Penyelamatan Awak KM Santika Nusantara Masih Dilakukan
Kapal Mesin Santika Nusantara rute Surabaya-Balikpapan terbakar di Perairan Masalembu, Sumenep, Jawa Timur, Kamis (22/8/2019) malam. Sebanyak 139 penumpang selamat tapi empat penumpang lainnya meninggal dunia. Hingga Jumat (23/8), penyebab kebakaran masih diselidiki.
Oleh
IQBAL BASYARI/AGNES SWETTA PANDIA/BAHANA PATRIA GUPTA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Kapal Mesin Santika Nusantara rute Surabaya-Balikpapan terbakar di Perairan Masalembu, Sumenep, Jawa Timur, Kamis (22/8/2019) malam. Sebanyak 139 penumpang selamat tapi empat penumpang lainnya meninggal dunia. Hingga Jumat (23/8), penyebab kebakaran masih diselidiki.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumenep Abd. Rahman Riadi dihubungi dari Surabaya, Jumat (23/8) mengatakan, nelayan di Masalembu dibantu taruna siaga bencana setempat mengevakuasi 139 penumpang dalam kondisi selamat. Namun, empat penumpang lainnya ditemukan meninggal. Berjenis kelamin laki-laki, indentifikasi korban masih dilakukan.
Berdasarkan data manifes, kapal tersebut mengangkut 111 penumpang dan anak buah kapal serta 84 unit kendaraan. Namun, berdasarkan informasi yang digali dari anak buah kapal, lanjut Rahman, kapal tersebut mengangkut 162 penumpang.
“Kami masih mencari 19 penumpang yang diduga masih hilang,” ujarnya.
KM Santika Nusantara milik PT Jembatan Nusantara berlayar dari Pelabuhan Tanjung Perak menuju Pelabuhan Semayang, Balikpapan pada Kamis pagi. Saat melintas di perairan Masalembu sekitar pukul 20.49, kapal terbakar. Anak buah kapal sempat mencoba mematikan api dan mengevakuasi penumpang menggunakan sekoci.
Rahman mengatakan, lokasi kapal berada sekitar delapan mil dari Pulau Masalembu. Jika ditempuh dari Sumenep, perjalanan membutuhkan waktu sekitar 18 jam. Oleh sebab itu, nelayan dan tagana di Masalembu dikerahkan segera membantu evakuasi korban kebakaran kapal. Mereka juga meminta bantuan dari Kantor SAR Balikpapan, karena lokasinya lebih dekat dibandingkan Kantor SAR Surabaya.
“Cuaca di sekitar lokasi berangin sehingga menyulitkan evakuasi yang dilakukan oleh kapal-kapal nelayan yang rata-rata ukurannya kecil,” ucap Rahman.
Tagana Sumenep yang ikut melakukan pencarian, Saipul, mengatakan, terus melakukan pencarian meskipun alat yang digunakan terbatas. Sebab jika harus menunggu bantuan dari SAR, dikhawatirkan jumlah korban meninggal akan bertambah karena terlalu lama berada di laut.
Sementara itu, menurut Kepala Kantor SAR Surabaya Prasetya Budiarto, ada 141 penumpang kapal yang sudah dievakuasi dalam kondisi selamat dan tiga penumpang meninggal. Penumpang tersebut dievakuasi nelayan Masalembu dan kapal-kapal lain yang melintas di sekitar lokasi kebarakan kapal.
Sebanyak 55 penumpang, tiga di antaranya meninggal, dibawa nelayan ke Pulau Masalembu. Sedangkan 89 orang lainnya dievakuasi KMP Dharma Fery 7 dan KM Spill Citra menuju Surabaya.
"Kami melibatkan VTS (vessel traffic service) Surabaya untuk proses evakuasi penumpang KM Santika Nusantara. Kerjasama dengan VTS Surabaya untuk meminta bantuan kapal-kapal terdekat di sekitar lokasi ikut mengevakuasi penumpang karena lokasinya jauh dari Surabaya sehingga kapal SAR butuh waktu lama tiba di lokasi,"ujar Prasetya.
Kami melibatkan VTS (vessel traffic service) Surabaya untuk proses evakuasi penumpang KM Santika Nusantara
Kepala Bidang Penjagaan Patroli dan Penyidikan Kantor Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Tanjung Perak Roni Fahmi mengatakan, masih belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran. Investigasi akan dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
Keluarga penumpang KM Santika Nusantara, Siti Hamanah, mengatakan, keluarganya masih belum bisa dihubungi. Adiknya, Saiful Anam, kembali ke Balikpapan setelah menghabiskan masa cutinya di Surabaya. “Semoga bisa dievakuasi dalam kondisi selamat,” katanya.
Menurut Sutanto, perwakilan manajemen PT Jembatan Nusantara, KM Santika Nusantara kondisinya sangat prima ketika berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Balikpapan. Kapal tersebut sama sekali tidak memiliki masalah selama berlayar Surabaya-Balikpapan, termasuk sebelumnya dari Balikpapan-Surabaya.
"Kondisi kapal aman dan layak berlayar," katanya. Selama ini KM Santika Nusantara, yang dibuat di Jepang pada 1997 itu, berlayar empat hari sekali reguler Surabaya-Balikpapan dengan lama pelayaran 36 jam. Setiap tahun perusahaan rutin naik dok untuk keperluan mengurus perizinan berlayar.