertengahan September), dan SEA Games 2019 (November-Desember),” kata Ongky.
Program khusus
Bagi atlet putri andalan Indonesia, Emilia Nova, program latihan diberikan secara khusus agar dia dapat kembali ke kondisi dan teknik terbaiknya. Emilia tidak berlatih lari dua bulan terakhir karena cedera tumit. Itu membuat tekniknya memudar, kehilangan daya tahan, dan kecepatan.
Seusai kejurnas, Ongky berupaya agar Emilia bisa kembali mendapatkan bentuk teknik terbaiknya dan daya tahan. Latihan itu difokuskan hingga akhir Agustus. Awal September, Ongky akan fokus mengembalikan kecepatan Emilia.
”Semua harus dilakukan bertahap. Kalau dipaksa, atlet bisa cedera. Apalagi, Emil sudah sekitar dua bulan tidak berlatih di lintasan,” ujar Ongky.
Ongky tidak meminta semua atletnya tampil pada nomor yang andalan mereka. Pada Bangka Belitung Terbuka 2019, Emilia akan turun di nomor tolak peluru dan lempar lembing. Emilia hanya diharapkan bisa mendapatkan suasana bertanding lagi.
Ken akan tampil di nomor 4x100 meter agar fokus meningkatkan daya tahan dan kecepatan. Liza turun di gawang 100 meter dan diharapkan bisa berlari lebih baik dari kejurnas. Rio turun di gawang 110 meter dan diharapkan bisa memecahkan rekornasnya.
Pada Pomnas 2019, hanya Ken yang turun. Ia akan turun di gawang 100 meter dan diharapkan bisa berlari lebih baik dari kejurnas. Tahun depan, Ken diharapkan sudah bisa berlari di bawah 14 detik. ”Untuk SEA Games 2019, kemungkinan hanya Emilia dan Rio yang turun,” ujar Ongky.
Emilia menikmati program latihan saptalomba. ”Program ini membuat latihan tidak membosankan. Kita bisa lebih happy dan target yang ingin dicapai tetap dapat,” kata peraih perak Asian Games 2018 itu.
Evaluasi akhir
Secara keseluruhan, ada tiga kejuaraan nasional sebelum SEA Games 2019. Kejuaraan itu adalah Bangka Belitung Terbuka 2019, Pomnas 2019 di Jakarta, dan Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2019 di Papua pada Oktober.
Pelatih kepala sprint PB PASI, Eni Nuraini, menyampaikan, hampir semua anggota tim sprint akan mengikuti kejuaraan sesuai level usia masing-masing. Apalagi, kejuaraan itu menjadi bagian Pra-PON Papua 2020 dan masih ada sejumlah atlet yang belum lolos batas waktu minimal PON.
Eni tidak keberatan para atlet mengikuti kejuaraan itu. Hal itu baik karena tim pelatih bisa kembali mengevaluasi apakah atlet bisa mempertahankan catatan waktu terbaiknya di kejurnas atau lebih baik.
”Khususnya untuk atlet yang ikut SEA Games 2019, kejuaraan-kejuaraan itu sangat bagus untuk tim pelatih melakukan evaluasi akhir. Kalau masih ada kekurangan, kami masih ada waktu memperbaikinya sebelum SEA Games,” tutur Eni.
Tim sprint kemungkinan besar turun di nomor estafet 4x100 meter putra, lari 100 meter putra, dan lari 200 meter putra. Atlet yang dikirim untuk tim estafet adalah Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan, Bayu Kertanegara, Mochammad Bisma Diwa, Joko Adi Kuncoro, dan Adit Richo Pradana. Zohri, Eko, atau Bisma juga kemungkinan turun di nomor 100 meter. Adapun Zohri, Eko, atau Joko juga berpeluang turun di nomor 200 meter.