logo Kompas.id
UtamaSejarawan Berbeda Pandangan...
Iklan

Sejarawan Berbeda Pandangan Soal Pemindahan Ibu Kota

Sejarawan berbeda pandangan terkait rencana pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara. Sebagian meyakini wacana pemindahan Ibu Kota Negara kali ini lebih serius. Namun sejarawan lain memandang rencana ini kurang pertimbangan matang.

Oleh
AYU PRATIWI
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JrcSVM0lE6o99FZxgulZunbQ5Tw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F2f3f76e4-ee05-42f9-9442-cc772dad8853_jpg.jpg
KOMPAS/ HERU SRI KUMORO

Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumumkan pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negera, Jakarta, senin (26/8/2019). Presiden mengumumkan bahwa sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur. Kompas/Heru Sri Kumoro.

JAKARTA, KOMPAS - Sejarawan berbeda pandangan terkait rencana pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara. Sebagian meyakini wacana pemindahan Ibu Kota Negara kali ini lebih serius. Namun sejarawan lain memandang rencana ini kurang pertimbangan matang.

Profesor Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam yakin, rencana pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur kali ini lebih serius dari rencana sebelumnya. Di era kepemimpinan Presiden Soekarno dan Soeharto, rencana itu sempat diwacanakan, namun tidak direalisasikan akibat kondisi saat itu yang kurang mendukung.

Editor:
Andy Riza Hidayat
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000