logo Kompas.id
UtamaTradisi Baca Tulis Dorong Mutu...
Iklan

Tradisi Baca Tulis Dorong Mutu Putusan

Oleh
Rini Kustiasih
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EtxXylWO6zuY2nXpLviGF1EDurs=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2Fdf47666d-c290-4328-8486-85575aad51b0_jpg.jpg
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Hakim Mahkamah Konstitusi membacakan putusan perselisihan hasil Pemilihan Umum Legislatif 2019 di ruang sidang pleno MK, Jakarta, Selasa (6/8/2019). Sebanyak 202 perkara PHPU akan dibacakan putusannya selama empat hari atau hingga Jumat (9/8/2019).

JAKARTA, KOMPAS - Kuatnya tradisi akademik tak dapat dilepaskan dari profesi hakim, termasuk hakim konstitusi. Kekuatan baca dan tulis  hakim  akan mewarnai kualitas putusan. Budaya baca tulis tak sekadar menguatkan pertimbangan hukum  teoretis dan tekstual, tetapi juga  memperkaya dan memberi perspektif saat mengkaji perkara dari berbagai sudut. Untuk itu,   hakim dekat dengan budaya baca tulis.

”Setiap hakim wajib menulis pertimbangan atau pendapatnya. Jadi,   dalam UU Mahkamah Konstitusi  (MK) diatur soal itu. Tak  berarti pendapatnya cukup lisan, lalu pertimbangannya ditulis. Semuanya dimaksudkan untuk ditulis,” kata mantan Ketua MK   Jimly Asshiddiqie, Rabu (28/8/2019), saat membuka peluncuran dan bedah buku  ulang tahun ke-16 MK,  di Jakarta.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000