Belasan Pondok Perambah SM Rimbang Baling Dirobohkan
Tim gabungan penegak hukum merobohkan sedikitnya 15 rumah pondok di dalam kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling, di wilayah administrasi Sungai Paku, Kecamatan Sengingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Rumah-rumah itu tempat hunian para perambah liar yang diduga hendak membakar lahan di lokasi konservasi harimau sumatera itu.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·4 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS – Tim gabungan penegak hukum merobohkan sedikitnya 15 rumah pondok di dalam kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling, di wilayah administrasi Sungai Paku, Kecamatan Sengingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Rumah-rumah itu tempat hunian para perambah liar yang diduga hendak membakar lahan di lokasi konservasi harimau sumatera itu.
“Dua minggu lalu terjadi kebakaran di lokasi SM Bukit Rimbang Baling. Kami menangkap tiga tersangka pembakar dan sampai sekarang masih ditahan. Pengembangan kasus itu, kami menggelar operasi mencegah kebakaran. Anggota tim masih berjaga agar perambah tidak masuk lagi ke hutan,” kata Kepala Polres Kuantan Singingi, Ajun Komisaris Besar Muhammad Mustofa yang dihubungi, Kamis (22/8//2019).
Para perambah di Sungai Paku diduga hendak membakar sekitar 100 hektar lahan. Menurut Mustofa, operasi penertiban perambah di hutan suaka itu belum selesai. Pekan depan, tim gabungan dari TNI, Polri, dan sejumlah unsur lain rencananya akan melakukan operasi lanjutan guna memutus akses masuk ke lokasi hutan. Tujuannya agar jalur masuk ke hutan tidak dapat lagi diterobos kendaraan termasuk roda dua.
“Setelah operasi itu, kalau mereka masuk lagi, akan kami tindak sebagai perambah,” kata Mustofa.
Secara terpisah, Kepala Bidang II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Andri Hansen Siregar mengungkapkan, luas perambahan SM Rimbang Baling di Desa Sungai Paku, sebenarnya sudah mencapai 300 hektar. Salah seorang perambah terbesar merupakan tauke kelapa sawit berinisial At yang memiliki lahan puluhan hektar.
“Kami sudah mengingatkan At, bahwa lahan yang ditanaminya masuk ke dalam kawasan hutan. Namun ia membandel dan menyatakan siap berhadapan dengan hukum. Saat operasi gabungan kemarin, At dan pekerjanya tidak berada di tempat,” kata Andri.
Tesso Nilo
Sementara itu, kebakaran hutan di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) semakin meluas. Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau, Edwar Sanger, hasil pemantauan langsung ke lokasi kebakaran, Kamis petang, setidaknya ada 6 titik kebakaran di TNTN. Salah satu titik api terbesar di tepi Sungai Nilo.
“TNTN memang tanah mineral dan lebih gampang dipadamkan dibandingkan lahan gambut. Namun karena sumber bahan bakar kayunya sangat banyak, api masih belum dapat dipadamkan. Lokasi terbakar yang baru berada di dekat lokasi kebakaran yang sudah dipadamkan sebelumnya,” kata Edwar.
Dia menambahkan, pihaknya juga mendatangi lokasi kamp pelatihan gajah (Flying Squad) WWF yang pekan lalu nyaris terbakar. Dari kunjungan darat dan penampakan udara, lokasi kebakaran berjarak sekitar 10 kilometer dari kamp WWF.
“Lokasi gajah WWF aman. Kami mengirim dua helikopter untuk membantu pemadaman kebakaran di TNTN,” tutur Edwar.
Kepala Polda Riau, Inspektur Jenderal Widodo Eko Prihastopo mengungkapkan, telah memerintahkan anggotanya guna menyelidiki kebakaran di kawasan TNTN yang terjadi dua pekan terakhir. Ia meminta segera dilakukan penindakan hukum terhadap para pelaku pembakar dan perambah hutan.
Pada Kamis pagi di Pekanbaru, sejumlah elemen masyarakat Riau mendeklarasikan gerakan anti membakar lahan di Kantor Lembaga Adat (LAM) Melayu Riau. Selain LAM Riau, elemen masyarakat itu antara lain Ikatan Keluarga Batak Riau, Mitra Sunda Riau, Forum Pembaruan Kebangsaan, dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia.
Hingga Kamis telah ditahan 36 orang tersangka pembakar lahan perorangan dan 1 kasus korporasi yakni PT SSS.
Laporan Satgas Kebakaran Lahan dan Hutan Riau, hingga Kamis telah ditahan 36 orang tersangka pembakar lahan perorangan dan 1 kasus korporasi yakni PT SSS. Luas lahan yang terbakar mencapai 5.477 hektar, bertambah lebih dari 400 hektar dibandingkan pekan lalu.
Pada Kamis pagi, pantauan satelit menunjukkan 115 titik panas yang tersebar di sembilan wilayah kabupaten se-Riau. titik kebakaran terbanyak berada di Kabupaten Indragiri Hilir (37 titik) disusul Pelalawan (32 titik). Dua wilayah tersebut sudah tidak diguyur hujan lebih dari dua pekan terakhir.