SILVERSTONE, MINGGU – Kontras dengan tahun lalu, balap MotoGP seri Inggris di Sirkuit Silverstone, Minggu (25/8/2019) malam menampilkan sejumlah drama mendebarkan. Drama itu antara lain kemenangan pebalap Suzuki, Alex Rins, atas pemuncak klasemen Marc Marquez dalam waktu hanya sekejap mata.
Musim lalu, para pebalap, tim, maupun penggemar MotoGP datang ke Inggris dengan kekecewaan. Tidak ada satu pun adegan salip menyalip mendebarkan di lintasan. Balapan itu terpaksa dibatalkan seketika karena lintasan Silverstone saat itu digenangi air hujan yang bisa membahayakan jalannya balapan.
Situasi itu mendorong penyelenggara balapan melakukan pengaspalan ulang di sirkuit legendaris itu untuk pertama kalinya dalam 23 tahun terakhir. Selain mencegah genangan air, pengaspalan itu memangkas hampir 70 persen permukaan bergelombang di sirkuit yang dulu sempat disebut Marquez menyerupai “trek motocross itu”.
Perbaikan itu berdampak signifikan. Balap MotoGP di Silverstone kembali menarik, mulai dari start hingga finis. Adegan dramatis sekaligus mendebarkan langsung terjadi pada tikungan pertama. Fabio Quartararo, pebalap muda tim Yamaha yang sempat mengukir rekor waktu tercepat sepanjang sejarah di sirkuit itu pada sesi latihan Jumat, terpeleset di tikungan pertama.
Naasnya, pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, tidak sempat menghindari insiden yang persis ada di depannya itu. Dovizioso, juara MotoGP seri sebelumnya, pun lantas menabrak motor Quartararo. Ia terpental hebat, motor Ducati Desmosedici GP 19 yang dikendarainya pun sampai terbakar. Kecemasan pun muncul. Dovisioso sempat tergeletak tak bergerak.
Ia pun harus ditandu ke tepi dilarikan ke Rumah Sakit Coventry. Menurut keterangan Ducati, Doviziozo sempat gegar otak ringan dan kehilangan ingatannya sesaat. Namun, tidak ada cedera fisik lain seperti patah anggota tubuh yang dideritanya. Ia pun kemungkinan masih bisa membalap di seri berikutnya, yaitu di San Marino, 15 September mendatang.
Kandas dininya Dovizioso dan Quartararo menyisakan persaingan sengit Rins dengan Marquez di posisi terdepan. Marquez, yang start dari posisi terdepan, terus memimpin hingga 96 persen jalannya balapan yang berlangsung selama 20 putaran itu. Juara bertahan MotoGP dari tim Honda itu sempat tiga kali disalip Rins, yaitu di putaran 9, 18 dan 19, namun mampu merebut kembali dengan cepat posisi terdepan.
Sadar tidak mampu menyaingi kekuatan mesin Honda, yaitu akselerasi dan kecepatan maksimum, Rins lantas mengubah strategi di akhir balapan itu. Ia meniru langkah Dovizioso pada seri sebelumnya di Red Bull Ring, Austria. Rins, yang sebelumnya kerap tampil agresif, memilih menempel Marquez sambil mencari momen terbaik untuk mengalahkannya.
Momen itu didapatnya persis menjelang finis balapan itu. Rins melewati Marquez di tikungan terakhir dan menjadi juara dengan margin waktu hanya 0,013 detik. Ini kemenangan paling tipis di MotoGP pada dekade ini. Ia pun terlihat sangat girang, seolah menjadi juara dunia, saat merayakan kemenangan keduanya di MotoGP itu.
“Sulit dipercaya. Saya tidak punya kata-kata untuk menjelaskannya. Saya mencoba tetap tenang. Di tikungan terakhir, saya jauh lebih cepat darinya. Akhirnya saya pun dapat memenanginya. Vamos!” ujar Rins, pebalap 23 tahun, seusai balapan itu.
Marquez sempat terkejut dan nyaris tidak percaya kehilangan trofi juara GP Inggris dari Rins. Untuk kedua kalinya beruntun, trofi juara GP lepas darinya dalam kejapan mata. Di Austria, dua pekan lalu, ia juga dipecundangi Dovizioso di tikungan terakhir balapan. “Kalah di tikungan terakhir rasanya tidaklah menyenangkan. Meskipun demikian, saya tetap gembira karena kini unggul jauh di kejuaraan (dunia),” tuturnya.
Menyusul kecelakaan naas Dovizioso, Marquez menambah keunggulannya di puncak klasemen pebalap, yaitu menjadi 78 poin dari rival terberatnya itu. Adapun Rins, yang disebut Quartararo sebagai penyebab kecelakaannya itu, kini naik ke peringkat ketiga dengan menyalip Danilo Petrucci, pebalap Ducati lainnya. (AFP)