Kondisi perekonomian di Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (22/8/2019), telah pulih. Unjuk rasa merespons ujaran rasis terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur yang berujung aksi anarkistis selama tiga hari sebelumnya sudah berhenti. Masyarakat Kota Sorong diminta tak perlu takut.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
SORONG, KOMPAS — Kondisi perekonomian di Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (22/8/2019), telah pulih. Unjuk rasa merespons ujaran rasis terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur yang berujung aksi anarkistis selama tiga hari sebelumnya sudah berhenti. Masyarakat Kota Sorong diminta tak perlu takut dan kembali beraktivitas seperti biasa.
Berdasarkan pantauan Kompas, jalanan di Kota Sorong sudah dipenuhi kendaraan bermotor. Pertokoan dan pasar juga kembali dibuka. Sejumlah kendaraan bermotor diparkir di bahu jalan utama, Jalan Ahmad Yani. Penjual dan pembeli mulai meramaikan Pasar Remu. Namun, di beberapa titik masih terlihat aparat bersenjata berjaga.
Beberapa hari sebelumnya, massa memblokade jalan dengan batu, kayu, dan ban bekas yang dibakar. Jalanan hanya dilewati mobil aparat dan beberapa sepeda motor warga. Saat aksi, toko dan kantor di pinggir jalan menjadi sasaran amukan massa. Pasar ditinggal penjual dan pembeli.
”Sekarang sudah aman, pembeli sudah banyak seperti biasa. Lebih dari dua hari tidak jualan kita susah dapat uang. Semoga tidak kacau lagi,” ujar Mery, penjual bahan pokok di Pasar Remu. Saat aksi, massa sempat membakar ban bekas di pasar.
Kegiatan belajar-mengajar di sekolah dan kantor pemerintahan juga sudah dibuka. Di SD Inpres 17 Kota Sorong yang berada di Jalan Basuki Rahmat tampak anak-anak bermain bola di halaman.
Sebelumnya, Senin, jalur itu dilewati demonstran. Para pelajar dipulangkan lebih awal. ”Saat ini anak-anak sudah tidak takut lagi datang ke sekolah,” kata Januar, petugas keamanan di sekolah itu.
Masyarakat diminta tidak perlu lagi takut. Tidak ada lagi demonstrasi seperti yang terjadi sejak Senin hingga Rabu.
Wali Kota Sorong Lamberth Jitmau mengajak masyarakat untuk kembali beraktivitas seperti biasa. Masyarakat diminta tidak perlu lagi takut. Tidak ada lagi demonstrasi seperti yang terjadi sejak Senin hingga Rabu. ”Tak ada lagi aksi. Semua tuntutan pendemo sudah kami terima dan sudah kami sampaikan kepada pemerintah provinsi,” katanya.
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengimbau masyarakat agar menghentikan aksi anarkistis. Sejak Senin hingga Rabu, aksi berujung tindakan anarkistis terjadi di Manokwari, Sorong, dan Fakfak. Pada Rabu malam digelar pertemuan sejumlah tokoh dan pimpinan aparat keamanan, termasuk dihadiri oleh Lamberth dan Dominggus.
Ketua Ikatan Keluarga Besar Sunda Jawa dan Madura Sorong Tupono menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berusaha mendinginkan suasana di Sorong. Ia berharap pemerintah dapat mengganti rugi kerusakan yang dialami komunitas mereka pada saat aksi terjadi.
Merespons permintaan Tupono itu, Dominggus mengatakan, pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial telah berjanji untuk segera menanggulangi masalah tersebut. Tim dari kementerian sudah dibentuk untuk memulihkan kondisi di Papua dan Papua Barat.