Pemerintah mendorong pembuatan pakan mandiri berbasis bahan baku limbah lokal. Salah satu limbah yang digunakan untuk alternatif bahan baku pakan adalah biji karet.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mendorong pembuatan pakan mandiri berbasis bahan baku limbah lokal. Salah satu limbah yang digunakan untuk alternatif bahan baku pakan adalah biji karet.
Biji karet bisa menggantikan bungkil kedelai yang selama ini bergantung pada impor.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto, di Jakarta, Jumat (30/8/2019), menyampaikan, salah satu kendala pengembangan pakan mandiri adalah bahan baku yang sulit diperoleh. Pihaknya akan memulai proyek percontohan pemanfaatan biji karet yang melimpah dan produksinya berkelanjutan.
Pada 2017, produk biji karet sebanyak 4,1 juta ton, tetapi yang dimanfaatkan baru 25 persen di antaranya atau 1 juta ton. Potensi pemanfaatan biji karet sebanyak 3,1 juta ton per tahun untuk menghasilkan tepung biji karet. Uji coba pemanfaatan biji karet dilakukan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
”Biji karet sebagai limbah agro belum maksimal dimanfaatkan. Jumlahnya melimpah dan tidak bersaing untuk konsumsi manusia sehingga bisa digunakan sebagai pengganti bungkil kedelai,” katanya.
Kandungan nutrisi bungkil karet antara lain protein 41,27 persen, lemak 4,73 persen, kadar abu 5,92 persen, dan serat kasar 5,94 persen. Pada bungkil kedelai, kandungan protein 49,17 persen, lemak 1,65 persen, kadar abu 7,26 persen, dan serat kasar 3,63 persen.
Karet dan produk kareta adalah salah satu komoditas ekspor utama Indonesia dengan negara tujuan utama Amerika Serikat.
Slamet menambahkan, pihaknya sedang menyusun model tata niaga biji karet dari kelompok perkebunan karet hingga ke koperasi bahan baku pakan dan kelompok pakan màndiri. Proyek percontohan itu melibatkan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dan Pemkab Kampar. Mulai 2020, pihaknya berencana membagikan mesin pemecah dan pembuat tepung biji karet bagi kelompok pakan mandiri.
Limbah makanan
Slamet menambahkan, pemanfaatan limbah untuk bahan baku pakan telah dilakukan beberapa kelompok pakan mandiri, antara lain pemanfaatan limbah kecap untuk bungkil kedelai dan limbah biskuit di Probolinggo, Jawa Timur. Di Manado, Sulawesi Utara, limbah minyak kelapa dimanfaatkan untuk bungkil kelapa, sedangkan di Riau berupa limbah kelapa sawit.
Komponen biaya sekitar 70 persen dari biaya produksi perikanan.
Penggunaan pakan mandiri dinilai mampu menekan biaya produksi hingga 30 persen. Dengan penerapan prinsip cara pembuatan pakan ikan yang baik (CPPIB), kualitas produk pakan mandiri diperkirakan mampu bersaing dengan pakan pabrikan.
Menurut Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Berkah Siongan, Desa Banjarsari, Kabupaten Probolinggo, Wahyudiono, pihaknya mampu memproduksi pakan ikan air tawar sebanyak 5-6 ton per bulan dengan memanfaatkan bahan baku lokal, seperti ikan rucah, dedak padi, bungkil kopra, ampas kecap, dan tepung biskuit. Pembudidaya bisa mendapat untung Rp 6.000 per kilogram. (LKT)