Pertempuran milisi Dewan Transisi Selatan Uni Emirat Arab melawan loyalis Presiden Abdurabbuh Mansour Hadi kian sengit, menggambarkan keterpecahan UEA-Arab Saudi di Yaman.
Oleh
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Arab Saudi dan Uni Emirat Arab kini terlibat perang proksi sengit di Aden dan wilayah lainnya di Yaman selatan. Pesawat tempur UEA secara mengejutkan, Kamis (29/8/2019), menggempur posisi pasukan Presiden Yaman Abdurabbuh Mansour Hadi, loyalis Saudi, di Aden dan Zinjibar, ibu kota Provinsi Abyan. Gempuran itu menghentikan gerak maju pasukan Hadi.
Televisi Al Jazeera, mengutip sumber militer Yaman, melaporkan, sedikitnya 40 anggota pasukan loyalis Hadi dan warga sipil Yaman tewas akibat gempuran jet tempur Uni Emirat Arab (UEA) itu.
Milisi Dewan Transisi Selatan (STC) loyalis UEA, Kamis kemarin, mengklaim menguasai kembali sebagian besar kota Aden setelah pasukan loyalis Hadi pada Rabu lalu secara mengejutkan melancarkan serangan balik dan menguasai area luas di Aden. Pasukan loyalis Hadi diberitakan masih bertahan di Distrik Dar al-Saad, Distrik Sheikh Usman, sekitar istana presiden di kota Aden.
Seperti diketahui, kota Aden jatuh ke tangan milisi STC dari tangan pemerintahan Hadi pada 10 Agustus lalu. Milisi STC lalu menguasai kota Zinjibar, 19 Agustus. Gerak maju mereka terhenti di kota Ataq, ibu kota Provinsi Shabwah, sebelah timur Provinsi Abyan, pada 25 Agustus, setelah dipukul mundur pasukan Hadi di kota itu.
Rabu lalu, pasukan Hadi melancarkan serangan balik besar-besaran ke Provinsi Abyan dan mengusir milisi STC dari kota Zinjibar. Setelah itu, mereka secara cepat bergerak menuju Aden. Pasukan Hadi sempat menguasai wilayah luas di Aden sebelum dipukul mundur oleh milisi STC dengan bantuan pesawat tempur UEA.
Aden adalah ibu kota sementara pemerintahan Yaman yang diakui dunia internasional di bawah Presiden Hadi. Ibu kota Sana’a dikuasai milisi Houthi loyalis Iran sejak akhir 2014. Milisi STC dan pasukan Hadi semula berada satu koalisi yang dipimpin Arab Saudi.
UEA, kekuatan utama kedua dalam koalisi itu, berselisih dengan Hadi setelah kubu Hadi merangkul pihak yang—menurut UEA—dekat dengan Ikhwanul Muslimin, kelompok yang ingin dinetralisasi negara-negara Arab Teluk.
Tambahan personel
Milisi STC diberitakan juga mendapat bantuan sekitar 5.000 personel dari Provinsi Lahij dan Dhale. Mereka kini memburu sisa pasukan Hadi yang mencoba bertahan di kota Aden. Provinsi Lahij dan Dhale terletak di sebelah utara Aden.
Televisi Al Jazeera melaporkan, pesawat tempur UEA, Kamis siang kemarin, menggempur posisi pasukan Hadi di kota Zinjibar. Diberitakan, pasukan Hadi mulai mundur dari Zinjibar menuju Provinsi Shabwa.
Wakil Menlu Yaman Mohammed al-Khadrami mengecam keras intervensi langsung pesawat tempur UEA. Ia meminta Dewan Keamanan (DK) PBB mengecam keras intervensi UEA dalam pertempuran di Yaman selatan. Ia juga meminta DK PBB ikut menjaga kesatuan wilayah Yaman yang saat ini dicabik-cabik UEA.
Pengamat politik Yaman, Ansi al-Tamimi, kepada Al Jazeera mengatakan, ada kesepahaman UEA dan Saudi hingga pesawat tempur UEA berani menggempur posisi pasukan Hadi yang hampir menguasai seluruh kota Aden.
Kesepahaman UEA-Saudi itu, kata Tamimi, terwujud setelah ada pembagian wilayah di antara kedua negara. Provinsi Shabwah, Hadramaut, dan Al-Mahrah di bagian timur wilayah Yaman selatan di bawah pengaruh Saudi. Adapun Provinsi Lahij, Abyan, dan Aden di bagian barat wilayah Yaman selatan di bawah pengaruh UEA.