Di Resto Taman, Kami Makan
Akhir-akhir ini, kualitas udara Jakarta sedang memburuk. Setelah penat bergelut dengan polusi di jalan, tempat yang hijau dan asri seolah menjadi oase. Jika tak sempat pergi ke luar kota, beberapa restoran berkonsep taman di Jakarta bisa menjadi solusinya.
Akhir-akhir ini, kualitas udara Jakarta sedang memburuk. Setelah penat bergelut dengan polusi di jalan, tempat yang hijau dan asri seolah menjadi oase. Jika tak sempat pergi ke luar kota, beberapa restoran berkonsep taman di Jakarta bisa menjadi solusinya.
Udara Jakarta yang terik dan panas seolah terserap oleh hawa sejuk di restoran Halo Niko, Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Kamis (29/8/2019) sore. Restoran mungil ini ada di dalam kompleks pondok tamu Patria, Pejaten Barat, Jakarta Selatan.
Di dalam restoran terdapat kolam renang dengan pantulan air berwarna biru yang menyejukkan mata. Ada pula taman kecil di sudut restoran yang ditanami rumput hijau dan berpot-pot tanaman. Di sekeliling restoran juga digantung aneka macam tanaman bunga. Sungguh asri dan elok dipandang mata. Restoran berkonsep taman ini seolah menjadi oase di tengah teriknya udara Jakarta.
Sembari memilih menu makanan perpaduan antara Jawa dan Yunani, mata dimanjakan rindangnya taman. Restoran ini dimiliki oleh pasangan suami-istri berkebangsaan Indonesia-Yunani. Restoran mulai buka sejak Februari 2017. Kini, restoran ini sudah memiliki dua cabang, yaitu di Pejaten Barat dan Lippo Plaza Kemang.
”Konsep restoran ini banyak disukai masyarakat, katanya Instagramable. Karena restorannya adalah milik pasangan Jawa-Yunani, menu masakannya juga dibikin perpaduan Jawa-Yunani,” tutur Kamila Malsiana, pegawai restoran.
Karena penasaran dengan menu Jawa-Yunani, kami memilih menu ”Soulavki”. Makanan itu adalah kebab atau potongan daging, dicampur sayuran, mayones, dan dibalut roti pita. Ada tiga pilihan isian daging, yaitu daging sapi, kambing, serta ayam panggang. Kami memilih isian daging sapi panggang. Selain itu, kami juga memesan menu lain, yakni salad Yunani dan minuman limun dengan campuran lidah buaya.
Penyajian makanan di restoran ini memakan waktu yang cukup lama, antara 45 menit dan 1 jam. Beruntung, pemandangan di sekitar restoran tampak cantik sehingga pengunjung bisa melewatkan waktu sembari berjalan-jalan di taman. Di dekat kasir juga terdapat toko tas punya pemilik toko.
Souvlaki atau kebab ala Yunani sangat mengenyangkan. Potongan daging sapinya besar-besar dengan tingkat kematangan yang baik sehingga daging terasa juicy.
Di dalam sepiring kebab itu juga ditambahkan saus tzatziki dan ubi goreng yang diiris tipis seperti keripik sebagai pemanis. Saus tzatziki terbuat dari campuran sari parutan timun dan potongan daun dill. Rasanya gurih dan segar untuk menetralkan citarasa daging yang kuat.
”Menu makanan di sini semuanya adalah kreasi dari pemilik, yaitu Pak Niko. Kebetulan beliau adalah chef,” terang Kamila.
Untuk menyeimbangkan asupan karbohidrat dan protein, kami melanjutkan dengan menu salad Yunani. Perpaduan aneka sayuran, seperti tomat, timun, paprika hijau, bawang, zaitun, keju, dengan saus balsamic vinegar terasa segar. Sayuran yang digunakan pun berkualitas bagus sehingga terasa crunchy saat dikunyah.
Sebagai penutup hidangan, minuman bernama Mbak Vera yang direkomendasikan Kamila tak kalah menarik. Minuman itu dibuat dari sari lemon yang tidak terlalu asam, dicampur potongan lidah buaya. Terasa segar, dan dengan potongan lidah buaya yang kenyal di mulut.
Jika ingin berkunjung ke restoran ini, sebaiknya pada pagi-sore hari. Sebab, jika malam hari, keindahan taman dan bunga di restoran kurang terlihat.
Pada hari kerja, restoran dengan lokasi sedikit tersembunyi ini tidak terlalu ramai. Namun, pada akhir pekan, restoran dipadati pengunjung keluarga. Jadi, sebaiknya Anda memesan tempat terlebih dahulu.
Uma Uma
Selain restoran tersebut, sebuah kedai mungil di kawasan Melawai, Blok M, juga menarik untuk dikunjungi. Restoran yang buka sejak awal Agustus ini mengusung tema hijau dan tropis.
Begitu masuk ke dalam restoran, pengunjung akan disambut bunga, kaktus, dan sukulent. Bunga ditanam di pot-pot berbagai ukuran mulai kecil hingga besar. Bunga-bunga itu juga disusun rapi dalam rak kayu dan rotan. Selain untuk pajangan, bunga-bungaan itu juga bisa dibeli sebagai dekorasi ruangan.
Tak hanya mengusung tema hijau, Uma Uma juga menawarkan menu makanan yang terbilang sehat.
Tania Davina (36), pemilik restoran, mengatakan, sebelum berbisnis restoran, ia sempat menggeluti dunia katering makanan sehat. Berbagai menu jus dan salad tersedia di restoran ini. Dengan demikian, pengunjung dapat memesan menu yang lebih sehat dibandingkan makanan cepat saji dan gorengan.
”Kalau dibilang sehat banget juga enggak karena kesannya makanan sehat itu mahal dan rasanya kurang enak. Ini kami coba variasikan menu jus, salad, biar sehatan dikit gitu,” tutur Tania.
Sore itu, kami memilih menu Kapsalon dan Japanese Summer Salad. Kapsalon adalah menu kreasi si pemilik yang terinspirasi dari makanan jalanan di Belanda. Isinya adalah kentang goreng, potongan daging sapi, serta irisan selada, kol, tomat, dengan saus mayones, ditambah dengan sambal hijau, dan saus bawang. Meskipun ada gorengan kentang dan daging panggang, elemen sayuran tetap ada sehingga inovasi menu makanan jalanan dari Rotterdam ini menjadi versi lebih sehat.
Japanese Summer Salad berisi potongan telur, mi shirataki, tomat, jagung pipil, wortel, timun, rumput laut kering (nori), dengan saus soyu. Rasanya sedikit asam, tetapi menyegarkan.
Sementara untuk minumannya, kami memesan two worlds apart, yaitu perpaduan jus mangga dan buah naga, serta bloody thirsty atau perpaduan jus semangka, stroberi, lemon, dan sedikit jahe.
Jus di restoran ini tidak terlalu manis karena tidak menggunakan campuran gula. Sebagai gantinya, jika merasa kurang manis, restoran menyediakan gula cair untuk ditambahkan sesuai selera.
Sebagai penutup, kami memilih watermelon pizza, yaitu potongan semangka dengan topping krim dan potongan buah-buahan di atasnya.
Lokasi Uma Uma cukup strategis, yakni di kawasan Blok M. Apalagi, jika menggunakan kereta moda raya terpadu (MRT), Anda tinggal berjalan kaki dari lift yang menghubungkan antara Blok M Square dan Stasiun MRT Blok M. Trotoar di sepanjang pertokoan itu cukup lebar dan nyaman.
Sembari makan di Uma Uma, pengunjung juga bisa berbelanja pernak-pernik dekorasi rumah. Sebab, pemilik restoran juga memajang beberapa aksesori seperti bantal, vas bunga, keramik cangkir dan gelas, keranjang, dan berbagai hiasan lainnya.
Siku Dharmawangsa
Masih di kawasan Jakarta Selatan. Restoran lain dengan konsep taman ada di Jalan Dharmawangsa 10 Nomor 120 A. Kafe bernama Siku Dharmawangsa ini menawarkan area di dalam dan luar ruang. Di sisi luar ruang terdapat area beralaskan rumput sintetis. Area ini bisa digunakan untuk bersantai ala piknik dengan bean bag.
Sultan Saladin, Manager Siku Dharmawangsa, mengatakan, area beralaskan rumput sintetis itu berkapasitas 30-40 orang. Konsep itu menyasar ibu-ibu muda yang membawa anaknya. Apalagi, lingkungan di sekitar Siku Dharmawangsa banyak terdapat sekolahan.
Menu makanan dan minuman ini cocok dinikmati anak-anak ataupun dewasa. Sebut saja Tori Katsu dan Kim Berry, menu andalan Siku Dharmawangsa.
Tori Katsu adalah campuran nasi yang digoreng dengan mentega, potongan daging ayam filet yang digoreng crispy, serta sedikit bayam rebus di atasnya. Nasi mentega terasa gurih di lidah, tetapi sedikit berminyak. Sayuran bayam rebus di atas ayam gorengnya pun terlalu sedikit untuk menetralkan nasi yang berminyak.
Akan tetapi, Kim Berry datang dan memberikan kenikmatan tersendiri. Rasanya asam dan segar. Kim Berry adalah campuran yakult, sirup, susu segar, serta nanas dan stroberi yang ditumbuk kasar. Tekstur nanas dan stroberi masih terasa karena tidak dibiarkan lumat seperti jus. Kedua buah itu ditumbuk kasar lalu dicampur ke dalam minuman. Menariknya, di atas minuman itu juga ada pemanis berupa marshmellow yang disukai anak-anak.
”Di sini, kan, kebanyakan yang datang ibu-ibu yang membawa anaknya. Makanya, makanan juga dibuat supaya masuk di pembeli dewasa maupun anak-anak,” ujar Sultan.
Rita (41), pengunjung restoran, mengatakan, Siku Dharmawangsa berbeda dibandingkan kafe atau restoran lain karena memiliki tempat bermain anak. Meski tidak terlalu luas, hamparan rumput sintetis di restoran itu menciptakan nuansa berbeda. Menurut Rita, saat berada di tempat itu, suasananya seperti sedang piknik.
”Saya lumayan sering datang ke sini sembari menjemput anak sekolah. Anak-anak juga suka menunya karena ada beberapa menu es krimnya,” kata Rita.