Hujan mulai menghapus titik-titik api di Kota Palangkaraya sehingga kabut pun perlahan menghilang. Meskipun demikian, petugas pemadam kebakaran masih terus melakukan pembasahan di lokasi-lokasi yang masih mengeluarkan asap.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Hujan mulai menghapus titik-titik api di Kota Palangkaraya sehingga kabut asap pun mulai menghilang. Meskipun demikian, petugas pemadam kebakaran masih membasahi di lokasi-lokasi yang masih mengeluarkan asap.
Hujan mengguyur Kota Palangkaraya dan sekitarnya pada Senin malam sekitar pukul 19.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Hujan juga kembali terjadi pada Selasa (20/8/2019) sore di beberapa wilayah di kota tersebut.
Hal itu langsung berdampak ada hilangnya titik api di Kota Palangkaraya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menunjukkan, di Kota Palangkaraya titik panas sudah tidak terdeteksi satelit. Secara keseluruhan, titik panas di Kalteng ada 39. Titik api itu kini hanya tersebar di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kapuas, dan Kabupaten Seruyan.
Meskipun demikian, tim pemadam masih membasahi di lokasi-lokasi bekas terbakar, seperti di Jalan Mahir-Mahar dan Jalan Pasendeng di Kota Palangkaraya.
”Dari data satelit sampai pukul 15.00 WIB, tidak ada titik panas di wilayah Palangkaraya,” ungkap Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Palangkaraya Ika Priti Widiastuti, Selasa (20/8/2019).
Ika menambahkan, dari prakiraan cuaca di Kalimantan Tengah pada Rabu-Kamis (21-22/8/2019), masih terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan kelembaban 55-95 persen. Kota Palangkaraya pun diprediksi masih mendung untuk dua hari ke depan. ”Masih mungkin ada penurunan kualitas udara karena kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah di Kalimantan Tengah,” kata Ika.
Sampai saat ini, data dari Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Provinsi Kalteng menunjukkan, lahan terbakar di Kalteng mencapai 2.464,12 hektar dengan jumlah kejadian kebakaran 649 titik lokasi selama Agustus. Pada Minggu kemarin, jarak pandang di Kota Palangkaraya mencapai 3 kilometer (km).
Masih mungkin ada penurunan kualitas udara karena kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah di Kalimantan Tengah.
Pemerintah Provinsi Kalteng mengantisipasi puncak kemarau yang diprediksi terjadi pada akhir Agustus hingga September mendatang. Pemerintah melakukan pembasahan lahan dan mengoperasionalkan kembali infrastruktur restorasi gambut di Kalteng.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri mengungkapkan, kejadian kebakaran sebagian besar karena ulah manusia. Oleh karena itu, pihaknya terus-menerus mengingatkan masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.
”Kami gunakan semua cara untuk bisa memadamkan api, di satu sisi pencegahan itu lebih penting, dan juga masyarakat perlu terus diingatkan untuk tidak membakar,” kata Fahrizal.