Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya fungsi kesehatan dalam prioritas pembangunan sumber daya manusia. Hal ini bahkan dimulai sejak pertumbuhan janin ke bayi dalam kandungan.
Oleh
FX Laksana Agung Saputra
·2 menit baca
NUSA DUA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya fungsi kesehatan dalam prioritas pembangunan sumber daya manusia. Hal ini bahkan dimulai sejak pertumbuhan janin ke bayi dalam kandungan.
Hal ini ditekankan Presiden saat memberikan pidato pada Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (20/08/2019) malam. Hadir dalam kesempatan itu sejumlah pejabat teras PKB beserta pengurus pusat hingga kabupaten dan kota. Sejumlah ketua umum partai politik juga hadir di bangku terdepan.
Presiden menyatakan, pemerintah sudah membangun infrastruktur dalam lima tahun terakhir. Meski prioritas 2019-2024 bergeser ke pembangunan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur tetap akan dilanjutkan selama lima tahun ke depan.
Adapun untuk pembangunan sumber daya manusia, Presiden melanjutkan, barangkali tantangannya lebih besar. Setiap tingkatan umur membutuhkan perlakuan berbeda.
”Ini dimulai betul-betul dari kandungan. Bayi dalam kandungan itu harus kita urus dengan benar. Nggak bisa tidak dimulai dari situ, entah gizinya, entah nutrisinya. Itulah nanti urusan menteri kesehatan yang paling utama,” kata Presiden Jokowi.
Jangan sampai bayi di Indonesia, menurut Presiden, terlahir stunting. Meski selama lima tahun terakhir angkanya turun, jumlahnya masih tergolong tinggi.
”Jangan bermimpi kita bisa bersaing dengan negara-negara lain kalau angka stunting tidak bisa kita turunkan,” kata Presiden.
Selanjutnya, setelah lahir, Presiden melanjutkan, bayi harus dijamin kebutuhan nutrisinya. Hal ini juga akan menjadi perhatian pemerintah.
SDM berpendidikan
Berikutnya, Presiden menjelaskan, konsep pembangunam sumber daya manusia berdasarkan tingkat pendidikan. Untuk sekolah dasar, prioritasnya adalah pembangunan karakter. Ini ditempuh dengan cara memberikan nilai-nilai, seperti budi pekerti, etika, agama, toleransi, dan sopan santun. ”Baru kemudian tambahannya adalah Matematika dan lain-lainnya,” kata Presiden.
Untuk pendidikan menengah, orientasinya antara lain membangun semangat kerja tim. Siswa juga didorong untuk kritis sekaligus argumentatif.
Pada tahap berikutnya, siswa diberi pilihan, yakni kejuruan atau bidang keilmuwan. Banyak jurusan dan keterampilan di sekolah akan disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Adapun untuk pendidikan tinggi, pemerintah menargetkan pembentukan lulusan-lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat regional dan global.
”Inilah perubahan-perubahan yang harus segera kita kerjakan. Universitas harus mau berbenah, berubah, termasuk birokrasinya,” kata Presiden.
Di bagian akhir, Presiden mengingatkan seluruh pemangku kepentingan dalam negeri untuk mempercepat proses bisnis di lembaganya masing-masing. Ini ditekankan karena kecepatan adalah kunci kemajuan bangsa.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.