Sebanyak lima orang tewas dan 21 orang terluka dalam insiden penembakan masal di dua kota di bagian barat Texas, Amerika Serikat, Sabtu (31/8/2019) waktu setempat. Sebelumnya, pada awal Agustus 2019, penembakan masal terjadi di kota El Paso dan Dayton, Texas, menewaskan 31 orang.
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
TEXAS, MINGGU — Sebanyak lima orang tewas dan 21 orang terluka dalam insiden penembakan masal di dua kota bagian barat Texas, Amerika Serikat, Sabtu (31/8/2019) waktu setempat. Korban meninggal termasuk pelaku penembakan yang tewas ditembak polisi.
Penembakan masal yang terjadi di Kota Midland dan Odessa ini merupakan yang kedua kalinya terjadi di negara bagian terbesar nomor dua di Amerika Serikat (AS). Pada awal Agustus 2019, penembakan masal di kota El Paso dan Dayton menewaskan 31 orang.
Juru Bicara Departemen Keamanan Publik Texas Kathering Cesinger menjelaskan, peristiwa itu terjadi saat pasukan keamanan Negara Bagian Texas berusaha menghentikan sebuah mobil, Sabtu sore, di jalan yang menghubungkan kota Midland dan Odessa. Mobil itu dihentikan karena tidak memberikan sinyal saat belok kiri.
Pengemudi mobil itu ternyata bersenjata dan menembak mobil patroli yang menghentikannya. Satu dari tiga pasukan keamanan di dalam mobil itu terkena tembakan dan meninggal.
”Pria bersenjata itu kemudian melarikan diri dan terus menembak orang lain yang tidak bersalah,” ujar Cesinger, Sabtu.
Pria bersenjata itu kemudian melarikan diri dan terus menembak orang lain yang tidak bersalah.
Kepala Polisi Kota Odessa Michael Gerke menambahkan, setelah menembak polisi, pelaku mengarah ke Odessa dan menembaki warga di sepanjang jalan yang dilewati. Selain polisi, sebanyak 21 warga tertembak.
Beberapa saat kemudian, pelaku mencuri truk pengantar pos dan meninggalkan mobilnya. Ia dikejar polisi sebelum menabrak sebuah kendaraan dekat bioskop Cinergy, Odessa.
Di sana, pelaku baku tembak dengan polisi sebelum akhirnya tewas tertembak. Hingga kini, polisi belum menyebutkan motif pelaku di balik serangan itu.
Polisi mengidentifikasi pelaku sebagai pria berkulit putih berusia 30 tahunan. Nama, asal, dan pekerjaan pria penembak itu belum disebutkan.
Wali Kota Midland Jerry Morales menyampaikan, saat serangan itu terjadi, ratusan orang sedang menikmati liburan akhir pekan di pusat perbelanjaan Cinergy. Serangan itu juga telah mengakibatkan tiga aparat polisi terluka.
”Itu sangat kacau. Ada rumor yang beredar, penembak itu berada di pusat perbelanjaan dan bioskop,” kata Morales.
Rumah sakit pusat di kota Odessa menerima 13 korban, termasuk satu korban yang meninggal. Direktur rumah sakit tersebut, Russell Tippin, menyatakan, tujuh orang dalam kondisi kritis, dua serius, dan dua telah dirawat dan diperbolehkan pulang.
Selain itu, satu korban berusia dua tahun telah dipindahkan ke rumah sakit lain. ”Saat ini, rumah sakit sudah stabil. Sudah Aman,” kata Tippin.
Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan, Presiden AS Donald Trump bertekad bekerja sama dengan para pemimpin kedua partai di kongres untuk mengatasi masalah kekejaman massal di sana.
Baru-baru ini, Trump menyerukan perhatiannya terhadap kesehatan mental sebagai cara untuk mengurangi penembakan masal. Namun, pemikiran itu dianggap ketinggalan zaman oleh sejumlah pakar kesehatan mental. (AFP/REUTERS)