Manchester City Terboros Sejagat
MANCHESTER, KAMIS – Manajer Liverpool Juergen Klopp sempat menuduh Manchester City bak tinggal di negeri fantasi berkat kekuatan uangnya. Realitanya, City memang tercatat sebagai klub terboros dalam satu dekade terakhir. Total 1,52 miliar poundsterling atau setara Rp 26 triliun mereka belanjakan sejak 2009 silam.
Seperti diberitakan media Inggris, The Sun, Rabu (28/8/2019), City merupakan klub terboros sejagat di era modern ini. Dalam satu dekade terakhir, klub Inggris itu menghabiskan Rp 26 triliun untuk membeli 278 pemain. Sebanyak Rp 7,8 triliun di antaranya dibelanjakan pada tiga musim terakhir, yaitu antara lain membeli Rodri, Riyad Mahrez, Raheem Sterling, dan Kyle Walker.
Investasi masif itu membuat City konsisten tampil kompetitif, khususnya di kompetisi domestik Inggris. Skuad mereka saat ini bahkan tercatat sebagai yang termewah sejagat, yaitu senilai 777 juta pounds atau Rp 13 triliun. Nilai skuad itu melampaui klub terboros lainnya, Paris Saint-Germain, yang memiliki dua pemain termahal dunia, yaitu Neymar Jr dan Kylian Mbappe-Lottin.
Investasi City itu berbuah dua trofi juara Liga Inggris dan masing-masing satu Piala FA serta Piala Liga pada dua musim terakhir. Meskipun tidak memiliki megabintang seperti Neymar, Lionel Messi, atau Cristiano Ronaldo, “The Citizens” memiliki pemain berkualitas nyaris di setiap posisi. Tak hanya itu, kualitas pemain pelapis mereka seperti Gabriel Jesus, Bernardo Silva, dan Joao Cancelo tidak kalah dengan para pemain inti.
Tidak heran, Jose Mourinho, mantan manajer Manchester United, musim ini berkata, City punya peluang menjadi juara Liga Inggris meskipun hanya menurunkan pemain pelapis. “Ada empat tim (yang berpotensi juara). Manchester City, Tottenham (Hotspur) Liverpool, dan City B (pemain pelapis di City). Dengan kualitas pemain yang ada, saya kira tim B pun bisa jadi juara,” ujarnya awal Agustus lalu.
Paul Gascoigne, legenda sepak bola Inggris, berpendapat senada, City diuntungkan oleh kebijakan investasi pemain tanpa henti. Ia pun menjagokan klub itu menjadi juara Liga Inggris untuk ketiga kali beruntun, hal yang terakhir kali hanya bisa dilakukan MU tepat satu dekade silam.
“Liverpool memang nampak kuat. Namun, saya tidak melihat ada tim lain yang bakal bisa menghentikan City. Mereka terus membeli pemain. Itu cukup mengerikan. City memiliki kemewahan mengganti pemain di setiap posisi lapangan dengan kualitas setara. Ini tidak ada di tim lainnya,” ujar Gascoigne dikutip Manchester Evening News.
Hanya saja, seperti halnya PSG, berbagai kemewahan itu tidak cukup bagi City untuk “membeli” trofi kontinental paling bergengsi, yaitu Liga Champions Eropa. Prestasi terbaik mereka di kompetisi itu adalah semifinal musim 2015-2016, yaitu saat masih diasuh manajer Manuel Pellegrini. Di era Pep Guardiola, manajer yang dua kali membawa Barcelona juara Liga Champions, City bahkan belum pernah menembus semifinal.
Dalam tiga musim terakhir bersama Guardiola, City berturut-turut terhenti di babak 16 besar dan dua kali di perempat final. Tanpa gelar itu, prestasi menawan Guardiola di City terasa kurang sempurna. Tak ayal, trofi Liga Champions menjadi salah satu prioritas buruan The Citizens, selain trofi Liga Inggris, di musim baru ini.
Rivaldo, legenda sepak bola Barcelona, menyarankan Guardiola fokus mengejar trofi Liga Champions pada musim ini. “Pep Guardiola ada di situasi yang sama dengan (Ernesto) Valverde (manajer) di Barca. Mereka mendominasi kompetisi domestik, namun gagal di Liga Champions. Saya kira, sekarang saatnya mereka mengalihkan fokus di Eropa,” tutur Rivaldo.
Paling diuntungkan
Hal lain yang tidak kalah menarik, seperti diungkap The Sun, adalah fakta bahwa AS Monaco merupakan klub yang paling diuntungkan dari transfer pemain satu dekade terakhir. Di saat tim-tim lainnya seperti City, Barca, Madrid, dan PSG, kehilangan puluhan triliun rupiah menyusul investasi pemain, Monaco justru mendapatkan keuntungan besar. Klub asal Perancis itu menjadi satu-satunya klub yang mengalami surplus dalam daftar 15 klub dengan transaksi terbanyak satu dekade terakhir.
Surplus itu tidak terlepas dari pendapatan masif, yaitu senilai 893 juta pounds atau Rp 15 triliun, dari penjualan sejumlah bintangnya seperti Mbappe, James Rodriguez, Bernardo Silva, Thomas Lemar, Anthony Martial, dan Fabinho. Sayangnya, mereka tidak lolos ke Liga Champions musim ini setelah finis ke-17 di Liga Perancis musim lalu. Mereka tidak lagi bisa kompetitif menyusul banyaknya bintang yang hengkang.