Persija Jakarta mengakhiri tren buruk di kompetisi Shopee Liga 1 Indonesia musim ini dengan memukul Kalteng Putra 3-0 di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (20/8/2019). Kemenangan itu menjadi modal berharga mereka untuk bangkit dan meninggalkan zona degradasi.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persija Jakarta mengakhiri tren buruk di kompetisi Shopee Liga 1 Indonesia musim ini dengan memukul Kalteng Putra 3-0 di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (20/8/2019). Kemenangan penting itu menjadi modal berharga mereka untuk bangkit dan meninggalkan zona degradasi.
Keterpurukan dan berkurangnya dukungan suporter musim ini membuat Persija, juara bertahan Liga 1, untuk kali pertama memilih Stadion Madya pada laga kandangnya itu. Laga tersebut hanya disaksikan 4.126 orang dari total kapasitas 9.170 kursi di stadion kecil yang selama ini menjadi markas latihan tim atletik Indonesia itu.
Meskipun sedikit, para penonton yang hadir—mayoritas Jakmania alias pendukung Persija—berteriak lantang. Mereka nyaris tidak berhenti bernyanyi dan memberikan sindiran untuk membakar semangat tim ”Macan Kemayoran” yang tengah berjuang keluar dari zona degradasi Liga 1 itu.
”Kembalikan Persija kami, kembalikan Persija. Kami rindu Persija yang dulu. Ayo Persija, jangan malu-maluin,” bunyi nyanyian para Jakmania menyalakan semangat Persija di tengah laga tersebut.
Dorongan dari para suporter itu membuat para pemain Persija tersengat dan tampil bersemangat pada babak pertama. Mereka pun unggul cepat lewat gol penyerang sayap, Heri Susanto, pada menit ke-12. Di babak kedua, Persija menambah keunggulan lewat tendangan bebas akurat striker Marko Simic. Unggul dua gol membuat tim tuan rumah mengendurkan intensitas serangan.
Mereka menjadi lebih sering ditekan Kalteng Putra, tim papan tengah Liga 1 musim ini. Tekanan deras tim tamu membuat Persija tampil defensif dan sesekali menyerang lewat serangan balik dan bola-bola mati. Serangan balik itu berbuah hasil manis, yaitu gol ketiga Persija yang dicetak lewat penempatan bola ciamik Sandi Sute di menit injury time laga itu.
Dengan kemampuan tim ini, saya yakin kami mampu kembali ke tempat semestinya.
Kemenangan itu mengakhiri rentetan hasil negatif Persija, yaitu tidak pernah menang di empat laga sebelumnya. Berkat kemenangan keduanya di musim ini, Persija pun mulai merangkak naik meninggalkan zona degradasi. Mereka kini berada di peringkat ke-14 setelah sebelumnya sempat tertahan di posisi ke-17 dari 18 peserta Liga 1.
Pelatih Persija Jakarta Julio Banuelos gembira dengan kemenangan timnya. Meskipun terlihat kelelahan dan kesulitan bermain intens selama 90 menit, Persija tetap solid dan efektif dalam bermain. ”Ini laga yang sulit. Kami sempat ditekan lawan, mungkin karena kelelahan karena padatnya jadwal. Kami harus bermain setiap empat hari sekali karena banyaknya laga tunda yang harus dijalani,” ujar Banuelos seusai laga itu.
Pelatih asal Spanyol tersebut optimistis timnya mampu merangkak naik di klasemen Liga 1 jika terus tampil seperti laga kemarin. ”Dengan kemampuan tim ini, saya yakin kami mampu kembali ke tempat semestinya (papan atas Liga 1),” tutur Banuelos.
Rohit Chand, gelandang Persija, terkesan dengan dukungan Jakmania. Sebagian dari mereka tetap hadir di stadion untuk memberikan semangat meski prestasi Persija musim ini tengah anjlok. ”Saya berterima kasih kepada para Jakmania yang hadir. Meskipun tampil di stadion yang lebih kecil daripada biasanya, mereka tetap datang. Kami sangat senang dengan kemenangan ini,” ujarnya.
Meskipun demikian, Persija tidak boleh larut dalam kegembiraan itu. Mereka telah ditunggu dua laga berat ke depan, yaitu tandang kontra Persebaya Surabaya (Sabtu, 24/9) dan laga kandang versus PSM Makassar (28/8). Pada laga kontra PSM—yang menjadi ”ulangan” final Piala Indonesia—Persija kemungkinan kembali memakai Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta atau Stadion Patriot di Bekasi sebagai kandang mereka.