Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno menyambut baik kemitraan tersebut. Pemerintah akan mendukung melalui kontribusi solusi administratif dan masalah teknis lainnya.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiranto menghargai semangat besar kolaborasi ini, yang merangkul pemerintah, LSM, kelompok masyarakat, dan kearifan lokal terhadap lingkungan
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Perlindungan habitat orangutan tapanuli di ekosistem Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, akan digarap bersama oleh multipihak. Selain pemerintah, upaya perlindungan akan dilakukan bersama pihak swasta dan lembaga swadaya masyarakat.
Kerja sama terkait konservasi tersebut akan dilakukan oleh PT North Sumatra Hydro Energi (NSHE), Yayasan Paneco, dan Pemerintah Indonesia seperti dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin (26/8/2019). NSHE merupakan pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru dan Yayasan Paneco merupakan organisasi nonpemerintah asal Swiss yang juga fokus pada perlindungan orangutan.
Strategi konservasi untuk perlindungan habitat orangutan tapanuli akan dirancang secara komprehensif. Upaya konservasi ini akan dilakukan di areal seluas 200.000 hektar yang merupakan lansekap Batang Toru.
Adapun strategi yang dirancang, antara lain, pembangunan koridor hutan untuk menghubungkan habitat yang terfragmenasi, restorasi bekas tebangan hutan, serta peningkatkan perlindungan di lokasi yang dinilai belum terlindungi.
Presiden Paneco Regina Frey menyatakan, tren dan tekanan publik kuat untuk mengubah paradigma business as usual menjadi pendekatan pembangunan baru yang lebih berkelanjutan. “Kolaborasi ini menawarkan suatu peluang menarik untuk mengembangkan suatu model solusi untuk mencapai tujuan dalam pembangunan berkelanjutan di mana pun di dunia,” ucapnya.
Komitmen terhadap upaya konservasi jangka panjang untuk melindungi ekosistem Batang Toru disepakati secara resmi melalui nota kesepahaman yang telah ditandatangani pada Kamis (22/8/2019). Direktorat Jenderal Konsevasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turut mendukung kerjasama tersebut.
Menyambut baik
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno menyambut baik kemitraan tersebut. Pemerintah akan mendukung melalui kontribusi solusi administratif dan masalah teknis lainnya.
“Saya menghargai semangat besar dalam kolaborasi ini, merangkul pemerintah di semua tingkatan, LSM, kelompok masyarakat, dan kearifan lokal terhadap lingkungan, termasuk satwa liar, ilmuwan, dan perusahaan melalui pendekatan lintas pemangku kepentingan,” katanya.
Direktur Komunikasi NSHE Firman Taufick mengatakan, kemitraan ini terjadi atas dasar saling pengertian tentang perlunya kerja sama antara sektor bisnis dan berbagai pemangku kepentingan. "Tentu sangat penting untuk menemukan solusi bersama (dalam menjaga kelestarian lingkungan)," ujarnya.
Profesor Carel van Schaik, pakar orangutan dunia yang juga menjabat sebagai anggota dewan Paneco, menambahkan, “Bahkan tanpa proyek PLTA baru ini, spesies orangutan Tapanuli yang hanya tersisa kurang dari 800 individu dalam populasi yang sudah terfragmentasi, menghadapi masa depan suram. Dengan adanya kerja sama Pemerintah Indonesia dan PT NSHE saat ini, ada potensi besar dalam hal strategi konservasi baru dan besar yang akan menjamin perlindungan terhadap mereka dan seluruh habitat ekosistem Batang Toru, dalam jangka panjang.”