Presiden Brasil Jair Bolsonaro terkenal bersikap skeptis atas perubahan iklim. Setelah ditekan oleh masyarakat internasional, Bolsonaro akhirnya mengirim dua pesawat Hercules C-130 untuk membantu memadamkan api pada Minggu (25/8/2019).
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
BIARRITZ, SENIN — Negara anggota G-7 sepakat untuk mengucurkan dana sebesar 22 juta dollar AS guna membantu penanganan kebakaran di Hutan Amazon. Sebagian besar dana tersebut akan dipakai untuk mengirim pesawat pemadam kebakaran.
Sebagai paru-paru dunia, Hutan Amazon tengah menghadapi bencana kebakaran. Setidaknya ada 80.000 titik api yang terdeteksi sejak awal tahun atau dengan kata lain lebih dari setengah Amazon terbakar.
Masalah kebakaran Amazon merupakan salah satu topik pembahasan dalam pertemuan G-7 di Biarritz, Perancis, Senin (26/8/2019). Kelompok G-7 terdiri dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat.
”Kita harus merespons seruan mengenai Hutan Amazon yang sedang terbakar saat ini,” kata Presiden Perancis Emmanuel Macron yang mengumumkannya bersama Presiden Chile Sebastián Piñera.
Macron telah membuat masalah kebakaran Amazon sebagai isu prioritas. Ia juga mengancam untuk menghalangi perjanjian perdagangan baru antara Uni Eropa (UE) dan Amerika Latin jika Presiden Brasil Jair Bolsonaro tidak mengambil langkah serius untuk melindungi Amazon.
Selain dukungan dana, bantuan lain yang akan diberikan G-7 adalah mendukung rencana reboisasi jangka menengah yang akan diumumkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2019. Brasil dan masyarakat lokal wajib mematuhi rencana reboisasi.
”Tentu kebakaran Amazon berada di wilayah Brasil, tetapi kami memiliki pertanyaan mengenai hutan tersebut yang menjadi pertanyaan global. Paru-paru dunia kita sedang terdampak dan kita harus mencari solusi,” ujar Kanselir Jerman Angela Merkel.
Bolsonaro terkenal bersikap skeptis atas perubahan iklim. Setelah ditekan oleh masyarakat internasional, Bolsonaro akhirnya mengirim dua pesawat Hercules C-130 untuk membantu memadamkan api pada Minggu (25/8/2019). Selain itu, ia juga berjanji mengirim 44.000 tentara untuk memadamkan api.
Langkah lambat
Langkah lambat Bolsonaro dalam menangani kebakaran Hutan Amazon telah menimbulkan berbagai kecaman dari dalam dan luar negeri. Sebelumnya, ia menyatakan perlindungan hutan menghambat pengembangan ekonomi Brasil.
Ribuan orang berdemonstrasi di sejumlah kota di Brasil dan depan Kedutaan Besar Brasil di seluruh dunia. Tagar #PrayforAmazonia atau ”Berdoa untuk Amazon” menjadi topik populer di media sosial Twitter.
”Tidak ada pemerintahan demokratis yang menderita akibat kritik internasional seperti yang Bolsonaro alami. Dengan melanggar perjanjian lingkungan internasional, Brasil telah didiskreditkan dan tidak mampu menjalankan kepemimpinan di level internasional,” ujar pengamat hubungan internasional Rio de Janeiro State University, Mauricio Santoro.
Para kritikus menyatakan, jumlah kebakaran tahun ini didorong dukungan Bolsonaro terhadap petani, penebang kayu, dan peternak untuk mempercepat penebangan hutan. Meskipun telah berjanji untuk melindungi hutan, Bolsonaro dinilai menyatakan hal tersebut hanya karena khawatir atas krisis diplomatik dan kerugian ekonomi.
”Ribuan spesies tumbuhan dan hewan terbunuh dan banyak yang belum kita ketahui. Populasi kota-kota terdekat juga rusak parah karena menghirup udara sehingga menyebabkan masalah pernapasan. Peningkatan deforestasi telah mengubah pola hujan di kawasan dan merusak agrikultur, bahkan di Amerika Selatan,” tutur anggota Kampanye Amazon dari Greenpeace Brasil, Rómulo Batista. (AFP/AP/REUTERS)