Jepang Tambah Anggaran Pertahanan 3,3 Miliar Dollar AS
Jepang mengumumkan penambahan anggaran belanja pertahanan 3 miliar dollar AS untuk tahun anggaran 2019/2020. Anggaran itu dialokasikan untuk pertahanan antariksa, sibernetika, hingga penguatan satuan jet tempur generasi terbaru, F-35.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT — Jepang mengumumkan penambahan anggaran belanja pertahanan 3 miliar dollar AS untuk tahun anggaran 2019/2020. Anggaran itu dialokasikan untuk pertahanan antariksa, sibernetika, hingga penguatan satuan jet tempur generasi terbaru, F-35.
Kementerian Pertahanan Jepang mengungkapkan, total anggaran baru sebesar 50,3 miliar dollar AS. Saat APBN Jepang 2019/2020 disahkan pada April 2019, belanja pertahanan ditetapkan 47 miliar dollar AS. Kemhan Jepang akan membutuhkan persetujuan parlemen untuk tambahan anggaran itu.
Dengan anggaran tersebut, Jepang akan menambah armada F-35. Di antara rencana penambahan itu, termasuk enam unit F-35 yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL).
Kemampuan itu membuat F-35 bisa berpangkalan di kapal perang. Untuk pangkalan tersebut, Jepang akan mengubah dua kapal perang kelas Izumo yang kini menjadi kapal pengangkut dan landasan helikopter. Kapal-kapal itu akan menjadi kapal induk mini dan bisa dimanfaatkan sebagai pangkalan F-35 di laut.
Dengan berpangkalan di laut, jangkauan F-35 bisa meningkat dibanding berpangkalan di darat. Sebab, F-35 bisa lepas landas dan mendarat jauh dari daratan Jepang.
Dalam lawatan ke Jepang pada Mei 2019, Presiden AS Donald Trump mendukung rencana Jepang menambah F-35. Sebagai sekutu terdekat AS di Asia, Jepang diharapkan bisa membantu Washington meningkatkan kemampuan operasinya di Asia Timur.
Penambahan pesanan F-35 juga berarti membawa uang masuk ke AS. Sebab, meski dikembangkan bersama negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), F-35 diproduksi Lockheed Martin yang merupakan perusahaan AS.
Anggaran pertahanan Jepang juga akan dialokasikan untuk peningkatan kemampuan menangkal serangan peluru kendali. Sistem penangkal itu juga akan dibeli dari AS. Trump bolak-balik meminta Jepang meningkatkan belanjanya untuk sistem pertahanan rudal itu.
Anggaran pertahanan Jepang juga akan dialokasikan untuk peningkatan kemampuan menangkal serangan peluru kendali.
Sistem yang dikembangkan Raytheon, salah satu produsen produk pertahanan AS, akan mampu mencegat dan menghancurkan rudal lawan kala rudal itu masih di angkasa.
Tokyo tidak hanya ingin pertahanan berpeluncur darat. Jepang ingin rudal pertahanan itu dapat pula diluncurkan dari laut. Seperti halnya pangkalan jet tempur di kapal, rudal yang dapat diluncurkan dari laut akan meningkatkan jangkauan sistem pertahanan Jepang. Sebab, kapal-kapal itu bisa beroperasi di laut yang jauh dari daratan Jepang.
Perang nonkonvensional
Selain untuk menghadapi perang konvensional, anggaran pertahanan Jepang dialokasikan untuk perang nonkonvensional dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik, dunia maya, dan antariksa. Tokyo, antara lain, mengalokasikan 38 juta dollar AS untuk mengembangkan penelitian gelombang elektromagnetik.
Gelombang itu akan digunakan sebagai senjata mengganggu telekomunikasi lawan. Dalam program itu, termasuk pembelian peralatan pendeteksi gangguan dengan memanfaatkan satelit-satelit Jepang. Tokyo juga ingin mengembangkan pesawat dan kendaraan yang bisa mengganggu sinyal radar dan radio lawan.
Selain itu, Kemhan Jepang juga akan membentuk satuan misi antariksa. Satuan itu untuk memastikan kemampuan pertahanan antariksa Jepang. Satuan itu akan melatih anggota khusus bidang pertahanan antariksa dengan menganalisis kegiatan militer negara lain dan belajar dari tentara negara lain seperti AS. (AP/AFP)