Meskipun tidak diharapkan, perwakilan RI di Hong Kong telah menyiapkan langkah mitigasi. Unjuk rasa warga kota itu belum menunjukkan tanda akan berakhir.
HONG KONG, KOMPAS -- Mengantisipasi sejumlah kemungkinan, perwakilan Indonesia di Hong Kong telah menyiapkan tempat untuk menampung warga RI. Sejak rangkaian unjuk rasa marak di kota itu, sejumlah ruang di Konsulat Jenderal RI di Hong Kong disiapkan untuk menjadi tempat penampungan.
KJRI juga menghubungi para agen penyalur pekerja migran asal Indonesia untuk turut menyiapkan penampungan sementara bagi pekerja migran Indonesia. ”Total ada 300 lokasi, masing-masing berkapasitas hingga 10 orang,” kata Pelaksana Tugas Konsul Jenderal RI di Hong Kong Mandala S Purba.
Mandala mengatakan bahwa ruangan-ruangan penampungan sementara sebenarnya sudah lama disiapkan. Sebelum ada rangkaian unjuk rasa, satu ruangan penampungan di KJRI dipakai sebagai tempat tinggal WNI yang sedang bermasalah di Hong Kong.
Sejak aksi unjuk rasa di Hong Kong menguat, KJRI menyebarkan kontak darurat kepada semua WNI dan tokoh WNI di wilayah itu. Kontak tersebut bisa dihubungi WNI yang membutuhkan bantuan jika situasi berkembang menjadi tidak terkendali. Langkah mitigasi juga dilakukan KJRI dengan selalu berhubungan dengan rumah sakit dan kepolisian Hong Kong.
Saat ini ada hampir 180.000 WNI tinggal di Hong Kong. Sebagian di antara mereka telah menetap di kota itu. Pentingnya langkah mitigasi dirasakan saat KJRI membantu memulangkan 47 anggota tim renang DKI Jakarta yang sebelumnya mengikuti lomba di Hong Kong. Pendudukan bandara oleh pengunjuk rasa pada 12 Agustus 2019 membuat bandara lumpuh.
Atas alasan keamanan, pengelola bandara menghentikan sementara pengoperasian lapangan terbang itu pada sore harinya. Akibatnya, tim renang DKI Jakarta tak bisa pulang, padahal mereka telanjur datang ke bandara. ”Telepon bolak-balik berdering. Total ada 56 warga negara Indonesia di bandara hari itu,” ujar Mandala.
Semua anggota tim renang akhirnya dibawa dan diinapkan di KJRI Hong Kong. Sementara sembilan WNI lainnya dijemput sampai kota karena mereka mempunyai penginapan sendiri. ”Kami hanya memantau dan memastikan mereka dalam kondisi aman,” kata Mandala. ”Setelah ini, ruangannya jangan sampai terpakai lagi. Kami berharap semua aman dan damai sehingga tidak perlu memakai tempat penampungan,” ujarnya.
Belum berakhir
Hingga saat ini rangkaian unjuk rasa di Hong Kong belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Bahkan, beredar ajakan pendudukan bandara dan parlemen pada akhir pekan ini. Unjuk rasa di Hong Kong antara lain dipicu beberapa bulan lalu oleh penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang Ekstradisi, yang memungkinkan otoritas Hong Kong mengirim tersangka ke China. Kepala Pemerintahan Hong Kong Carrie Lam telah menyatakan kesediaan untuk berdialog dengan pengunjuk rasa.
”Saya benar-benar berharap hal ini awal bagi masyarakat untuk mengembangkan kedamaian dan menjauhi kekerasan. Saya dan semua pejabat berkomitmen mendengar aspirasi warga. Saya dengan tulus berharap bisa berdialog dengan berbagai lapisan masyarakat,” ujarnya di Hong Kong.