100 Jenis Durian dalam Festival Durian Bumi Khatulistiwa
Sebanyak 100 jenis durian ditampilkan dalam Festival Durian Bumi Khatulistiwa yang diselenggarakan Pemprov Kalimantan Barat, Sabtu (24/8/2019) hingga Minggu (1/9/2019). Selain bertujuan memperkenalkan potensi durian Kalbar, festival itu juga sebagai upaya untuk mendorong petani menjaga tanaman durian dan membuka jaringan pemasaran.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·5 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Sebanyak 100 jenis durian ditampilkan dalam Festival Durian Bumi Khatulistiwa yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Sabtu (24/8/2019) hingga Minggu (1/9/2019). Selain bertujuan memperkenalkan potensi durian Kalbar, festival itu juga untuk mendorong petani menjaga tanaman durian dan membuka jaringan pemasaran.
Rangkaian kegiatan festival meliputi makan durian sepuasnya, lomba kreasi pangan berbahan durian, dan kontes durian unggul. Selain itu, sarasehan durian dan lomba membuat makanan pencuci mulut berbahan durian. Festival dilaksanakan di halaman parkir Mega Mal Pontianak.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat Heronimus Hero, Minggu (25/8/2019), mengatakan, ada sekitar 100 jenis durian yang diikutkan dalam festival ini, termasuk yang diikutkan dalam kontes durian. Durian berasal, antara lain, dari Kabupaten Sanggau, Kubu Raya, Bengkayang, Sambas, dan Kota Singkawang.
Hero mengatakan festival ini diharapkan bisa mempromosikan durian Kalbar. Apalagi, potensi durian Kalbar sangat bagus. Produksi durian Kalbar mencapai 9 ton-10 ton per hektar per musim. ”Produksinya pada 2017 sebanyak 16.000 ton dan pada 2018 sebanyak 25.000 ton,” ujar Hero.
Sementara itu, dalam setahun terjadi dua kali musim durian. Agustus ini, wilayah yang tengah memasuki masa panen durian tidak merata. Maka, tidak semua kabupaten/kota berperan serta dalam festival ini. Di wilayah hulu panen baru dilakukan pada Desember dan Januari. ”Ke depan kami merencanakan kegiatan ini dilaksanakan dua kali setahun,” kata Hero.
Di Kalbar, lanjut Hero, durian yang sudah dinyatakan varietas unggul melalui surat keputusan Kementerian Pertanian (Kementan) ada 10 jenis. ”Yang belum ada SK dari Kementan ada banyak sekali yang dominannya berada di Sanggau,” ucap Hero.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Kalbar, 10 varietas durian unggul Kalbar itu di antaranya durian varietas mansau, sawah mas, varietas kalapet, rasa mabah, asapar, rinbud, torong, lokad, dan manjar.
Gubernur Kalbar Sutarmidji mengatakan, festival ini bertujuan untuk memperkenalkan durian varietas unggul kepada publik. Selain itu, juga untuk mendorong para petani durian menjaga tanaman duriannya. Apalagi, durian di Kalbar pada umumnya tumbuh liar di hutan.
”Saat ada durian yang menjuarai kontes, maka harganya juga akan meningkat. Dengan demikian, ada dorongan bagi petani untuk menjaga tanaman duriannya. Kami pun memberikan hadiah besar, misalnya juara pertama kontes durian Rp 50 juta,” kata Sutarmidji.
Saat ada durian yang menjuarai kontes, maka harganya juga akan meningkat.
Kontes dinilai oleh juri dari Yayasan Durian Nusantara, peneliti tanaman buah, dan para penggiat tanaman durian. Unsur yang dinilai antara lain ketebalan, rasa, dan ketahanan.
Untuk mendorong pengembangan durian Kalbar, pada 2018, Pemprov Kalbar membantu pengembangan 100 hektar lahan. Tahun depan, bantuan direncanakan mencapai 200 ha di sejumlah wilayah dengan beragam jenis.
Di Sanggau, misalnya, terdapat 8 jenis durian, di Kapuas Hulu 1 jenis, dan Kubu Raya ada 4 jenis durian. ”Untuk meningkatkan produktivitas sudah disiapkan tenaga pendamping dari dinas pertanian,” kata Gubernur.
”Namun, saat ini kendala petani dalam memasarkan durian ke luar Kalbar adalah transportasi. Maskapai penerbangan tidak ada yang mau membawa durian mereka. Apalagi, kalau dalam jumlah banyak,” kata Sutarmidji. Maka, pihaknya meminta pemerintah pusat membantu pemasaran durian.
Terus dikembangkan
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengapresiasi acara tersebut. Festival itu dapat dijadikan ajang tukar-menukar informasi, jaringan usaha, sekaligus sarana promosi durian. Apalagi, Kalbar adalah salah satu sentra durian nasional yang memiliki varietas-varietas unggul.
Kementan berkomitmen meningkatkan produksi varietas dan mutu buah. Upaya itu dilakukan dengan membangun sentra produksi dalam kawasan dengan skala komersial yang terintegrasi dengan pasar. Prihasto mengatakan, pengembangan kawasan berbagai jenis buah, termasuk durian, telah dilakukan sejak 2011. Hingga 2019 tercatat lebih dari 50.000 hektar kawasan yang dikembangkan.
Keberhasilan pengembangan buah-buahan secara umum dapat dilihat dari peningkatan produksi buah nasional. Pada 2017, produksi buah nasional 19,6 juta ton dan 2018 naik menjadi 20,3 juta ton. Produksi buah ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor. Buah yang berpotensi untuk ekspor di antaranya pisang, nanas, mangga, melon, semangka, salak, manggis, rambutan, avokad, dan durian.
Sejak 2017, neraca perdagangan durian mulai positif. Pada 2017, surplus sebesar 232 ton dan pada 2018 surplus 735 ton. Ini menunjukkan geliat ekspor meningkat dan tidak bergantung pada buah impor.
Di Indonesia, lanjut Prihasto, ada 104 varietas durian unggul yang terdaftar di Kementan. Namun, masih banyak lagi calon varietas unggul yang belum terdaftar. Contoh varietas unggul itu di antaranya durian mas, sitokong, sunan, petruk, perwira, tembaga, serumbut, matahari, dan kajang. Sentra produksi durian Indonesia menyebar di seluruh wilayah.
Ada 104 varietas durian unggul yang terdaftar di Kementan. Namun, masih banyak lagi calon varietas unggul yang belum terdaftar.
Sementara itu, program pengembangan kawasan durian yang telah dilakukan Kementan sejak 2012 ada 4.200 hektar di berbagai sentra produksi durian, salah satunya di wilayah Kalbar, yakni di Sanggau.
Salah satu peserta kontes durian, Frans Rambunan (32), menyambut baik acara ini. Dengan mengikuti kontes durian, ia semakin semangat merawat duriannya. Ia memiliki sekitar 100 pohon durian yang tumbuh di hutan terbuka. Ia mendapat informasi tentang Festival Durian Bumi Khatulistiwa dari media sosial. Kemudian, dirinya menghubungi panitia dan langsung ikut.
Plasma nutfah terbaik
Salah satu plasma nutfah durian terbaik di Nusantara berasal dari Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar. Durian mendapat predikat terbaik karena pohon durian di Balai Karangan meski berusia ratusan tahun tetap menghasilkan buah dengan kualitas baik. Hal itu membuktikan, pohon durian Balai Karangan tahan terhadap berbagai penyakit (Kompas, 26 September 2015).
Diameter pohon mencapai 60 sentimeter. Kandungan isinya berkisar 40-50 persen per buah dengan ketebalan mencapai 35 milimeter.
Ini berbeda dengan durian yang terkenal, yakni durian montong. Di usia muda, durian montong sudah memiliki produktivitas yang baik. Namun, memasuki usia 8-10 tahun, pohon durian montong rentan terhadap berbagai penyakit. Biaya pemeliharaannya pun tinggi. Dari sisi buahnya, durian montong dalam satu buah rata-rata hanya memiliki kandungan isi 30-35 persen.
Durian Balai Karangan tumbuh secara alami di sepanjang tepi aliran Sungai Sekayam di Balai Karangan yang kaya akan unsur mineral. Namun, durian Balai Karangan terancam punah karena ekspansi perkebunan sawit.