Kepulauan Pasifik pernah menjadi lokasi Perang Dunia II. Setelah puluhan tahun perang itu berlalu, negara-negara di kepulauan itu kembali menjadi palagan untuk perang yang berbeda. Ada masa kepulauan itu menerima limpahan kemurahan hati Amerika Serikat, Jepang, dan sekutu-sekutu AS lain. Di lain waktu, kepulauan yang dibawahi tiga negara, yaitu Palau, Mikronesia, dan Kepulauan Marshall, itu seperti diabaikan.
Oleh
·3 menit baca
Kepulauan Pasifik pernah menjadi lokasi Perang Dunia II. Setelah puluhan tahun perang itu berlalu, negara-negara di kepulauan itu kembali menjadi palagan untuk perang yang berbeda. Ada masa kepulauan itu menerima limpahan kemurahan hati Amerika Serikat, Jepang, dan sekutu-sekutu AS lain. Di lain waktu, kepulauan yang dibawahi tiga negara, yaitu Palau, Mikronesia, dan Kepulauan Marshall, itu seperti diabaikan.
”Pengurangan bantuan pembangunan dan pengalihan dana ke tempat lain menciptakan kekosongan yang diisi China, khususnya pada sektor infrastruktur yang dibutuhkan negara-negara Kepulauan Pasifik,” kata Tess Newton Cain, pakar tentang Pasifik di Australian National University, Australia. China memang semakin serius menggarap Pasifik. Aneka proyek berbiaya total miliaran dollar AS dikucurkan Beijing ke negara-negara Pasifik.
AS, yang pernah ke sana lalu beralih ke tempat lain, tidak tinggal diam dengan manuver China. Washington berusaha kembali ke Pasifik. Keputusan AS dan manuver China membuat Kepulauan Pasifik—sekali lagi—menjadi lokasi persaingan kekuatan besar. ”Pengakuan nilai strategis tiga negara Pasifik Utara berkembang lagi seusai ketegangan China dan AS serta sekutunya.
Peningkatan aktivitas komersial China, inisiatif diplomatik, sengketa wilayah, dan ambisi ekspansi—nyata atau bayangan—di kawasan Asia-Pasifik yang lebih besar telah menantang anggapan bahwa Pasifik sebagai danau milik AS,” kata David Hanlon, mantan pengajar sejarah etnografi Kepulauan Pasifik pada Universitas Hawaii.
Washington dan sekutunya tersadar dengan tantangan itu. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menlu Jepang Taro Kono bertandang ke kepulauan itu. Tidak hanya melawat, mereka juga membawa bantuan finansial.
Perpanjangan
Pompeo mengumumkan, AS dan tiga negara kepulauan itu segera memulai perundingan soal perpanjangan bantuan Washington di sana. Program sekarang direncanakan berakhir pada 2023. Bantuan itu diberikan dalam kerangka traktat Asosiasi Kebebasan Terpadu.
Pompeo memastikan AS tidak akan membiarkan uang China masuk ke negara Pasifik yang dekat dengan Washington. ”Kami mau membantu bangsa Indo-Pasifik melanjutkan kebangkitan mereka dan menjaga kedaulatan ekonomi dan politik,” ujarnya.
”Langkah AS memperpanjang pendanaan menunjukkan peningkatan ketegangan diplomatik di tiga negara Pasifik,” kata Hanlon. Cain mengatakan, keputusan itu adalah bukti AS ingin meneguhkan lagi hubungan Washington dengan Palau, Mikronesia, dan Kepulauan Marshall. ”Bagian dari retorika itu menekankan bahwa AS dan Jepang bersama Taiwan, Australia, dan Selandia Baru adalah negara-negara demokratis yang mempunyai kesamaan nilai dengan negara-negara Pasifik,” ujarnya.
Sementara Kono mengungkap anggaran jutaan dollar AS untuk kapal rumah sakit, badan penanggulangan bencana, dan penampungan air di Kepulauan Marshall. Tokyo juga akan menyokong program perikanan dan penegakan hukum laut.
”Jepang ingin meningkatkan dukungan kepada negara-negara di kawasan dengan Indo-Pasifik yang merdeka dan terbuka,” kata Kono. ”Janji Tokyo meningkatkan bantuan menunjukkan kawasan ini lebih penting daripada sebelumnya. Jepang akan bekerja sama dengan semua bangsa yang mempunyai kesamaan pandangan dan nilai,” kata Naoaki Kamoshida, asisten pers, kepada Kemlu Jepang.
Hal yang jelas, persaingan AS dan sekutunya dengan China membawa berkah bagi Palau, Mikronesia, dan Kepulauan Marshall. AS dan sekutunya beserta China adalah ”gajah-gajah” yang berkelahi. Sementara Palau, Mikronesia, dan Kepulauan Marshall adalah ”pelanduk” di tengah arena perkelahian itu. Pertarungan para gajah itu, untuk saat ini, membawa limpahan berkah berupa kucuran dana kepada para pelanduk Pasifik tersebut. (AFP/RAZ)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.