Taliban menegaskan, perlawanan mereka terhadap Pemerintah Afghanistan dukungan AS tidak akan terhenti meski ada kesepakatan antara Taliban dan AS yang saat ini disebut hampir membuahkan hasil final.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
KABUL, SENIN — Taliban menegaskan, perlawanan mereka terhadap Pemerintah Afghanistan dukungan AS tidak akan terhenti meski ada kesepakatan antara Taliban dan AS yang saat ini disebut hampir membuahkan hasil final. Bukan itu saja, Taliban bergeming tidak mau menerima tekanan para negosiator AS agar Taliban mau membuka perundingan dengan Pemerintah Afghanistan dan menyepakati gencatan senjata.
Hal itu ditegaskan seorang pejabat senior Taliban, Senin (26/8/2019). ”Kami akan terus melawan Pemerintah Afghanistan dan merebut kekuasaan dengan kekuatan,” kata seorang komandan Taliban yang tak mau disebut identitasnya.
Terkait konflik di Afghanistan, Presiden AS Donald Trump tidak sabar ingin menarik pasukan AS dan mengakhiri perang selama 18 tahun di sana. Para pejabat AS dan Taliban melakukan negosiasi di Qatar sejak tahun lalu. Salah satu fokus perundingan adalah penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan mengakhiri perang terlama AS dengan imbalan berupa jaminan Taliban bahwa kelompok-kelompok militan internasional tidak akan berlindung di Afghanistan.
Namun, ada kekhawatiran di kalangan pejabat Afghanistan dan penasihat keamanan nasional AS bahwa penarikan pasukan AS dari Afghanistan akan membuat Afghanistan terjerumus dalam putaran baru perang saudara yang memungkinkan kembalinya Taliban dan kelompok militan lain, termasuk Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), berkuasa di negeri itu.
Komandan Taliban lainnya, yang juga menolak disebutkan namanya, mengatakan, kesepakatan dengan AS diharapkan bisa ditandatangani pekan ini. Dengan perjanjian itu, pasukan AS tak akan lagi menyerang Taliban, dan sebaliknya kelompok militan itu juga tidak akan menyerang pasukan AS.
Dengan perjanjian itu, kata pejabat Taliban itu, AS akan berhenti membantu Pemerintah Afghanistan. ”Amerika tak akan membantu Pemerintah Afghanistan dan tentaranya saat mereka (tentara Pemerintah Afghanistan) berperang melawan kami,” ujarnya.
Pejabat AS yang terlibat dalam negosiasi dengan Taliban belum dapat dimintai komentar soal ancaman Taliban itu. Utusan Khusus AS untuk Perdamaian di Afghanistan, Zalmay Khalilzad, mendesak Taliban berkomitmen membahas pembagian kekuasaan dengan Pemerintah Afghanistan dan mengumumkan gencatan senjata.
Dua sumber diplomatik yang mengetahui negosiasi AS dengan Taliban menyebutkan, kesepakatan dengan Taliban memungkinkan AS menarik 50 persen pasukannya dari Afghanistan. Upaya mengakhiri konflik Taliban-Pemerintah Afghanistan diperlukan negosiasi terpisah. (REUTERS)