Indonesia tengah berada pada periode bonus demografi, tetapi sekaligus harus bersiap memasuki periode membesarnya jumlah penduduk lanjut usia.
Tingkat kesejahteraan yang membaik, termasuk kesehatan dan pendidikan, membawa dampak bertambahnya usia harapan hidup. Konsekuensi keadaan ini adalah bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia).
Menurut Survei Penduduk Antarsensus 2015-2045, jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas saat ini adalah 6,51 persen dari 266,911 juta orang. Proporsi jumlah penduduk lansia akan bertambah terus hingga mendekati 18 persen atau sekitar 57 juta orang pada tahun 2045.
Saat ini pembicaraan publik lebih banyak berfokus pada memanfaatkan bonus demografi, dengan jumlah penduduk usia produktif, berusia 15-64 tahun, lebih banyak daripada yang berusia tidak produktif. Penduduk usia produktif akan menyumbang pada kesejahteraan dan daya saing bangsa jika pendidikan, kesehatan, dan gizinya baik sehingga produktivitasnya tinggi. Banyak negara melompat menjadi negara kaya karena berhasil memanfaatkan bonus demografi.
Belajar dari sejumlah negara yang penduduknya menua, seperti Jepang dan China, penduduk lansia menjadi perhatian dalam kebijakan kependudukan. Selain membujuk penduduk usia muda memiliki anak, pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan dan layanan umum serta membantu warga lansia terus produktif karena alasan sosial, budaya, dan ekonomi.
Di Indonesia, masyarakat terbiasa melihat penduduk lansia tetap produktif. Sebagian karena memang tak ingin berpangku tangan, tetapi sebagian yang lain karena tidak memiliki banyak pilihan, kecuali terus bekerja karena tidak memiliki tabungan atau aset yang dapat menjamin hari tua.
Mengantisipasi jumlah warga lansia yang bertambah dan berkurangnya penduduk usia produktif, persiapan harus dilakukan sejak sekarang, dalam kerangka pembangunan manusia oleh Presiden Joko Widodo dalam kabinet jilid duanya. Apalagi, Presiden menegaskan tidak boleh satu orang pun tertinggal dalam kemajuan Indonesia. Ini peluang sekaligus tantangan mengingat penduduk lansia berpendidikan sekolah menengah ke bawah dan kita memasuki era revolusi 4.0.
Agar tidak menjadi beban kelak, kebutuhan penduduk lansia perlu disiapkan dari sekarang, seperti jaminan sosial, jaminan layanan kesehatan, transportasi, dan fasilitas umum, hingga penyediaan tempat perawatan warga lansia. Pelatihan keterampilan yang menjadi program kerja pemerintah harus memasukkan juga skema bagi warga lansia yang tetap ingin berkarya, misalnya dengan membantu menjadi wirausaha.
Sejumlah penelitian terus dilakukan sejumlah pusat penelitian dunia untuk membuat manusia dapat menghindari kematian, seperti ditulis dengan menarik oleh Yuval Noah Harari dalam bukunya, Homo Deus. Sel tubuh diupayakan tak mengalami proses degenerasi. Hal ini akan menjadi peluang dan tantangan kependudukan masa depan, yang juga perlu diantisipasi dari sekarang.