Festival Krakatau Jadi Momentum Bangkitkan Wisata Lampung
Pemerintah Provinsi Lampung terus memulihkan sektor pariwisata di Lampung pascasunami yang menerjang pesisir Lampung 22 Desember 2018. Berbagai kegiatan festival dan parade budaya digelar untuk mempromosikan keindahan Lampung serta menggerakkan ekonomi lokal.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Lampung terus memulihkan sektor pariwisata di Lampung pascasunami yang menerjang pesisir Lampung 22 Desember 2018. Berbagai kegiatan festival dan parade budaya digelar untuk mempromosikan keindahan Lampung serta menggerakkan ekonomi lokal.
Minggu (25/8/2019), Pemerintah Provinsi Lampung kembali menggelar parade budaya untuk memeriahkan Festival Krakatau. Dalam parade itu, berbagai atraksi budaya dan pakaian adat Lampung ditampilkan. Acara dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.
Acara parade budaya dipusatkan di Tugu Adipura yang merupakan pusat Kota Bandar Lampung. Peserta festival yang mengenakan pakaian bernuansa tapis berkeliling di jalan-jalan protokol Kota Bandar Lampung. Ratusan warga antusias menyaksikan parade budaya tersebut.
Arief mengatakan, potensi pariwisata di Lampung harus terus dipromosikan lewat kegiatan festival untuk menarik wisatawan. Pasca tsunami tahun lalu, Lampung harus menunjukkan bahwa sektor pariwisata tetap berjalan dengan baik.
Festival yang digelar harus kreatif, memiliki keunikan, dan bersifat komersil agar dapat dijual pada wisatawan. Dia mencontohkan, pemda dapat menggandeng desainer terkenal untuk mendesain busana yang akan ditampilkan dalam parade. Dengan begitu, busana itu dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Selain itu, koreografer juga dapat dilibatkan agar atraksi lebih menarik.
Untuk menggenjot pariwisata, Lampung juga harus memanfaatkan Bandara Internasional Radin Inten II untuk menarik wisatawan mancanegara. Selain itu, Lampung dinilai perlu membangun kawasan ekonomi khusus pariwisata. "Ini agar investor bisa masuk ke Lampung. Luas yang dibutuhkan sekitar 300 hektar," katanya.
Lampung dinilai perlu membangun kawasan ekonomi khusus pariwisata. Ini agar investor bisa masuk ke Lampung. Luas yang dibutuhkan sekitar 300 hektar. (Arief Yahya)
Dia juga mendorong agar pariwisata dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran. Dengan begitu, pengembangan wisata yang bakal diteruskan generasi muda bisa lebih baik.
Arinal mengatakan, selain untuk promosi wisata Lampung, festival juga untuk menggerakkan ekonomi di daerah. Dalam kegiatan tersebut, pelaku usaha dapat menjual produk mereka.
Dia menjelaskan, busana tapis yang ditampilkan dalam parade budaya tersebut memadukan unsur modern perkotaan dengan tradisi. Hal ini untuk menunjukkan bahwa tapis relevan dan dapat beradaptasi dengan kemajuan zaman. Tapis tidak hanya dapat dikenakan masyarakat adat, tapi juga masyarakat luas.
Sebelum menggelar parade budaya, pemerintah juga mengajak anak muda untuk menggelar festival busana daerah di pusat keramaiam dan pusat perbelanjaan di Kota Bandar Lampung sebagai strategi promosi Selain itu, peserta juga diajak berkeliling Gunung Anak Krakatau menggunakan kapal untuk melihat perubahan gunung tersebut pascaerupsi.
Nurulia (25), salah satu wisatawan lokal asal Kota Metro, menuturkan, dia terkesan dengan parade budaya tersebut. Selain bisa melihat aktrasi budaya, Nurulia juga tertarik datang ke acara itu untuk mencicipi berbagai kuliner nusantara yang dijual.