Siapapun ingin mengabadikan momen indah saat melancong, tak terkecuali seorang raja sekali pun. Itulah yang terjadi saat Raja Malaysia Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong XVI Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah piknik ke Candi Borobudur. Berfoto, swafoto, dan foto beramai-ramai menjadi agenda wajib.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
Siapapun ingin mengabadikan momen indah saat melancong, tak terkecuali seorang raja sekali pun. Itulah yang terjadi saat Raja Malaysia Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong XVI Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah piknik ke Candi Borobudur. Berfoto, swafoto, dan foto beramai-ramai menjadi agenda wajib.
Berfoto bahkan menjadi aktivitas pertama sang Raja saat sampai ke Candi Borobudur di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (28/8/2019) sekitar pukul 16.15. Saat sampai tepat di depan candi, Yang di-Pertuan Agong mulai minta untuk berfoto.
Awalnya, pihak Taman Wisata Candi Borobudur terlebih dahulu mempersilahkan rombongan Yang di-Pertuan Agong berfoto di lokasi yang telah disiapkan, tepat berlatar belakang Candi Borobudur. Namun, setelah semua sesi foto dengan gaya formal dan diatur tersebut selesai, dia pun berinisiatif meminta dirinya difoto bersama istri.
Tak berapa lama berselang, dia pun kembali meminta difoto bersama tiga putrinya. Tidak cukup dua atau tiga kali, sang Raja tak henti meminta agar rombongan wartawan yang khusus diajak dari Malaysia terus memotretnya dalam berbagai gaya dan sudut pandang berbeda. Hingga akhirnya salah satu jurnalis Malaysia pun iseng menyeletuk, ”Coba gaya freestyle….”
Saat itulah, Sang Raja terlihat kikuk dan mencoba bergaya dengan menggerak-gerakkan tangannya. Adapun, tiga putrinya menampilkan gaya berbeda dengan tersenyum lebih lebar dan memiringkan kepala.
Setelah puas berfoto, barulah Yang di-Pertuan Agong bersama puluhan orang dalam rombongannya, beranjak naik ke Candi Borobudur. Panggah Ardiansyah, salah seorang petugas dari Balai Konservasi Borobudur (BKB) mengatakan, dalam perjalanannya ke lantai 10, sang Raja sama sekali tidak berhenti.
“Beliau (Sang Raja) langsung naik puncak, ke lantai 10, dan melanjutkan keinginannya untuk berfoto-foto lagi di sana,” ujarnya.
Sama seperti di depan candi, saat berada di puncak tertinggi Borobudur, Yang di-Pertuan Agong pun kembali berfoto dengan keluarga dan para stafnya. Tak sangsi, sebab dari sekitar stupa tertinggi ini, dapat terlihat bentang alam perbukitan sekitar candi yang masih sangat asri. Selain itu, di kejauhan, nampak beberapa gunung di Jawa Tengah seperti Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro.
Saat Sang Raja dan rombongannya naik, Candi Borobudur tetap dibuka untuk wisatawan. Oleh karena itu, kedatangan Sang Raja yang dikawal ketat petugas keamanan pun pada akhirnya juga memancing perhatian pengunjung lain.
Menariknya, di antara pengunjung, ternyata ada seorang wisatawan yang berasal dari Pahang, Malaysia. Wisatawan tersebut mendekat dan mencoba memberi hormat dengan meletakkan tangan di dada. Namun, Sang Raja kemudian membalas dengan menyalaminya. Setelah itu, keduanya pun terlihat asyik mengobrol.
“Saya tidak tahu apa yang dibicarakan. Mereka berbicara dalam bahasa Melayu yang tidak saya pahami,” ujar Panggah.
Dia kagum betapa masyarakat lokal saat itu bisa menyusun dan merekatkan batuan tanpa komponen pendukung di era modern seperti semen dan perekat kimia.
Saat mendampingi rombongan Yang di-Pertuan Agong, Panggah menjelaskan tentang segala sesuatu terkait Candi Borobudur dalam bahasa Indonesia. Menurut dia, rombongan raja dan keluarganya sangat tertarik tentang sejarah restorasi candi terutama perihal teknik pembangunannya yang unik. Dia kagum betapa masyarakat lokal saat itu bisa menyusun dan merekatkan batuan tanpa komponen pendukung di era modern seperti semen dan perekat kimia.
“Setelah mendengar penjelasan, mereka pun kian mencermati batuan candi, sembari terus bergumam bahwa candi ini sungguh ajaib,” ujarnya.
Kedatangan Yang di-Pertuan Agong ke candi yang dibangun sekitar abad ke-8 itu adalah untuk yang pertama kali. Adapun bagi istrinya, Raja Permaisuri Agong Tunku Hajah Azizah Aminah Maimunah Iskandariah, adalah yang kedua kali. Sebelumnya, 34 tahun lalu, dia sempat mengunjungi Candi Borobudur bersama ayahnya. Kendati demikian, hal itu sama sekali tidak mengurangi antusiasmenya berwisata.
Kedatangan Raja Malaysia ke Candi Borobudur tersebut masuk dalam rangkaian kunjungannya selama di Indonesia. Sebelumnya, Selasa (27/8) dia sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. Adapun Rabu pagi, rombongan Yang di-Pertuan Agong bersilaturahmi dengan Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta.
Sama seperti disampaikan Sri Sultan HB X, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku, dirinya pun tidak melakukan percakapan serius dengan Raja Malaysia. Dia hanya membiarkan tamu negara tersebut berjalan-jalan karena Sang Raja terlihat ingin bersantai dan berwisata bersama keluarga.
“Saya tidak ingin menganggu karena beliau (Sang Raja) terlihat ingin piknik,” ujarnya sembari tertawa.
Saya tidak ingin menganggu karena beliau (Sang Raja) terlihat ingin piknik. (Ganjar Pranowo)
Terpesona
Saat berjalan-jalan di atas bangunan candi, Ganjar mengatakan, Sang Raja terus berulang-ulang memuji, mengagumi candi, dan menyebutnya dengan sebutan amazing (menakjubkan).
Dan wisata pun belum berakhir ketika sesi foto-foto terakhir belum dilakukan. Setelah menuruni candi, Yang di-Pertuan Agong masih menyempatkan diri berfoto-foto sejenak bersama istri dan anak-anaknya. Baru selanjutnya, dia pun beristirahat dan menghilangkan dahaga dengan air mineral serta jus jambu.
Sang Raja terlihat sangat terkesan dengan kunjungannya. Sebelum kendaraan angkut dari Taman Wisata Candi Borobudur membawa dirinya turun ke area parkir mobil, dia pun kembali menyapa Panggah yang berdiri di tepi jalan, dan mengucapkan terima kasih. Dan piknik Sang Raja pun berakhir dengan lambaian tangannya saat kendaraan melaju…