Puluhan penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Hong Kong dibatalkan, Minggu (1/9/2019). Kekacauan ini terjadi setelah jalur menuju bandara ditutup ribuan pengunjuk rasa.
Hong kong, minggu Unjuk rasa warga di Hong Kong berlanjut pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu (1/9/2019), dengan kembali menarget bandara. Namun, berbeda dari aksi menduduki bandara pada 12-14 Agustus lalu, kali ini pengunjuk rasa memblokade jalan-jalan dan jalur-jalur transportasi ke bandara guna menarik perhatian dunia pada tuntutan mereka.
Mengutip otoritas Bandara Internasional Hong Kong, koran South China Morning Post melaporkan, hingga pukul 19.55 waktu setempat, sedikitnya 26 penerbangan dari Hong Kong dan 17 penerbangan menuju Hong Kong dibatalkan. Eskalasi unjuk rasa, yang dipicu oleh penolakan terhadap rencana pemberlakuan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi, itu telah berlangsung sekitar tiga bulan.
Pengunjuk rasa bergeming pada tuntutan agar RUU Ekstradisi—yang memungkinkan warga Hong Kong bisa diadili dalam peradilan di China daratan—dibatalkan dan mendesak pemberlakuan demokrasi lebih luas. Pemerintah Hong Kong sejauh ini baru membekukan sementara RUU kontroversial itu.
Sejak demonstrasi meletus, total 900 orang telah ditangkap aparat, termasuk dua penggerak unjuk rasa Gerakan Payung tahun 2014, yakni Joshua Wong dan Agnes Chow yang ditahan Jumat lalu. Setelah membayar uang jaminan, Wong dan Chow dikenai tahanan luar.
Dalam demonstrasi kemarin, pengunjuk rasa melumpuhkan jaringan transportasi ke bandara. Mereka memblokade jalan-jalan, jalur kereta api, dan jalan masuk menuju bandara. Mereka dilaporkan menutup jalan masuk ke bandara dengan troli-troli. Mereka juga terlihat merusak kamera-kamera pengawas di sekitar lokasi itu sebelum diusir polisi.
Hari Minggu menjelang siang, operator layanan kereta menuju bandara, Airport Express, menghentikan layanan setelah pengunjuk rasa mengepung sebuah stasiun. Mayoritas pengunjuk rasa mengenakan pakaian hitam dan membuka payung guna menghindari kamera pengawas.
Mereka juga membuat barikade dan mencoba mengeblok arus lalu lintas di jalan-jalan utama. Banyak calon penumpang pesawat telantar dan pontang-panting meninggalkan kawasan itu dengan membawa barang-barang bawaan mereka.
Stasiun dirusak
Menjelang sore hari, saat massa meninggalkan area bandara, aksi berlanjut. Sejumlah orang dilaporkan merusak sejumlah fasilitas sebuah stasiun di Tung Chung. Mereka menggunakan batang logam untuk menghancurkan lampu dan membuka katup selang air. Akibatnya, air mengalir ke lantai area stasiun itu.
Pengunjuk rasa juga membuat barikade di dua jalan yang berdekatan dan membakar sejumlah benda di sekitar lokasi. Mereka baru meninggalkan stasiun di Tung Chung setelah bus penuh polisi antihuru-hara datang ke lokasi.
Protes di Hong Kong diperkirakan masih akan berlanjut. Hal ini menjadi tekanan bagi pemerintah Hong Kong, terutama menjelang peringatan 70 tahun berkuasanya Partai Komunis China yang akan jatuh pada 1 Oktober mendatang.
Unjuk rasa juga digelar sekitar 200 orang di depan kompleks Konsulat Inggris. Mereka mendesak Pemerintah Inggris memberikan status kewarganegaraan Inggris kepada warga Hong Kong yang lahir sebelum wilayah koloni Inggris itu dikembalikan ke China. Mereka berteriak, antara lain, ”Hak yang sama sekarang” dan ”Berpihaklah kepada Hong Kong”, sambil mengibarkan bendera Inggris. (AP/AFP/REUTERS/BEN)