logo Kompas.id
UtamaTantangan Penyerapan Bulog
Iklan

Tantangan Penyerapan Bulog

Seiring berakhirnya program bansos rastra, per September 2019, Perum Bulog tak lagi menjadi pemasok beras. Pemerintah beralih ke program bantuan pangan nontunai (BPNT). Situasi ini menghadirkan tantangan bagi Bulog, khususnya di sisi penyerapan.

Oleh
FERRY SANTOSO
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NUhoKEhkdtTulAUHC26mk5IcM90=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F20190523_BERAS_E_web_1558608575.jpg
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Petugas memeriksa kondisi beras di Gudang Bulog Subdivre Surabaya Utara, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Kamis (23/5/2019). Stok beras Bulog untuk Jawa Timur, khususnya menjelang hari raya, mencapai 624.000 ton.

Perum Bulog, sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, melaksanakan pengadaan beras/gabah. Hasil pengadaan, antara lain, untuk cadangan beras pemerintah atau CBP.

CBP antara lain dipakai untuk bantuan bencana alam, operasi pasar, dan bantuan luar negeri. Selain itu, gabah/beras yang diserap dari petani juga dipakai untuk bantuan sosial beras sejahtera (bansos rastra). Selama ini, program bantuan pangan itu menjadi saluran beras yang efektif bagi Bulog.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000