PT Transportasi Jakarta merencanakan percepatan penambahan armada yang tergabung dalam JakLingko guna mengantisipasi penambahan penumpang akibat perluasan kebijakan ganjil genap. Saat ini, jumlah bus dalam JakLingko sebanyak 3.305 unit.
Oleh
Irene Sarwindaningrum
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta merencanakan percepatan penambahan armada yang tergabung dalam JakLingko guna mengantisipasi penambahan penumpang akibat perluasan kebijakan ganjil genap. Saat ini, jumlah bus dalam JakLingko sebanyak 3.305 unit.
Tahun depan, jumlah armada yang tergabung dalam JakLingko ditargetkan 10.047 unit. Semula, penambahan jumlah bus tersebut ditetapkan sekitar 7.000 unit pada tahun depan.
Selama uji coba perluasan sistem ganjil genap, jumlah penumpang meningkat. Tertinggi, ada 851.902 penumpang sehari dari jumlah rata-rata penumpang harian 822.034 orang.
”Angkanya selalu bertambah. Kebijakan perluasan sistem ganjil genap membuat penumpang bertambah,” kata Direktur Operasional dan Sumber Daya Manusia PT Transportasi Jakarta Prasetia Budi, Rabu (28/8/2019), di Jakarta.
Untuk mengakomodasi rencana percepatan penambahan armada ini, PT Transportasi Jakarta juga mengajukan tambahan anggaran public service operation (PSO) pada APBD DKI Jakarta tahun 2020. Usulan PSO diajukan Rp 4,2 triliun dari semula Rp 3,21 triliun.
Direktur Keuangan PT Transportasi Jakarta Welfizon Yuza mengatakan, untuk mencapai target penambahan armada itu, PT Transportasi Jakarta berusaha menjadi mediator untuk mempermudah operator bus mengakses pinjaman perbankan guna bergabung dengan Transjakarta. Selama ini, banyak operator bus yang kesulitan mengakses pinjaman perbankan yang antara lain dipakai untuk pengadaan bus. Akibatnya, mereka sulit bergabung.
”Kami coba menjadi stimulus untuk membuat ekosistem usaha yang sehat. Dengan mempermudah akses ke perbankan ini, nantinya perhitungan rupiah per kilometer juga menjadi lebih efisien,” katanya.
Saat ini, ada 1.231 angkutan kota atau bus mikro yang bergabung dengan Transjakarta. Bus-bus mikro yang disebut mikrotrans ini beroperasi di 48 rute.
Akhir tahun ini, target pengadaan 1.441 mikrotrans optimistis terlampaui. Jumlah ini mencapai 22,7 persen dari total target yang ingin dicapai. Jumlah pengguna mikrotrans pada Agustus 2019 terdata 170.580 pelanggan per hari.
Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transportasi Jakarta Yoga Adiwinarto mengatakan, PT Transportasi Jakarta juga tengah fokus melakukan proses integrasi dengan moda transportasi lain, yaitu MRT, LRT, dan kereta komuter KRL.
Salah satu yang tengah dikerjakan adalah pembangunan halte integrasi LRT Velodrome-Kelapa Gading yang saat ini mencapai 80 persen. Proses integrasi lain yang tengah berjalan lainnya di antaranya di Lebak Bulus, Cawang UKI, dan Tosari.
Untuk integrasi dengan MRT di CSW, PT Transportasi Jakarta membangun dua halte baru yang saat ini dalam tahap detailed engineering design. Sementara konstruksi direncanakan dilakukan pada Oktober.
Mendatang, integrasi fisik juga akan dilakukan antara stasiun LRT Cawang-Dukuh Atas dan empat halte, integrasi stasiun LRT Cibubur-Cawang dengan dua halte, serta integrasi stasiun KRL Commuterline di Senen dengan empat halte.