Hujan yang mengguyur wilayah hulu Sungai Cisadane, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengakibatkan pintu air di Batu Belah dibuka pada Minggu (1/9/2019). Luapan air berikut sampah terbawa arus sungai yang membelah Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, hingga Kota Tangerang tersebut.
Oleh
PINGKAN ELITA DUNDU
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Hujan yang mengguyur wilayah hulu Sungai Cisadane, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengakibatkan pintu air di Batu Belah dibuka pada Minggu (1/9/2019). Luapan air berikut sampah terbawa arus sungai yang membelah Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, hingga Kota Tangerang tersebut.
Akibatnya, kini sampah memenuhi badan sungai, terutama di kolong Jembatan Unis, Jalan Perintis Kemerdekaan, Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Senin (2/9/2019). Hingga pukul 18.00, sebagian besar sampah sudah terangkut dari sungai tersebut.
”Hingga sore ini, petugas masih mengangkut sampah dari dalam badan sungai. Saat ini volume sampah memang meningkat karena terbawa arus dari hulu. Jumlahnya berkali-kali lipat dari kondisi normal,” kata Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang Agus Tholib di Kota Tangerang, Senin.
Agus menjelaskan, petugas PUPR Kota Tangerang dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang mengangkut sampah hingga 98 meter kubik.
”Ada 14 truk yang dikerahkan mengangkut sampah yang menumpuk di kolong Jembatan Unis. Satu truk mengangkat 7 meter kubik sampah,” ujar Agus.
Dengan kondisi ini, menurut Agus, volume sampah jauh berbeda dibandingkan dalam kondisi normal yang hanya sekitar 2-3 truk mengangkut sampah dari sungai.
TPA Cipeucang tidak longsor
Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan Wisman Syah mengatakan, sampah yang terbawa arus hingga ke Kota Tangerang bukanlah akibat dari longsor tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Cipeucang, yang berada di pinggir Sungai Cisadane. Akan tetapi, kemungkinan besar sampah tersebut berasal dari hulu dan terbawa arus.
Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan Wisman Syah mengatakan, sampah yang terbawa arus hingga ke Kota Tangerang bukanlah akibat dari longsor tempat pembuangan akhir sampah Cipeucang, yang berada di pinggir Sungai Cisadane. Akan tetapi, kemungkinan besar sampah tersebut berasal dari hulu dan terbawa arus.
”Saya pastikan sampai saat ini tidak ada longsor sampah (TPA Cipeucang), dari longsor terakhir (Februari 2019), saat puncaknya musim hujan,” kata Wisman di Tangerang Selatan, Senin.
Ia mengatakan, pada Minggu (1/9/2019) memang di Kabupaten Bogor terjadi hujan. ”Kami tidak mungkiri, masih ada warga yang membuang sampah di wilayah daerah aliran sungai,”papar Wisman.
Menurut Wisman, TPA Cipeucang menerima sampah pada pukul 16.00. Selanjutnya, TPA tersebut ditutup 1 jam setelah menerima sampah.
Untuk mencegah longsor, lanjut Wisman, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan berencana membangun sheet pile di wilayah pinggir sungai tersebut.
”Saat ini rencana pembangunan sheet pile masih dalam proses tahap akhir pelelangan,” kata Wisman.
Ketua Yayasan Banksasuci Ade Yunus mengatakan, pada Minggu malam sampah dari hulu melintas di sungai yang berada di sekitar lokasi Banksasuci, komunitas pegiat lingkungan hidup. Saat itu, arus aliran sungai deras.
”Karena terjadi hujan di hulu, pintu air Batu Belah dibuka sehingga arusnya deras, dan sling kami tidak kuat menahan. Bahkan, cornya sampai roboh,” kata Ade, Senin.
Ketika arus sungai deras seperti semalam, kata Ade, trap sampah di kawasan Banksasuci biasanya dibuka sementara karena tali sling tidak kuat menahan dan putus.
”Ini sering terjadi sehingga hanya dipasang di pinggiran,” kata Ade.
Menurut Ade, pihaknya sudah pernah mengusulkan ke pemerintah kota agar segera membuat trap sampah di perbatasan atau tepatnya di bawah jembatan tol tak jauh dari Restoran Istana Nelayan.
Ade juga berharap Pemerintah Kota Tangerang Selatan segera membangun pagar turap di TPA Cipeucang. Sebab, setiap kali sampah longsor sudah pasti langsung ke Sungai Cisadane karena keberadaan TPA Cipeucang persis di bawah bibir Sungai Cisadane.
Ia mengatakan, ke depan Banksasuci akan membangun TPST sehingga sampah anorganik, seperti gedebong pisang, rumput dan daun kering, serta bambu bekas, dapat segera diolah langsung.
”Untuk mengatasi sampah sungai, semua pemangku kepentingan harus dilibatkan. Enggak bisa saling mengandalkan, termasuk pemerintah provinsi juga harus hadir karena aliras Sungai Cisadane ini melintas di Kota Tangsel, ke Kabupaten Tangerang, ke Kota Tangerang, lalu Kabupaten Tangerang lagi,” papar Ade.